Vincent Willem van Gogh adalah seorang seniman terkenal pada abad ke 20 yang berasal dari Belanda. Ia merupakan salah satu seniman yang berpengaruh dalam sejarah. Semasa hidupnya, van Gogh telah berhasil menciptakan 2.100 karya seni, termasuk 860 diantaranya adalah lukisan dari cat minyak. Sayangnya, ia dan karyanya baru dikenal oleh publik setelah meninggal dunia. Salah satu lukisannya yang sangat bermakna dan menyedihkan adalah At Eternity's Gate.Â
Lukisan ini dibuat saat ia sedang berada di Rumah Sakit Jiwa Saint Rmy, Perancis. Diketahui, saat itu ia mengidap bipolar disorder. Ketika berada dalam fase depresi, ia sering merasakan dorongan untuk mengerjakan ulang lukisannya. Lukisan At Eternity's Gate ini tepat diselesaikannya sebelum dua bulan kepergiannya, yaitu pada tahun 1890.Â
Awalnya lukisan ini didasari dari karya litografi yang pernah ia buat sebelumnya dengan sketsa pensil bernama Worn Out pada tahun 1882. Ia terinspirasi dari sebuah lukisan The Last Muster yang dilihatnya ketika mengunjungi negara Inggris. Lukisan tersebut bercerita tentang sekumpulan pria tua pensiunan yang sedang duduk melaksanakan kebaktian hari Minggu di Rumah Sakit Royal Chelsea, namun salah satunya ada yang meninggal dunia. Diketahui, pria itu adalah seorang veteran perang bernama Adriannus Zuyderland yang meninggal dengan keadaan lemas disamping temannya.Â
Dari sini, van Gogh merasa bahwa lukisan tersebut mirip dengan keadaannya yang saat itu juga mulai lelah karena gangguan mental yang diidapnya. Lalu, ia memiliki pikiran untuk membuat lukisan bernama At Eternity's Gate. Gambaran dari lukisan ini adalah seorang pria tua yang tengah duduk di kursi kayu dengan tangan yang menutupi wajahnya, seperti sedang merasa sedih atau putus asa. Lukisan ini juga sering disebut dengan nama Sorrowing Old Man.Â
Dilansir dari Artasapien, lukisan ini bukan hanya refleksi dari gejolak batin seorang van Gogh, namun juga kenyamanannya dalam memikirkan 'keabadian'. Kepalan tangan dalam lukisan tersebut menandakan kontrol atas sesuatu yang menunjukkan bahwa adanya konflik internal yang disembunyikan. Wajah yang ditutupi dengan tangan juga menunjukkan bahwa pria tersebut menyembunyikan emosinya, bahkan ketika sendirian.Â
Pada lukisan itu juga tidak terlihat seperti karya van Gogh lainnya yang memiliki banyak detail. Pria dalam lukisan terlihat menggunakan pakaian bombazine berwarna biru. Hal ini menunjukkan perasaan sedih dan gelisah, meskipun warna kesukaan van Gogh sendiri adalah biru dan makna warna bagi setiap orang berbeda. Lukisan ini berhasil membuktikan kepada dunia bahwa ada percikan harapan abadi yang bersinar disaat-saat tergelap dalam kehidupan van Gogh. Kini, ia hidup di dalam keabadian dengan tenang.Â
Lukisan ini pernah dijadikan sebagai film dengan judul yang sesuai dengan nama lukisannya, yaitu At Eternity's Gate. Film tersebut bercerita tentang perjalanan hidup van Gogh pada dua tahun terakhir sebelum kematiannya. Lukisan van Gogh adalah salah satu karya seni termahal di dunia, hingga memiliki museum khusus karyanya sendiri di Amsterdam. Sekarang lukisan tersebut berada di Museum Kröller-Müller, Belanda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H