Mohon tunggu...
Tasya Pardede
Tasya Pardede Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa seribu impian

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dampak AI Terhadap Dunia Kerja dan Pekerjaan

27 Desember 2024   23:58 Diperbarui: 27 Desember 2024   23:57 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

  • PENDAHULUAN

Di era revolusi industri 4.0, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi salah satu teknologi yang paling berpengaruh dalam mengubah lanskap dunia kerja. AI bukan hanya sekadar alat otomatisasi, tetapi juga menjadi kekuatan pendorong di balik transformasi berbagai sektor industri. Perkembangan AI telah memungkinkan mesin untuk melakukan tugas-tugas yang sebelumnya hanya dapat dilakukan oleh manusia, mulai dari analisis data yang kompleks hingga pengambilan keputusan yang cerdas. Hal ini membawa dampak yang signifikan terhadap dunia kerja dan pekerjaan manusia.

Kemunculan AI telah menimbulkan kekhawatiran mengenai masa depan pekerjaan. Banyak yang bertanya-tanya apakah AI akan menggantikan peran manusia di tempat kerja. Sebuah laporan dari (Al, 2017) mengungkapkan bahwa sekitar 375 juta pekerja di seluruh dunia mungkin perlu berganti pekerjaan atau memperoleh keterampilan baru pada tahun 2030 akibat otomatisasi dan AI. Meskipun demikian, AI juga membuka peluang baru bagi pekerja untuk mengembangkan keterampilan yang lebih kompleks dan bernilai tinggi. Pentingnya memahami dampak AI terhadap pekerjaan manusia tidak hanya terbatas pada aspek teknis, tetapi juga pada aspek sosial dan ekonomi. AI memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, tetapi juga dapat memperdalam kesenjangan sosial dan ekonomi jika tidak dikelola dengan baik. Menurut (Kose, 2014), AI dapat membawa perubahan yang signifikan dalam struktur pekerjaan dan ekonomi global, dengan beberapa pekerjaan menjadi usang sementara pekerjaan baru tercipta. 

Selain itu, AI juga mempengaruhi keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. Di era digital ini, keterampilan teknis seperti pemrograman dan analisis data menjadi semakin penting. Namun, keterampilan non-teknis seperti pemikiran kritis, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi juga menjadi krusial. Menurut laporan (World Economic Forum, 2022), keterampilan yang paling dibutuhkan di masa depan mencakup pemecahan masalah yang kompleks, pemikiran kritis, dan kreativitas. 

Dengan latar belakang tersebut, artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak AI terhadap dunia kerja dan pekerjaan manusia. Artikel ini akan membahas bagaimana AI mengubah struktur pekerjaan, keterampilan yang dibutuhkan di era AI, serta tantangan dan peluang yang muncul akibat perkembangan AI. Dengan memahami dampak AI, kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan yang terjadi dan memanfaatkan peluang yang ada untuk menciptakan dunia kerja yang lebih inklusif dan produktif.

  • PEMBAHASAN

Kecerdasan buatan (AI) telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai sektor industri dan ekonomi global. Salah satu dampak terbesar dari AI adalah transformasi dunia kerja dan pekerjaan manusia. Perkembangan teknologi ini membawa serta berbagai tantangan dan peluang yang memengaruhi cara kita bekerja, jenis pekerjaan yang tersedia, serta keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di era digital ini. Pembahasan ini akan mengeksplorasi dampak-dampak tersebut secara mendalam dan bagaimana strategi menghadapi hal tersebut.

  • Dampak AI Terhadap Dunia Kerja dan Pekerjaan Manusia
  •             Transformasi di era digital tentunya memberikan dampak yang signifikan terutama dampak pada penggunaan AI. Berikut dampak penggunaan AI di dunia kerja dan pekerjaan manusia yaitu:
  • Perubahan Struktur Pekerjaan

AI telah mengubah struktur pekerjaan dengan menggantikan tugas-tugas repetitif dan rutin yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Misalnya, di sektor manufaktur, robot dan mesin otomatis telah mengambil alih pekerjaan assembly line, meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Menurut laporan dari (Al, 2017), sekitar 50% dari semua tugas yang dilakukan oleh pekerja saat ini dapat diotomatisasi dengan teknologi yang sudah ada. Namun, ini juga berarti bahwa pekerjaan yang membutuhkan keterampilan rendah menjadi semakin rentan terhadap otomatisasi.

Sebaliknya, AI juga menciptakan peluang baru dengan munculnya jenis pekerjaan baru yang membutuhkan keterampilan khusus. Misalnya, pekerjaan di bidang pengembangan AI, data science, dan analisis data mengalami peningkatan permintaan. Pekerjaan ini tidak hanya memerlukan pengetahuan teknis tetapi juga keterampilan analitis dan pemecahan masalah yang tinggi. Pekerjaan seperti analis data, ilmuwan data, spesialis AI dan machine learning, serta spesialis transformasi digital menjadi semakin penting di masa depan (Hidayanto et al., 2024).

  • Keterampilan yang Dibutuhkan di Era AI

Dengan transformasi yang dibawa oleh AI, keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja juga berubah. Di era digital ini, keterampilan teknis seperti pemrograman, analisis data, dan pengelolaan sistem AI menjadi sangat dibutuhkan. Menurut (McAfee, 2014) dalam bukunya yang berjudul "The Second Machine Age", pekerja perlu mengembangkan keterampilan yang tidak mudah diotomatisasi, seperti pemikiran kritis, kreativitas, dan keterampilan interpersonal. Keterampilan ini memungkinkan pekerja untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi dan memanfaatkan AI untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi.

Selain keterampilan teknis, keterampilan non-teknis atau soft skills juga menjadi semakin penting. Kemampuan berkomunikasi, bekerja dalam tim, dan memimpin proyek menjadi krusial karena AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan interaksi manusia. Keterampilan ini membantu pekerja untuk berkolaborasi secara efektif dan memecahkan masalah kompleks yang melibatkan berbagai disiplin ilmu. Sebuah studi oleh (Morandini et al., 2023), menunjukkan bahwa keterampilan interpersonal dan emosional menjadi semakin relevan di era otomatisasi dan AI, karena membantu pekerja untuk menavigasi perubahan dan mempertahankan hubungan kerja yang positif.

  • Dampak Sosial dan Ekonomi

AI tidak hanya memengaruhi pekerjaan individu, tetapi juga memiliki dampak yang lebih luas terhadap ekonomi dan masyarakat. Salah satu dampak positif AI adalah peningkatan efisiensi dan produktivitas. Dengan mengotomatisasi tugas-tugas rutin, perusahaan dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan output. AI dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga 40% pada tahun 2035, dengan potensi untuk meningkatkan pendapatan global hingga $14 triliun.

Namun, AI juga menimbulkan kekhawatiran tentang kesenjangan sosial dan ekonomi. Automatisasi dapat menyebabkan pengangguran bagi pekerja yang tidak memiliki keterampilan yang relevan di era digital. Sekitar 375 juta pekerja di seluruh dunia mungkin perlu berganti pekerjaan atau memperoleh keterampilan baru pada tahun 2030 akibat otomatisasi dan AI. Hal ini menuntut adanya program pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling) yang efektif untuk memastikan bahwa pekerja dapat beradaptasi dengan perubahan ini. Selain itu, AI juga memiliki potensi untuk memperdalam ketidaksetaraan ekonomi jika manfaatnya tidak didistribusikan secara merata. Perusahaan-perusahaan besar yang memiliki sumber daya untuk mengembangkan dan mengadopsi teknologi AI mungkin mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil atau pekerja individu. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk menciptakan kebijakan dan inisiatif yang mendukung inklusi dan pemerataan manfaat AI.

  • Tantangan dan Peluang

Meskipun AI membawa banyak peluang, ada juga sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah masalah etika dan privasi. Penggunaan AI dalam pengolahan data besar menimbulkan kekhawatiran tentang perlindungan data pribadi dan privasi. Misalnya, teknologi pengenalan wajah yang digunakan untuk keamanan juga dapat disalahgunakan untuk mengawasi dan mengontrol individu. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan kerangka kerja etis yang memastikan penggunaan AI secara bertanggung jawab dan melindungi hak-hak individu. Selain itu, tantangan lainnya adalah kebutuhan untuk menciptakan regulasi yang tepat. Regulasi yang terlalu ketat dapat menghambat inovasi, sementara regulasi yang terlalu longgar dapat menimbulkan risiko bagi masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah dan regulator perlu bekerja sama dengan industri untuk menciptakan regulasi yang seimbang dan adaptif terhadap perkembangan teknologi AI. Di sisi lain, AI juga membuka peluang besar untuk inovasi dan kemajuan di berbagai sektor. Di bidang kesehatan, AI digunakan untuk mendiagnosis penyakit, mengembangkan pengobatan yang dipersonalisasi, dan meningkatkan manajemen rumah sakit. Di sektor pertanian, AI membantu petani untuk memantau tanaman, mengoptimalkan penggunaan pupuk, dan meningkatkan hasil panen. Di industri transportasi, AI digunakan untuk mengembangkan kendaraan otonom yang dapat meningkatkan keselamatan dan efisiensi transportasi (Siti Masrichah, 2023).

AI juga memiliki potensi untuk meningkatkan inklusi sosial dan ekonomi. Misalnya, AI dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi pendidikan yang membantu orang-orang di daerah terpencil untuk mengakses pendidikan berkualitas. Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk menciptakan peluang kerja bagi kelompok-kelompok yang terpinggirkan, seperti penyandang disabilitas. Dengan demikian, AI dapat menjadi alat yang kuat untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan.

2. Strategi untuk Menghadapi Transformasi AI

Untuk menghadapi transformasi yang dibawa oleh AI, diperlukan strategi yang komprehensif dan kolaboratif. Beberapa langkah yang dapat diambil yaitu:

  • Pendidikan dan Pelatihan

Pemerintah, industri, dan institusi pendidikan perlu bekerja sama untuk menyediakan program pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja di era digital. Program reskilling dan upskilling harus menjadi prioritas untuk memastikan bahwa pekerja memiliki keterampilan yang diperlukan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi.

  • Kebijakan Inklusif

Pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang mendukung inklusi sosial dan ekonomi. Ini termasuk menciptakan program bantuan bagi pekerja yang terdampak oleh otomatisasi, serta memastikan bahwa manfaat AI didistribusikan secara merata.

  • Kerangka Etis dan Regulasi

Pengembangan kerangka kerja etis yang memastikan penggunaan AI secara bertanggung jawab sangat penting. Regulasi yang adaptif dan seimbang diperlukan untuk melindungi hak-hak individu tanpa menghambat inovasi.

  • Kolaborasi dan Kemitraan

Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat sipil sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan AI. Kemitraan publik-swasta dapat membantu mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh AI.

  • Inovasi dan Penelitian

Investasi dalam penelitian dan pengembangan AI harus terus ditingkatkan untuk mendorong inovasi. Pemerintah dan industri perlu mendukung penelitian yang berfokus pada aplikasi AI yang dapat memberikan manfaat sosial dan ekonomi.

Dengan strategi yang tepat, kita dapat memanfaatkan potensi AI untuk menciptakan dunia kerja yang lebih produktif, inklusif, dan berkeadilan. AI memiliki kemampuan untuk membawa perubahan positif jika dikelola dengan baik dan digunakan secara bertanggung jawab.

  • KESIMPULAN

Dampak AI terhadap dunia kerja dan pekerjaan manusia sangat signifikan. AI telah mengubah struktur pekerjaan dengan menggantikan tugas-tugas repetitif dan menciptakan peluang baru yang membutuhkan keterampilan khusus. Di era digital ini, keterampilan teknis dan non-teknis menjadi semakin penting untuk dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi. AI juga membawa dampak sosial dan ekonomi yang luas, termasuk peningkatan efisiensi dan produktivitas, serta tantangan seperti pengangguran dan ketidaksetaraan ekonomi. Meskipun demikian, AI membuka peluang besar untuk inovasi dan kemajuan di berbagai sektor, seperti kesehatan, pertanian, dan transportasi.

Untuk menghadapi transformasi yang dibawa oleh AI, diperlukan strategi yang komprehensif dan kolaboratif. Pemerintah, industri, dan institusi pendidikan perlu bekerja sama untuk menyediakan program pendidikan dan pelatihan yang relevan, menciptakan kebijakan inklusif, serta mengembangkan kerangka kerja etis dan regulasi yang tepat. Dengan strategi yang tepat, AI dapat dimanfaatkan untuk menciptakan dunia kerja yang lebih produktif, inklusif, dan berkeadilan. AI memiliki kemampuan untuk membawa perubahan positif jika dikelola dengan baik dan digunakan secara bertanggung jawab.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Al, J. M. et. (2017). Jobs lost, jobs gained: What the future of work will mean for jobs, skills, and wages. In McKinsey Global Institute. https://www.mckinsey.com/featured-insights/future-of-work/jobs-lost-jobs-gained-what-the-future-of-work-will-mean-for-jobs-skills-and-wages

Hidayanto, S., Putriyani, A., Nurul Hidayah, A., Fuja Erinna, A., Brigita Nempung, C., Maharani, I., Reyhan Mauliano, P., Marisca, A., Rizkyah, A., Firdianti, N., Sa, N., Dewi Yuliana, S., Mutiah, W., Fiorentina, A., Asri Febrilia, A., Febrianti, D., Dwi Olivianty, M., Tiodora, N., Regita Cahyani, S., ... Dewa, R. (2024). Masa Depan Komunikasi Ai Dalam Dunia Public Relations. WIDINA MEDIA UTAMA. www.freepik.com

Kose, U. (2014). The Second Machine Age: Work, Progress, and Prosperity in a Time of Brilliant Technologies. Journal of Multidisciplinary Developments., 1(1), 7--8. https://doi.org/10.1177/1946756714541404

McAfee, E. B. dan A. (2014). The Second Machine Age: Work, Progress, and Prosperity in a Time of Brilliant Technologies. W.W. Norton & Company.

Morandini, S., Fraboni, F., De Angelis, M., Puzzo, G., Giusino, D., & Pietrantoni, L. (2023). the Impact of Artificial Intelligence on Workers' Skills: Upskilling and Reskilling in Organisations. Informing Science, 26(October 2024), 39--68. https://doi.org/10.28945/5078

Siti Masrichah. (2023). Ancaman Dan Peluang Artificial Intelligence (AI). Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan Dan Sosial Humaniora, 3(3), 83--101. https://doi.org/10.55606/khatulistiwa.v3i3.1860

World Economic Forum. (2022). The future of jobs report 2020 | world economic forum. The Future of Jobs Report, October, 1163. https://www.weforum.org/reports/the-future-of-jobs-report-2020/digest

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun