Program Studi Pendidikan Guru (PPG) Universitas Negeri Malang (UM) menggelar Diklat bertema "Wawasan Kebhinekaan Global (WKG)" yang dilaksanakan bagi Mahasiswa PPG dalam jabatan PGSD Kelas 006 K1A3 Tahun 2023 Universitas Negeri Malang pada tanggal 21 Januari 2024 secara daring melalui zoom meeting
Kegiatan yang dilaksanakan selama 500 menit atau setara dengan 10JP ini diikuti oleh 30 mahasiswa PPG dalam jabatan didampingi oleh dua instruktur yaitu, Â Dr. Shirly Rizki Kusumaningrum, M.Pd dan Dr. Intan Sari Rufiana, M.Pd. Dalam kegiatan ini dibahas 5 topik utama, yaitu: kebhinekaan global, kebhinekaan Indonesia, berdamai dengan diri, keberagaman di sekolah, dan sekolahku yang damai.
Pelaksanaan diklat Wawasan Kebhinekaan Global memiliki tujuan utama agar calon pendidik dapat memahami perbedaan dalam kehidupan secara menyeluruh hingga lingkup global bukan sekadar keberagaman antar suku. Tidak hanya itu, Wawasan Kebhinekaan Global akan memperkuat wawasan kearifan lokal dan khazanah budaya bangsa yang harus terus lestari. Selain dari tujuan pelaksanaan Diklat WKG menjadi landasan bagi calon guru untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang keberagaman budaya di dalam dan luar negeri, juga membekali dengan keterampilan berinteraksi secara positif dalam lingkungan multikultural.
Diklat Wawasan Kebhinekaan Global ini memberikan inspirasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi keberagaman untuk membentuk karakter siswa menjadi manusia Indonesia yang memiliki Iman dan Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong,mandiri, kreatif dan bernalar kritis ( Profil Pelajar Pancasila ).
Selain dari munculnya inspirasi dan meningkatnya kesadaran tolenransi keberagaman tujuan dari Diklat WKG ini untuk memberi wawasan dan pengetahuan yang lebih luas kepada mahasiswa PPG Daljab PGSD calon guru professional mengenai keberagaman budaya, agama, suku dan ras serta globalisasi yang berdampak pada dunia Pendidikan. Mahasiswa diajarkan untuk bersikap terbuka, toleransi dan menghormati keunikan setiap individu teristimewa kepada peserta didik yang ada di sekolahnya. Alur dari kegiatan WKG ini yaitu : MARKA ( M : Mulai dari diri, A : Aktivitas, R : Refleksi, K : Konsep dan A : Aplikasi ).
Kegiatan WKG ini dimulai dari Pukul 07.00 WIB sampai Pukul 17.00 WIB. Meskipun dengan waktu yang cukup lama, namun tidak membosankan. Penyajian materi yang dikemas begitu menarik, pemaparan materi oleh instruktur begitu menyenangkan sehingga membuat suasana menjadi hidup. Kegiatan ini bukan hanya berisi sajian  materi saja, namun setiap topik yang dibahas memuat aktivitas dan permainan yang mampu membangkitkan semangat dan motivasi mahasiswa.
Topik 1 : Kebhinekaan Global, mahasiswa belajar tentang fakta penduduk Pribumi dan Non Pribumi. Ini tidak tepat lagi digunakan karena sejak dahulu kala manusia bermigrasi mencari kehidupan yang lebih baik. Manusia lahir dari orang tua asli Indonesia tetapi belum tentu dirinya adalah ras asli Indonesia.Bisa terjadi karena percampuran beberapa ras lain yang ada dalam dirinya. Dengan demikian tidak ada diskriminasi antar Pribumi dan Non Pribumi, karena pada dasarnya Indonesia merupakan satu kesatuan meskipun dari ras, suku, agama dan budaya yang berbeda beda.
Topik 2 : Kebhinekaan Indonesia, mahasiswa belajar tentang Indonesia yang memiliki latar belakang suku, agama, ras, budaya hingga adat yang berbeda beda tetapi semuanya tetap sama yaitu masyarakat Indonesia. Keberagaman ini tersebar dari Sabang sampai Marauke. Dengan adanya keberagaman ini,menjadikan Indonesia tidak mudah terpecah, tetap menjaga persatuan dan kesatuan serta toleransi pada masyarakatnya. Maka dari itu masyarakat Indonesia selalu berpegang teguh pada semboyan Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda beda tetapi tetap satu.
Yang lebih menarik dalam diklat ini adalah pada Topik 3 : Berdamai dengan Diri, mahasiswa diajak oleh instruktur Dr. Shirly Rizki K, M.Pd untuk berdamai dengan diri dengan mengucapkan terima kasih kepada diri sendiri. Disini baru disadari oleh mahasiswa betapa pentingnya peran diri kepada diri sendiri. Dengan gaya, cara dan karakter yang dimiliki oleh Dr. Shirly Rizki K, M.Pd telah menghantar mahasiswa menghayati hal ini, mengobrak abrik hati dan emosi mahasiswa sehingga banyak yang meneteskan air mata ketika mengucapkan terima kasih kepada diri sendiri. Berdamai dengan diri berarti  berani mengakui dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
Topik 4 : Keberagaman di Sekolah, mahasiswa diajak oleh instruktur Dr. Intan Sari Rufiana, M.Pd untuk bermain peran yang dilakukan secara kelompok terdiri dari 5 orang dengan karakter dan peran yang sudah ditentukan, seperti karakter kepala sekolah yang plin plan, orang tua siswa yang kolot sehingga tidak bisa menerima perbedaan, guru yang kreatif namun selalu sibuk dengan tugasnya, pihak yayasan yang birokratis dan adil serta siswa yang eksploratif. Setiap kelompok akan bermain peran dengan tema yang berbeda. Disini mahasiswa belajar untuk selalu terbuka menerima keberagaman disekolah baik siswa maupun guru. Pada akhir kegiatan mahasiswa melakukan diskusi dan refleksi bersama untuk mengetahui dampak dampak negatif yang muncul dari keberagaman ini dengan menemukan solusi yang bisa diambil dari kasus kasus tersebut.
Sedangkan pada Topik 5 : Sekolahku yang Damai, mahasiswa belajar bagaimana menjadikan sekolah yang memberi rasa aman, nyaman dan damai bagi tumbuh kembang siswa. Sekolah yang memberikan pembelajaran secara merata, menyeluruh tanpa membeda bedakan dan pilih kasih terhadap siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman dan damai bagi penghuninya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H