Mohon tunggu...
Tasya Nathania
Tasya Nathania Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi

belajar adalah sebuah proses :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kurangi Limbah Cair Tahu Dengan Cara Ini, Anda Penyelamat Lingkungan

8 Februari 2021   10:02 Diperbarui: 8 Februari 2021   11:36 1676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahu. Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata tahu? Sebagian besar orang mungkin berpikir tentang makanan tradisional, bertekstur lembut, bergizi, dan murah harganya. Tak sedikit yang melayangkan pikirannya langsung pada makanan olahan tahu. Tahu bakso, tahu walik, pepes tahu misalnya. Masyarakat memang sangat familiar dengan fermentasi kedelai yang satu ini. Ditambah lagi data BPS (2020), menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi tahu masyarakat Indonesia selama 3 tahun terakhir sebesar 8,09 kg/kapita. Hal ini membuat industri tahu semakin pesat berkembang karena permintaannya tinggi.

Menilik pada proses pengolahannya, industri tahu menghasilkan limbah padat dari proses penyaringan dan penggumpalan, serta limbah cair dari proses pencucian, perebusan, pengepresan, dan pencetakan tahu. Bisa Anda bayangkan berapa liter limbah cair dari serangkaian proses ini? Ya, sangat banyak bukan. Tak terbayang bila limbah ini dibuang begitu saja ke sungai tanpa diolah.

Tabel 1. Kandungan Senyawa pada Limbah Cair Tahu

Senyawa

Kadar (mg/L)

Timbal (Pb)

0,24

Kalsium (Ca)

34,1

Besi (Fe)

0,19

Tembaga (Cu)

0,12

Natrium (Na)

0,59

Sumber: Lisnasari (1995).

Seringkali limbah produksi tahu tidak diolah dengan benar sebelum dibuang sehingga mencemari lingkungan. Selain mengandung logam berat Pb, Fe, dan Cu, limbah ini berbau busuk oleh karena degredasi dari sisa protein menjadi amoniak. Artikel yang Anda baca ini menyajikan solusi pengolahan limbah tahu menjadi pupuk organik cair yang ekonomis, namun tidak mengurangi manfaatnya. Tanaman membutuhkan pupuk untuk suplai unsur hara agar pertumbuhannya optimal, sama halnya seperti manusia butuh makanan untuk suplai gizi supaya dapat bertahan hidup. Pupuk diketahui dapat membuat media tanam lebih subur, menyediakan unsur hara untuk diserap akar tanaman, dapat pula dijadikan sebagai pembenah tanah. Dengan demikian, pemupukan tanaman sangat penting untuk pertumbuhan dan kesehatan tanaman.

Limbah cair tahu memiliki kadar air dan protein yang tinggi. Selain itu, apabila diolah dengan benar kandungan hara POC limbah tahu dapat memenuhi standar mutu Permentan nomor: 28/SR.130/B/2009. Akan tetapi, perlu ditambahkan bahan baku lain untuk mendapatkan komposisi pupuk yang diinginkan. Beberapa bahan yang dapat ditambahkan pada pembuatan POC limbah cair tahu, diantaranya:

  • Paitan dan gamal untuk menambah kandungan Nitrogen.

Paitan (Tithonia diversifolia (Hamsley) A. Gray) maupun Gamal (Gliricidia sepium) dapat Anda tambahkan pada limbah cair tahu untuk mendapatkan POC kaya akan nitrogen. Keduanya memiliki kandungan Nitrogen yang tinggi. Apabila difermentasikan bersama dengan limbah cair tahu akan menghasilkan pupuk organik cair yang kaya akan hara N. Cocok untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman. Pembuatan POC dapat dilakukan dengan memfermentasi limbah cair tahu kemudian ditambahkan dengan serbuk paitan atau gamal dengan waktu fermentasi selama 12 hari. Serbuk paitan dan gamal dapat dibuat dengan mengeringkan daun dan batang, kemudian dihaluskan untuk didapatkan serbuk.

  • Kulit nanas, batang pisang, dan daun ketapang untuk menambah kandungan Phospor.

Ketiga-tiganya mengandung fosfor tinggi, cocok digunakan untuk pembuatan pupuk organik. Pembuatan POC dapat dilakukan dengan memfermentasi limbah cair tahu kemudian ditambahkan dengan kulit nanas/ batang pisang/ daun ketapang yang telah dicacah, dengan waktu fermentasi selama 7-12 hari. Penambahan hara fosfor melalui POC akan lebih efektif dibandingkan dengan pupuk padat karena diaplikasikan langsung ke tanaman, membuat fosfor mudah diserap tanaman dan menghindari resiko hara tercuci oleh air.

  • Kulit pisang dan jerami padi, ditambah dengan air kelapa untuk menambah kandungan Kalium.

Kandungan kalium pada kulit pisang dan jerami padi tinggi sehingga cocok dimanfaatkan untuk mendapatkan POC yang kaya akan kalium. Proses fermentasi secara khusus ditambahkan dengan air kelapa yang memang kaya akan K/ Potassium dan mengandung gula dengan jumlah yang bervariasi. Pembuatan POC dilakukan dengan memfermentasi limbah cair tahu dan air kelapa kemudian ditambah dengan kulit pisang atau jerami padi yang telah dicacah. Waktu fermentasi selama 12-14 hari.

Jangan lupakan catatan berikut ketika Anda memfermentasikan limbah cair tahu. Pertama, tambahkan starter EM4 agar proses fermentasi berjalan lebih cepat. Kedua, Anda bisa menambahkan air gula sebagai nutrien yang dibutuhkan mikroorganisme selama proses fermentasi. Ketiga, pastikan ember, tong, atau jerigen tempat Anda memfermentasikan POC kedap udara dan terbebas dari kontaminan. Keempat, pastikan kondisi lingkungan seperti pH, dan suhu terkontrol. Simpan POC pada tempat yang teduh, terlindung dari hujan dan sinar matahari secara langsung.

Selamat mencoba dan mengkombinasikan formula pupuk Anda! Salam Tani. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun