Mohon tunggu...
Tasya Nabila Witania Suhanda
Tasya Nabila Witania Suhanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa perikanan unpad 2018

calon orang sukses, istri idaman mertua dan dia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis Pemasaran Abon Ikan Sidat di Sukabumi

6 November 2021   20:10 Diperbarui: 6 November 2021   20:11 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 “ANALISIS PEMASARAN ABON IKAN SIDAT DI SUKABUMI

Junianto1 dan Tasya Nabila Witania Suhanda2

 

Dosen Departemen Perikanan_UNPAD

Mahasiswa Program Studi Perikanan _ UNPAD

Kementerian Kelautan dan Perikanan terus berupaya meningkatkan konsumsi ikan per kapita nasional. Pada tahun 2018, konsumsi ikan nasional mencapai 50,69 kg per kapita (Antara News, 2018). Angka konsumsi ini dihasilkan dari jumlah kilogram ikan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia selama satu tahun, dalam bentuk konversi sesuai dengan konsumsi ikan segar utuh, baik ikan laut maupun ikan air tawar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2003) merekomendasikan makan setidaknya dua porsi ikan seminggu.

Salah satu ikan yang hidup di perairan pedalaman Indonesia adalah sidat (Anguilla sp). Ikan sidat memiliki kelebihan dalam diet tinggi, dimana per 100 gram daging belut terdapat vitamin 5.000 IU (Sarwono, 2000), juga mengandung kalori 303 gram, protein 1,0 gram, lemak 19,0 gram, fosfor 200 gram, 20 gram zat besi, 700 IU/100 gram vitamin A, 0,10 mg vitamin B, 2,0 mg vitamin C, dan kadar air 58 gram (Affandi, 2001).

Lubang merupakan nama lokal ikan sidat di daerah Sukabumi ikan sidat sendiri adalah makanan yang populer dan termasuk barang mewah. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sidat, sekitar 80% ditutupi oleh kegiatan budidaya, meskipun benih (elver dan sable) terus bergantung pada hasil tangkapan di alam. Masyarakat Jepang merupakan konsumen belut terbesar di dunia dengan total konsumsi 100.000 ton per tahun. Negara lain seperti China, Korea, Amerika, Denmark, Perancis, Italia, Bergia dan Jerman juga merupakan negara yang banyak mengkonsumsi belut (Fahmi dan Hirnawati, 2010). Upaya pengenalan produk sidat kepada masyarakat lokal di Indonesia saat ini mulai diwujudkan dengan memproduksi makanan olahan yang sesuai dengan selera masyarakat Indonesia salah satunya yaitu abon.

Abon ikan merupakan produk olahan hasil perikanan yang dibuat dari daging ikan, atau olahan ikan yang diberi bumbu. Abon diolah dengan cara perebusan, penggorengan, pengepresan atau pemisahan minyak. Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, dan memiliki daya awet yang relatif lama. Jenis ikan yang baik untuk pembuatan abon adalah jenis ikan yang mempunyai serat yang kasar dan tidak mengandung banyak duri. Pada proses pemasakan abon ikan, selain penggorengan juga dapat dilakukan dengan metode penyangraian. Kedua metode ini akan mempengaruhi karakteristik mutu kimia organoleptik produk abon yang dihasilkan.

Tabel Kandungan Gizi Abon Ikan Sidat

Kandungan
Jumlah
Omega 3
10,9
EPA
1337
DHA
742
Vitamin A
4709
Vitamin B
6,1
Zat Besi
1
Protein
38
Kalori
375
Kalsium
40

            

Segmentasi dari produk abon ikan sidat adalah sebagi berikut :

Faktor Segmentasi Geografis       : Berfokus di daerah Kabupaten Sukabumi Jawa Barat dan juga bisa dijangkau diseluruh Indonesia melalui e-Commerce.

Faktor Segmentasi Demografis    : Untuk semua umur anak-anak hingga orangtua dan bisa dijangkau oleh menengah bawah sampai menengah atas.

Faktor Segmentasi Psikografis     : Beberapa olahan abon ikan berasal dari jenis-jenis ikan yang sudah umum digunakan yang membuat konsumen merasa bosan sehingga penggunaat ikan sidat menjadi salah satu opsi baru dalam produk olahan abon ikan.

Faktor Segmentasi Perilaku          : Produk mudah dibawa, bisa dimakan kapansaja dan praktis.

Produk abon ikan sidat termasuk kedalam product differentiation yaitu dimana diferensiasi produk adalah proses pembedaan suatu produk atau jasa untuk membuatnya lebih menarik terhadap suatu pasar sasaran tertentu. Pembedaan tersebut dilakukan baik terhadap produk kompetitor maupun terhadap produk lain dari produsen produk itu sendiri.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Affandi R. 2001. Budidaya Ikan Sidat. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor.

Antara News. 2018. KKP perkirakan angka konsumsi ikan 2018 lampaui target. 17 Desember 2018. Diakses pada 14 September 2020.

Effendie IM. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta.

Fahmi MR, Hirnawati R. 2010. Keragaman Ikan Sidat Tropis (Anguilla sp.) di PerairanSungai Cimandiri, Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta. Hal 1-8.

Sarwono. 2000. Budidaya Belut dan Sidat. Penebar Swadaya. Jakarta.

WHO. 2003. Diet, Nutrition, and the Prevention of Chronic Disease. Technical Report Series 916 of a Joint FAO/WHO Expert Consultation. Genewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun