Mohon tunggu...
Tasya Mirza
Tasya Mirza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tugas Kampus

Tasya Mirza (2032019038)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Free Fire terhadap Kebiasaan Remaja

11 Agustus 2021   00:40 Diperbarui: 11 Agustus 2021   00:45 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini, game online sangat banyak di gemari oleh berbagai macam kalangan, dari kalangan anak-anak hingga kalangan dewasa. Ada banyak jenis game online yang cukup populer belakangan ini. Game tersebut antara lain Mobile Legend, Free Fire, PUBG, Life After, AoV, dan lain lain sebagainya. Game online ini dapat dimainkan dengan cara yang cukup mudah dengan bermodalkan android dan paket internet untuk dapat bermain game ini.

Salah satu game online yang paling populer di kalangan remaja adalah Free Fire. Free Fire, ataupun biasa dapat di sebut dengan nama Garena Free merupakan suatu permainan battle royale yang dikembangkan oleh 111 Dots Studio dan juga diterbitkan oleh Garena untuk perangkat Android dan juga iiOS. Semenjak dirilis nya game ini, Free Fire menjadi salah satu game online yang paling banyak di unduh melalui fitur aplikasi Play Store.

Saat ini, Free Fire sudah sangat banyak dimainkan oleh gamers pemula dan juga profesional. Game yang dirilis dan dikembangkan oleh pihak Garena iniunik dengan kualitas grafis yang tinggi sehingga menarik untuk dimainkan. Karakter-karakter yang ada di dalam Free Fire mempunyai kemampuan yang berbeda beda dengan desain yang cukup bagus.

Game Free Fire ini merupakan salah satu game online yang ramah untuk smartphone dengan spek rendah. Terkadang, para pengguna game online sering memberikan keluhan bahwa spesifikasi smartphone mereka tidak mampu mengakomodasi kebutuhan grafis dari game online mereka. Namun, Free Fire dapat digunakan untuk smartphone dengan spesifikasi yang rendah, sehingga dapat dimainkan hingga semua kalangan.

Kualitas grafik yang ada di game ini juga cukup stabil. Dengan fitur yang menarik serta karakter yang unik, Free Fire sangat diminati oleh berbagai macam kalangan, terutama oleh pihak remaja. Selain itu, para gamer dapat melakukan top up dengan cara mendatangi minimarket terdekat ataupun secara online untuk menggunakan fitur fitur premium yang telah disediakan.

Namun permasalahan yang dihadapi saat ini, sudah sangat banyak para gamers dari Free Fire yang mengalami kecanduan berlebihan untuk memainkan game ini. Banyak di antara mereka yang mengidap efek samping dari game online, yaitu rusaknya kebiasan kebiasan para remaja yang terlalu banyak memainkan Free Fire secara berlebihan dan di waktu yang terlalu panjang. Kecanduan Free Fire yang berlebihan ini juga memberikan dampak buruk bagi para remaja sehingga mengganggu aktivitas mereka, dari kebiasaan sekolah mereka, waktu belajar, hingga kondisi kesehatan yang di alami.

Kecanduan yang berlebihan ini juga memberikan dampak negatif terhadap kebiasaan para remaja. Hal ini mendorong mereka unutk bermain game dalam waktu yang sangat lama sehingga melupakan dan mengabaikan aktivitas mereka lainnya. Banyak para remaja yang tidak lagi mengingat jadwal belajarnya dan mengabaikan tugas tugas sekolahnya akibat bermain game dengan porsi waktu yang berlebihan dari waktu yang normal.

Sebelumnya, penulis telah mewawancarai dua orang remaja yang memainkan game Free Fire, yaitu Ario dan Saiful. Dalam sehari, mereka berdua bermain Free Fire lebih dari 4 jam. Mereka mengatakan bahwa dengan bermain game, mereka dapat menghilangkan rasa suntuk dan untuk mengisi waktu luang. Akan tetapi, game tersebut membuat mereka melalaikan kewajiban mereka dalam melaksanaan pekerjaan rumah dan juga mengabaikan waktu belajar mereka. Mereka yang awalnya hidup teratur, menjadi tidak lagi teratur akibat kecanduan Free Fire. 

Selain itu, mereka juga mengabaikan kondisi kesehatan mereka karena seringkali melewatkan waktu makan dan juga mandi untuk membersihkan tubuh. Mereka juga seringkali tidur larut malam dan bangun terlambat.

Kecanduan game online juga memberikan perubahan kebiasaan yang buruk bagi remaja. Perubahaan kebiasaan para remaja ini dapat ditandai dengan berbagai macam kendala seperti memiliki keinginan untuk bermain Free Fire di setiap waktu, merasa murung, stress, dan marah saat tidak bisa memainkan Free Fire, menghabiskan sebagian besar waktunya untuk Free Fire, mengalami masalah di rumah, sekolah, dan tempat lainnya karena Free Fire, menghamburkan uang demi game, hingga menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain game tanpa menyelesaika aktivitas lain seperti, mandi, bekerja, belajar, dan juga melawan orang tua dan bertengkar dengan anggota terdekatnya.

Untuk mengatasi penyimpangan yang dialami remaja dalam bermain Free Fire, dibutuhkan dukungan dan bantuan dari berbagai macam pihak untuk mengatasi kebiasaan buruk para remaja yang seperti ini. 

Para orang tua sebaiknya membatasi waktu untuk bermain Free Fire dalam rangka mengurangi candu yang di alaminya. Dengan adanya pembatasan waktu, maka para remaja ini dapat membagi waktunya untuk menyelesaikan kewajiban mereka yang lain.

Kebiasaan yang menyimpang ini sudah sebaiknya segera diatasi oleh pihak keluarga, terutama orang tua para gamers Free Fire. Apabila kebiasaan ini diabaikan, maka kecanduan ini akan semakin fatal dan bertambah parah. 

Dampak yang akan timbul dari kebiasaan ini adalah terganggunya aktivitas sehari hari mereka serta ketidakinginan untuk menyelesaikan kewajiban yang seharusnya mereka lakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun