Mohon tunggu...
Tasya Levia Arinda Shani
Tasya Levia Arinda Shani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Mahasiswa Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bretton Woods System: Sejarah Awal Sistem Moneter Internasional

29 Maret 2024   12:57 Diperbarui: 29 Maret 2024   13:01 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sistem moneter internasional adalah struktur dan peraturan yang mengatur hubungan keuangan antarnegara di tingkat global. Ini mencakup berbagai aspek seperti nilai tukar, arus modal, kebijakan moneter, dan lembaga keuangan internasional. Secara umum, sistem ini adalah sebuah kerangka yang rumit yang memiliki dampak besar pada ekonomi global dan hubungan antarnegara. Peran lembaga internasional dan kerjasama antarnegara sangat penting dalam menjaga stabilitas dan keseimbangan dalam sistem ini. Dalam sistem moneter internasional terdapat beberap poin penting seperti, nilai tukar, aliran modal, kebijakan moneter, institusi keuangan internasional, dan juga kerjasama internasional.

Sejarah sistem moneter internasional dapat dikatakan dimulai setelah terjadinya Perang Dunia II. Pasca Perang Dunia II negara-negara berupaya memulihkan ekonomi mereka setelah Perang Dunia II. Pada Konferensi Bretton Woods tahun 1944, dibentuk sistem moneter internasional baru yang menggunakan nilai tukar tetap terhadap dolar AS, yang kemudian diikuti oleh nilai tukar tetap terhadap emas. Namun, sistem ini mulai mengalami tekanan pada tahun 1960-an karena defisit perdagangan yang terus meningkat di Amerika Serikat.

Sistem Bretton Woods lahir sebagai respons terhadap kekacauan ekonomi dan keuangan yang melanda dunia selama dan setelah Perang Dunia II. Sistem ini merupakan sebuah kesepakatan yang timbul dari Konferensi Moneter dan Keuangan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dihelat di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat, pada bulan Juli 1944. Kesepakatan tersebut menjadi fondasi bagi struktur keuangan global setelah berakhirnya Perang Dunia II.

Sebelum pecahnya Perang Dunia II, sistem keuangan internasional yang sudah ada, misalnya seperti Standar Emas, mengalami ketidakstabilan dan kemunduran disebabkan karena dampak Depresi Besar dan Perang Dunia I. Kemudian situasi menjadi semakin kompleks selama Perang Dunia II dengan kerugian yang sangat besar dan kekacauan ekonomi yang meluas. Selanjutnya selama periode perang, pemimpin ekonomi dari berbagai negara berusaha untuk menciptakan  suatu sistem keuangan baru yang dapat mendukung pemulihan ekonomi pasca-perang dan mencegah terjadinya krisis ekonomi global terjadi kembali. Pada akhirnya dilakukanlah persiapan terhaadap konferensi Bretton Woods dan dimulai sejak tahun 1942.

Pada Bulan Juli tahun 1944, dilaksanakanlah konferensi ini dan konferensi ini dihadiri oleh wakil dari 44 negara Sekutu. Sasarannya adalah menciptakan sebuah struktur baru yang akan mengatur sistem keuangan internasional setelah perang. Dua tokoh penting yang memimpin konferensi adalah Harry Dexter White dari Amerika Serikat dan John Maynard Keynes dari Britania Raya. Di akhir konferensi, dua dokumen utama ditandatangani, yaitu dokumen Perjanjian Moneter Internasional (IMF Agreement) dan Perjanjian Pendirian Bank untuk Rekonstruksi dan Pembangunan Internasional (International Bank for Reconstruction and Development Agreement), yang kemudian dikenal sebagai Bank Dunia. IMF ini dibuat dengan tujuan untuk mengawasi stabilitas moneter global, sementara Bank Dunia bertujuan untuk memberikan pinjaman jangka panjang untuk rekonstruksi dan pembangunan pasca-perang.

Dalam Sistem Bretton Woods ini ditegaskan bahwa nilai tetap untuk mata uang yang terlibat, dengan dolar AS dianggap sebagai mata uang cadangan utama. Sebagai bagian dari sistem tersebut, nilai tukar dolar AS terhadap emas ditetapkan pada tingkat $35 per ons emas. Sistem Bretton Woods beroperasi dengan cukup mulus selama beberapa dekade awal setelah Perang Dunia II. Sistem ini membantu dalam pemulihan ekonomi pasca-perang dan mendorong pertumbuhan ekonomi global. Namun, tidak selamanya berjalan lancar, sistem ini pun mulai mengalami tekanan pada tahun 1960-an. Hal ini dikarenakan oleh meningkatnya defisit perdagangan Amerika Serikat dan ketidakseimbangan ekonomi internasional.

Pada akhirnya di tahun 1971, Presiden Amerika Serikat yang pada saat itu menjabat, Richard Nixon, memberikan pengumuman secara sepihak bahwa AS tidak akan lagi mengaitkan nilai dolar dengan emas, dan pada akhirnya mengakhiri efektif sistem Bretton Woods. Hal ini menandai peralihan ke sistem nilai tukar yang lebih fleksibel. Meskipun berakhirnya sistem Bretton Woods, pengaruh dari sistem ini masih tetap terasa dalam lembaga keuangan internasional dan dalam pembicaraan tentang struktur keuangan global. Konferensi Bretton Woods menjadi momen penting dalam sejarah ekonomi dan keuangan internasional, membentuk landasan bagi kerjasama keuangan global pasca-perang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun