Mohon tunggu...
Tasya Isnani
Tasya Isnani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nothing is impossible

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pertukaran Mahasiswa Merdeka 4 Inbound UTM: Mengenal lebih dekat Pemakaman Aer Mata Ebu Bangkalan

5 Mei 2024   00:02 Diperbarui: 5 Mei 2024   00:09 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PMM4_UTM_Aksata Nusantara 

PMM 4 Inbound UTM,Kabupaten Bangkalan di Pulau Madura dikenal bukan hanya sebagai kota zikir dan shalawat, tetapi juga memiliki tempat-tempat bersejarah dan destinasi wisata menarik.Salah satunya adalah Pasarean Aer Mata atau Makam Ratu Ibu,yang memiliki cerita yang mengharukan.

Pasarean Aer Mata atau Makam Ratu Ibu, terletak di Desa Buduran,Kecamatan Arosbaya,Kabupaten Bangkalan.Terkenal karena keberadaan mata air yang dianggap sakral oleh penduduk lokal, tempat ini dikaitkan dengan cerita tentang Syarifah Ambami,yang juga dikenal sebagai Ratu Ibu.

PMM4_UTM_Aksata Nusantara 
PMM4_UTM_Aksata Nusantara 

Para peziarah diwajibkan menjaga kebersihan dan kesucian kompleks pemakaman, termasuk dengan melepas alas kaki saat memasuki gerbang. Selain sebagai tempat pemakam Kanjeng Ratu Ibu, kompleks ini juga menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi para Raja Bangkalan lainnya. Ratu Syarifah,istri dari Raden Praseno, yang bergelar Cakraningrat I,memiliki tiga anak : RA Atmojonegoro,Ri Undagan dan Ratu Mertoparti. 

Konon, Cakraningrat I lebih banyak menghabiskan waktu di Mataram membantu Sultan Agung daripada bersama istrinya,Syarifah. Hal ini menyebabkan kesedihan bagi Syarifah Ambami, yang kemudian memutuskan untuk melakukan pertapaan di sebuah perbukitan di daerah Buduran Arosbaya. Dalam masa pertapaannya,Syarifah berdoa agar tujuh orang keturunannya ditakdirkan menjadi penguasa pemerintahan Madura. 

Dalam pertapaannya, ia bertemu dengan Nabi Haedir AS,yang memberitahu bahwa permintaannya telah dikabulkan. Syarifah sangat gembira dan bergegas pulang.Namun, ketika ia memberitahu suaminya tentang pertemuannya dengan Nabi Haedir AS, Cakraningrat I justru merasa sedih dan kecewa.Ia merasa bahwa doa Syarifah hanya untuk tujuh keturunan saja.

Merasa berdosa dan bersalah melihat kesedihan suaminya.Setelah Cakraningrat I (Raja Madura)kembali ke Mataram,Syarifah memutuskan untuk kembali ke Bukit pertapaannya.Syarifah memohon agar dosa dan kesalahannya diampuni.Ia terus menangis hingga air matanya memenuhi pertapaan dan membentuk mata air yang dianggap suci dan keramat oleh masyarakat Madura.Mata air ini dipercaya memiliki khasiat obat Banyak orang yang percaya bahwa air dari mata air ini memiliki khasiat obat dan sering dikemas dalam botol plastik sebagai oleh-oleh bagi para peziarah,dipercaya dapat menyembuhkan penyakit hingga memperlancar rezeki dan lain-lain. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun