Penulis : Tasya Gaida Mutmainah ( 2407075 )
Dosen Pengampu : Dr. Dinie Anggraeni Dewi, M.Pd.Â
                    M. Irfan Ardiansyah, S.Pd.Â
Di era di gital yang mana teknologi semakin berkembang dengan pesat, anak-anak dan remaja di masa kini menghadapi tantangan baru dalam kehidupan sosial mereka, yang salah satunya adalah bullying secara online. Bullying online ini merujuk pada tidakan melalui penyebaran kebencian, penghinaan, atau pun perundungan yang dilakukan melalui media sosial, bisa dengan pesan teks, atau platform lainnya. Meskipun perundungan bukanlah hal baru, akan tetapi kini perundungan bentuknya beralih ke dunia maya yang menambah kompleksitas masalah ini, terutama pada kalangan anak anak sekolah dasar yang masih dalam tahap pembentukan karakter.
Ditengah fenomena ini, Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia dapat menjadi solusi yang relevan untuk mengatasi masalah pembullyan online ini. Melalui nilai nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, kita dapat membangun kesadaran dan menciptakan lingkungan digital yang lebih aman, inklusif, dan penuh empati pada generasi muda.
DAMPAK BULLYING ONLINE PADA ANAK
Bullying online memiliki dampak jangka panjang yang serius terhadap kesehatan mental  dan juga  perkembangan sosial pada anak. Berikut beberapa dampak diantaranya :
- Depresi dan Kecemasan : Anak-anak yang menjadi korban bullying online seringkali merasakan kecemas, dan bahkan ada pula yang sampai depresi. Mereka mungkin merasa tidak ada tempat yang membuat mereka merasa amandan nyaman, baik di dunia maya maupun di kehidupan nyata.
- Menurunnya  Kepercayaan  Diri: Anak yang sering kali menjadi sasaran perundungan online cenderung memilikikepercayaan diri yang rendah, karna mereka merasa di hina dan tidak di hargai oleh teman-temannya yang merundung mereka, yang mana hal ini  memengaruhi kepercayaan diri mereka dalam bersosialisasi atau bahkan saat mereka menjalani aktivitas sehari- hari.
- Gangguan Sosial dan Akademis : Perundungan online dapat menganggu konsetrasi anak dan tidak ada semangat atau motivasi dalam hal belajar, yang mana berujung pada penurunan prestasi akademik pada anak. Selain itu, anak yang di bully secara online cenderung menjauhkan diri dari interaksi sosial, baik di dunia maya maupun di kehidupan nyata, yang mana hal ini  bisa menghambat kemampuan mereka untuk bersosialisasi dan beradaptasi di lingkungan sekitarnya.
MENGHADAPI TANTANGAN BULLYING ONLINE DENGAN SEMANGAT PANCASILA
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, yang mengandung nilai-nilai yang dapat menjadi pedoman dalam mengatasi bullying online. Berikut adalah beberapa nilai Pancasila yang relevan dalam mengatasi masalah ini :
- Ketuhanan yang Maha Esa : Menumbuhkan Rasa Empati dan HormatÂ
Pancasila mengajarkan kita untuk kita bisa menghargai keyakinan setiap orang. Bullying jelas bertentangan dengan prinsip ini, karena perundungan mengabaikan hak setiap orang untuk dihormati dan diperlakukan dengan baik. Melalui pengajaran nilai ketuhanan, anak-anak diajarkan dan dibiasakan untuk bisa saling menghargai, baik dalam dunia maya maupun kehidupan nyata. Pendidikan agama dan moral yang akan mengajarkan kasih sayang dan empati yang mana hal ini akan membantu anak-anak menghindari perilaku bullying. Â
- Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Pancasila mengajarkan kita bagaimana pentingnya memperlakukan sesama dengan adil dan juga beradab. Bullying online sangat bertentangan karna bullying online merendahkan nilai kemanusiaan karena tidak memperhatikan  bagaimana perasaan dan hak orang lain. Dalam pendidikan di sekolah, guru dan orang tua perlu menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab agar anak-anak memahami pentingnya perilaku baik dan betanggung jawab dalam berinteraksi dengan orang lain, baik di dunia maya maupun di dunia nyata
- Persatuan Indonesia
Bullying online seringkali terjadi karena perbedaan baik pendapat, fisik, atau pun status sosial. Dalam semangat persatuan Indonesia, kita mengajarkan anak untuk menghargai perbedaan dan bersatu dalam keberagaman. Pancasila mengingatkan kita bahwa meskipun ada banyak perbedaan, kita tetap satu bangsa yang harus saling mendukung dan menjaga keharmonisan, termasuk dalam dunia maya.
- Kerakyatan yang Dipimpin oleh Khidmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Penyelesaian masalah bullying online tidak bisa hanya dilakukan oleh pihak sekolah atau orang tua saja. Semua pihak termasuk pemerintah, masyarakat, anak-anak itu sendiri harus terlibat. Melalui musyawarah yang melibatkan berbagai pihak, solusi yang bijaksana dan berbasis keadilan bisa ditemukan. Misalnya, sekolah bisa menyelenggarakan program pendidikan digital yang mengajarkan etika online kepada siswa, sedangkan orang tua dapat lebih aktif mengawasi penggunaan internet anak.
- Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Bullying online harus dihadapi dengan kebijakan yang memberikan perlindungan kepada anak, terutama dalam ruang digital yang seringkali tidak terpantau. Pemerintah dan lembaga terkait perlu memperkenalkan regulasi dan program-program yang dapat melindungi anak dari dampak buruk dunia maya, seperti pelatihan literasi digital dan pembuatan platform pelaporan untuk korban bullying online.
PERAN ORANG TUA, GURU, DAN MASYARAKAT DALAM MENCEGAH BULLYING ONLINE
Dalam mengatasi bullying online, peran orang tua, guru, dan masyarakat sangat penting. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain :
- Pendidikan tentang Etika Digital: Orang tua dan guru perlu mengajarkan kepada anak tentang etika dan bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi. Mereka harus diberi pemahaman tentang dampak buruk dari bullying online, baik bagi korban maupun pelaku.
- Pemantauan Penggunaan Teknologi: Orang tua harus aktif dalam memantau penggunaan internet pada anak-anak, untuk memastikan mereka tidak terlibat dalam perilaku bullying, baik sebagai pelaku ataupun korban pada pembullyanÂ
- Penyediaan Ruang untuk Diskusi: Sekolah harus menyediakan ruang bagi siswa untuk berdiskusi mengenai masalah bullying, agar mereka merasa didengar dan dipaham.Â