3. Model Mayer & Salovey
  Model ini menekankan pada kualitas emosi yang penting, seperti empati, kemampuan menyesuaikan diri, dan pengendalian amarah. Mayer dan Salovey juga mengidentifikasi empat cabang kecerdasan emosional:
- Persepsi emosi.
- Pemahaman emosi.
- Pengelolaan emosi.
- Penggunaan emosi untuk pemecahan masalah.
Ketiga model ini memberikan perspektif berbeda, namun saling melengkapi dalam memahami dan mengembangkan kecerdasan emosional.
Anatomi Emosi, Trauma, dan Tempramen
Emosi adalah bagian integral dari kehidupan manusia, memberikan warna dan makna pada pengalaman sehari-hari. Menurut Daniel Goleman, emosi membantu manusia bertindak secara cepat dalam menghadapi situasi, baik untuk pertahanan diri maupun komunikasi interpersonal. Emosi juga dapat memotivasi dan memberikan informasi penting dalam interaksi sosial.
Proses emosional dalam otak melibatkan peran utama amigdala, bagian dari sistem limbik. Dalam situasi tertentu, amigdala dapat "membajak" otak rasional untuk memberikan respons cepat terhadap ancaman. Namun, respons emosional ini kadang tidak seimbang jika tidak dikelola oleh neokorteks, yang berperan dalam pengambilan keputusan rasional.
Trauma, yang disebabkan oleh pengalaman buruk seperti kekerasan atau bencana, dapat meninggalkan jejak mendalam pada fungsi psikologis dan biologis seseorang. Trauma healing menjadi penting untuk membantu mengatasi dampak ini, dengan manfaat seperti menenangkan pikiran, meningkatkan kebahagiaan, dan memulihkan semangat hidup.
Sementara itu, tempramen, yang merupakan karakteristik bawaan seseorang, turut memengaruhi kepribadian. Dengan kesadaran akan perbedaan tempramen, manusia dapat saling memahami dan mengarahkan sifat tersebut untuk hasil yang produktif.
Pengelolaan emosi dan tempramen secara baik berkontribusi pada kehidupan yang harmonis dan meminimalkan dampak negatif trauma.
Pengelolaan Emosi untuk Kehidupan yang Lebih Baik
Mengelola emosi adalah keterampilan penting yang berdampak pada kesejahteraan pribadi, hubungan sosial, dan kinerja profesional. Ketidakmampuan mengatur emosi dapat memicu gangguan psikologis seperti depresi dan kecemasan. Dalam pengelolaan emosi, terdapat lima langkah utama: memilih situasi, memodifikasi situasi, mengalihkan fokus perhatian, mengubah pemikiran, dan mengubah respons.
Dampak positif pengelolaan emosi mencakup peningkatan kesejahteraan pribadi, hubungan interpersonal yang lebih harmonis, serta produktivitas yang lebih tinggi. Selain itu, kemampuan ini membantu menjaga keseimbangan hidup, mengurangi risiko gangguan mental, dan memperkuat ketahanan emosional.