BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung terus melakukan inovasi untuk meningkatkan pelayanan publik, termasuk penerapan sistem retribusi parkir menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Langkah ini diambil untuk mendukung program digitalisasi keuangan dan memudahkan masyarakat melakukan transaksi nontunai.
Mulai bulan oktober, pengemudi di Bandung kini bisa membayar parkir di beberapa titik menggunakan QRIS yang bisa diakses melalui aplikasi dompet digital seperti Gopay, OVO, Dana, dan mobile banking. Sistem pembayaran digital ini dapat digunakan di tempat parkir yang dikelola Dinas Perhubungan Kota Bandung.
Pembayaran parkir dengan QRIS diresmikan di Jalan ABC, Kota Bandung, Kamis (10/10/2024). Juru parkir di jalan tersebut diberi rompi khusus untuk memudahkan masyarakat melakukan pembayaran nontunai.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, menyebutkan bahwa penggunaan QRIS akan meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan retribusi parkir. “Dengan QRIS, kami memastikan bahwa setiap transaksi tercatat secara langsung dan dapat diaudit. Selain itu, sistem ini juga meminimalisir risiko kebocoran pendapatan dan memudahkan warga untuk bertransaksi secara cepat tanpa uang tunai,” jelasnya.
Petugas parkir akan diberikan rompi dengan kode QR atau kode respon cepat di punggungnya. Rompi tersebut juga mencantumkan nomor plat penjaga, biaya, dan informasi kontak untuk umum. Petugas parkir juga akan mendapat kartu identitas dengan kode QR.
Tarif per jam tertulis di belakang rompi petugas parkir. Misalnya roda dua itu Rp 3 ribu per jam. Jadi ketika ada yang masuk, petugas parkir akan mencatat nomor plat masuknya saat ini. “Misalnya kalau jalan-jalan hanya memakan waktu satu jam, jadi cukup bayar Rp 3 ribu per jam saja. Bayarnya pakai QRIS,” jelasnya pak herman
Namun, meskipun dinilai praktis, sejumlah kendala masih ditemukan di lapangan. Beberapa warga mengeluhkan bahwa tidak semua lokasi parkir dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai, terutama dalam hal jaringan internet yang stabil. Pak Herman seorang juru parkir, bercerita bahwa ada pengendara motor mengalami kesulitan saat hendak membayar parkir karena sinyal internet yang lemah. “QRIS-nya ada, tapi sinyal internet di tempat ini nggak bagus. Akhirnya harus menunggu lama sampai transaksi berhasil,” katanya.
Selain masalah jaringan dan adaptasi pengguna, beberapa pengguna juga mengeluhkan perlunya pengelolaan yang lebih baik dari pihak pengelola parkir. Ada laporan mengenai petugas parkir yang kurang terlatih dalam membantu pengguna memproses pembayaran QRIS, yang justru membuat antrean semakin panjang di area parkir yang padat.
Lalu ada juga yang masih kurang setuju dengan pembayaran parker melalui QRIS ini “ iya, masih banyak yang memilih bayar pakai tunai apalagi pengendara motor biar langsung cepet keluar nya juga “ jelasnya pak herman
Menanggapi berbagai kendala tersebut, Pemerintah Kota Bandung berjanji akan terus memperbaiki dan memperluas jangkauan QRIS di seluruh wilayah kota. Dinas Perhubungan Kota Bandung juga tengah berkoordinasi dengan penyedia layanan telekomunikasi untuk memastikan jaringan internet yang lebih stabil di seluruh titik parkir. Selain itu, pemerintah berencana untuk melaksanakan pelatihan bagi para petugas parkir agar lebih terampil dalam mendukung proses pembayaran digital ini.