Mohon tunggu...
Tasya Bakri
Tasya Bakri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Surviving is the first step of healing.

Selanjutnya

Tutup

Money

Budidaya Ikan Bandeng sebagai Komoditi Mata Pencaharian di Desa Benteng

15 Juni 2022   21:53 Diperbarui: 16 Juni 2022   08:12 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang. Penyebutan “tambak” ini biasanya dihubungkan dengan air payau atau air laut. Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut empang. (Wiki Pedia).

Desa Benteng, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara. Merupakan salah satu desa yang berada di ujung sungai yang di mana Sumber mata pencaharian mereka yaitu perikanan (Tambak), walaupun ada sebagian dari mereka ada yang berternak berkebun dll tapi sumber mata pencaharian utama warga di Desa Benteng yaitu Perikanan (Tambak), saya telah mewawancarai salah satu penduduk di Desa Benteng, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, Yaitu Bapak Baso yang berkerja sebagai Nalayan Tambak Ikan, permasalahan utama yang kerap di alami Petani Tambak Ikan di sana yaitu Hama dan juga faktor cuaca.

dokpri
dokpri

“Jika terjadi hujan deras di Cappasolo, kerap mengalami banjir efek samping dari banjir tersebut menyebabkan kerugian bagi para petani tambak ikan, karena luapan air sungai yang keruh bercampur dengan air laut dapat  berefek samping menghambat pertumbuhan ikan di empang”. Ujar Pak Baso.

Untuk pembagian pupuk sendiri warga di Desa Benteng (Cappasolo), terbagi dalam beberapa kelompok untuk mendapatkan pupuk untuk di gunakan tetapi Pak Baso sendiri tidak tergabung dalam kelompok pembagian pupuk, dan dia membeli pupuk sendiri dari luar ada pun pupuk yang di gunakan yaitu pupuk dan juga racun untuk membunuh hama.

“Pupuk yang biasa di gunakan itu Pupuk urea dan sp36 untuk pakan Ad2 Ada banyak pakan tapi pakan yang saya gunakan yaitu pakan Ad2, untuk hrga pakan Ad2 itu Rp 100.000 per sak atau setara dengan 50kg, untuk urea harga sekarang Rp 150.000 per 50kg, sp36 dengan harga Rp 200.000 Per sak (50kg), Untuk Racun Hama biasa menggunakan Pegasus dengan harga Rp 80.000 Per 80ml”. Ujar Pak Baso.

Berangkat dari masalah yang ada, solusi mengenai hama yang dapat dilakukan adalah memperkenalkan serta mengajarkan pembuata saponin sebagai pembasmi hama, dimana saponin ini dapat dibuat dari ampas teh, dan juga memberikan wawasan kepada para petambak untuk tidak menggunakan pastisida. Karena pastisida dapat meninggalkan residu pada ikan bandeng hasil produksi. Selain itu terkait masalah mengenai faktor cuaca yang akhirnya dapat mengakibatkan banjir itu tidak dapat di hentikan tapi dapat dihindari dengan cara, Membuat fungsi sungai dan selokan dapat bekerja dengan baik, melakukan reboisasi tanaman khususnya jenis tanaman dan pepohonan yang dapat menyerap udara dengan cepat, serta mengatasi penebangan pohon-pohon di hutan secara liar dan juga di bantaran sungai, karena pohon berperan penting untuk mencegah banjir. Karena sering sekali terjadinya peluapan sungai mengingat Malangke sendiri menjadi titik pertemuan antara sungai Baliase dan Masamba. Serta di perlukan adanya sedikit perhatian dari Bupati Luwu Utara dalam megatasi masalah banjir ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun