Mohon tunggu...
Tasya Ayu
Tasya Ayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unpam

Hobi dengerin musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Pengendalian Manajeman (SPM) PT Astra Internasional Tbk

28 Juni 2024   21:50 Diperbarui: 28 Juni 2024   22:18 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PT Astra International Tbk merupakan salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia dengan reputasi kuat di berbagai sektor industri. Didirikan di Jakarta pada tahun 1957 sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum dengan nama Astra International Inc. Pada tahun 1990, telah dilakukan perubahan nama menjadi PT Astra International Tbk, dalam rangka penawaran umum perdana saham Perseroan kepada masyarakat, yang dilanjutkan dengan pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan ticket ASII. PT Astra berkembang pesat dan menjadi salah satu perusahaan terkemuka di bidang perdagangan umum, otomotif, pertambangan, dan berbagai sektor lainnya.  Dengan pengalaman lebih dari 50 tahun, perusahaan  telah menetapkan standar tinggi dalam  manajemen dan operasional. Keberhasilannya tidak terlepas dari penerapan sistem pengendalian manajemen yang efektif untuk mengelola operasi yang kompleks.

Sistem pengendalian manajemen merupakan komponen  fundamental bagi keberhasilan suatu organisasi.  Di era bisnis yang  dinamis dan kompetitif ini, SPM menjadi alat penting bagi organisasi untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Organisasi modern ditandai dengan kompleksitas yang kian tinggi, dengan struktur hierarkis, divisi yang beragam, dan operasi yang terdesentralisasi. Kompleksitas tersebut memerlukan sistem pengendalian yang terstruktur  dan sistematis untuk menjamin keselarasan seluruh komponen  organisasi untuk mencapai tujuan bersama.

Sejarah Perusahaan

PT Astra International Tbk didirikan pada tahun 1957 sebagai perusahaan dagang oleh Tjia Kian Liong, Tjia Kin Joe, dan Liem Peng Hong. Dengan modal awal sebesar 2,5 juta rupiah, perusahaan ini awalnya bergerak sebagai distributor dan importir berbagai produk seperti limun, pasta gigi, dan produk lokal lainnya. Seiring waktu, Astra berkembang ke bisnis pengiriman fosfat aluminium, bohlam lampu, serta ekspor kopra dan minyak goreng.

Pada masa sulit, Astra masuk ke bisnis otomotif, mengimpor truk dari Amerika Serikat sebelum beralih ke Jepang sebagai agen tunggal Toyota di Indonesia. Pada tahun 1970-an, Astra menjadi distributor sepeda motor Honda dan produk perkantoran Fuji Xerox. Untuk mendukung produksi, Astra mendirikan PT Federal Motor (sekarang PT Astra Honda Motor) pada tahun 1971 dan ventura bersama dengan Toyota, yaitu PT Toyota-Astra Motor (TAM).

Pada tahun 1990, Astra melakukan penawaran umum perdana di Bursa Efek Indonesia. Namun, kepemilikan keluarga Soeryadjaya tidak bertahan lama karena krisis keuangan Bank Summa milik Edward Soeryadjaya. Bank ini mengalami kredit macet yang signifikan dan akhirnya dilikuidasi oleh pemerintah pada tahun 1992.

Visi dan Misi

Visi 

  • Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik dengan penekanan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dengan pembangunan kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasan pelanggan dan efisiensi.
  • Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah Lingkungan.

Misi

  • "Sejahtera bersama bangsa dengan memberikan nilai terbaik kepada para pelaku kepentingan."

 

Proses penganggaran PT. Astra Internasional Tbk merupakan pondasi dari keberhasilan bisnis. Penganggaran PT. Astra International Tbk menggunakan pendekatan penganggaran yang komprehensif dan terinci untuk setiap bidang usahanya. Setiap divisi atau proyek diberikan anggaran yang disusun berdasarkan estimasi biaya yang realistis dan dipertimbangkan secara cermat. Anggaran disusun dengan memperhatikan berbagai faktor seperti biaya tenaga kerja, bahan baku, peralatan, sewa, dan biaya overhead lainnya. Pengawasan terhadap pengeluaran dilakukan secara ketat untuk memastikan bahwa anggaran tetap sesuai dengan rencana dan tidak terjadi penyimpangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun