Mohon tunggu...
Tasya Auliya
Tasya Auliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif di universitas Islam negeri Raden Mas Said Surakarta

Saya menyukai hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan mental, saya bercita-cita ingin menjadi konselor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Body Shaming, Apakah Sebuah Budaya?

12 Mei 2024   19:17 Diperbarui: 12 Mei 2024   19:31 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Body shaming merupakan suatu perlakuan mengkritik atau mengmentari fisik atau tubuh diri sendiri maupun orang lain dengan cara yang negative. 

Body shaming bisa dikatakan tindakan bullying, dimana seseorang yang melakukan body shaming bisa tidak disadari oleh pelakunya, karena orang yang diejek pun sering menutupi rasa malunya dengan ikut tertawa. Akan tetapi korban body shaming juga akan mengalami rasa inferior yakni kondisi dimana ia merasa sangat rendah diri.

Dewasa ini terutama generasi Z sangat sering menjadi pelaku dan juga korban body shaming yang dilakukan oleh keluarga,teman sebaya dll. Dimana para pelaku body shaming menyasar beberapa kondisi seperti: 

1. Berat badan, banyak orang yang merasa tidak percaya diri karena berat badan berlebih namun tidak jarang juga individu yang memiliki berat badan kurus juga menjadi sasaran body shaming. 

2. Tinggi badan, biasanya tinggi badan menjadi sasaran body shaming dikalangan teman sebaya dimana individu yang memiliki badan pendek akan dikatakan "bontot,bogel dll" dan yang memiliki tinggi badan yang semampai akan dikatan "tiang listrik,bamboo dll" 

3. Kulit, warna kulit masyarakat Indonesia terbilang eksotis dimana sawo matang menjadi dominan. Tetapi akhir ini akibat adanya standar partriaki masyarakat Indonesia yakni kulit yang putih bersih sehingga mereka sering melakukan body shaming terhadap wana kulit. 

Body shaming terjadi dimasyakat sekitar namun juga terjadi di media sosial. Dimana di era generasi Z sekarang ini media sosial menjadi platform utama untuk menunjukan jati diri, namun budaya body shaming tetap tidak terhindarkan juga malah semakin liar terjadi seperti contoh kasus body shaming yang terjadi pada artis tanah air bahkan para artis yang menjadi korban pun ada juga yang melaporkan ke polisi. Para korban body shaming dimedia sosial bahkan harus sampai ke konselor,psikolog dan psikiater untuk memulihkan rasa percaya diri mereka  

Lalu bagaimana dampak Body Shaming terhadap kesehatan mental Generasi Z ?

Body Shaming masyarakat Indonesia biasanya berbentuk candaan,guyonan dll. Akan tetapi tetap berdampak terhadap kesehatan mental seseorang. Perkataan seseroang dapat menyebabkan perasaan orang lain yang sensitive menjadi tersinggung dan rasa percaya dirinya akan menurun. 

Body Shaming dapat berakibat fatal dari mulai rasa percaya diri yang turun, gangguan kecemasan,gangguan makan,hilang rasa percaya diri, hilangnya rasa aman, menarik diri dari masyarakat, bahkan dapat juga menyebabkan depresi yang berujung bunuh diri pada korban. 

Tetapi dampak lain pada korban body shaming disosial media sangat nyata dimana pengguna media sosial berusaha untuk menjadi standar ideal masyarakat Indonesia dengan badan yang tinggi,kurus,kulit putih,rambut lurus dsb. 

Bagaimana cara menyikapi Body Shaming ? 

Sebagian masyarakat Indonesia mengomentari fisik baik berat badan,tinggi badan,warna kulit bahkan rambut sudah menjadi kebiasaan. Tetapi,menjadi sasaran empuk body shaming masyarakt didunia nyata maupun maya merupakan hal yang menyakitkan, berikut tips cara menyikapi Body Shaming : 

1. Menyadari dan mensyukuri kondisi diri sendiri, menjadi individu yang sempurna dalm kondisi fisik maupun psikis adalah suatu anugrah yang tuhan berikan untuk kita, jadi mensyukuri nikmat tuhan adalah modal awal untuk menyikapi body shaming. 

2. Menerima kekurangan diri, tubuh kita adalah hak kita baik kita memiliki tubuh kurus atau gemuk, tinggi ataupun kuru situ adalah kondisi kita. So,berhenti berfikir negative tentang diri buat kekurangan kita menjadi kelebihan kita. 

3. Menfilter segala hal disosmed, sosial media adalah tempat ekspresi ajang menunjukkan jati diri, tetapi bijak bersosmed menjadi kunci utama menciptakan postif vibes dalam hidup. 

Sebagai mahasiswa prodi bimbingan dan konseling islam menurut saya body shaming adalah budaya partriaki masyarakat Indonesia jadi bersikap bijak dalam ucapan, bertindak sesuai norma merupakan cara agar terhindar dari menjadi pelaku body shaming bagi korban body shaming lets up kita semua sempurna dimata allah swt. 

Sumber: jurnal psikologi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun