Mohon tunggu...
Tasya Alivia
Tasya Alivia Mohon Tunggu... Mahasiswa - communications student

i am student in Islamic State University of Sunan Kalijaga Yogyakarta. i have a lot of hobbies, which is i love to journaling, scrapbooking, embroidery, crochet, and painting! oh, and i'm interest too in Formula 1 Grand Prix!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Introvert Vs ASPD (Antisocial Personality Disorder)

12 Maret 2023   02:57 Diperbarui: 12 Maret 2023   05:59 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian dari kita pastinya pernah mendengar kata introvert bukan? Kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa introvert adalah kepribadian seseorang yang susah untuk berbaur dengan orang-orang di sekelilingnya, suka menyendiri, dan lainnya. Kemudian, antisosial (Antisocial Personality Disorder). Kebanyakan orang juga mengatakan jika seseorang menjauhi dan menghindari interaksi sosial adalah termasuk ke dalam orang-orang anti sosial. Bahkan, ada yang meyakini bahwa antisosial ini sama dengan introvert.

Tapi, apakah pernyataan tersebut tepat? Untuk tahu apa arti yang tepat dari introvert dan anti sosial, juga perbedaan antara keduanya, tetap simak bacaan ini hingga akhir!

1. Antisosial dan asosial

Dalam kepribadian seseorang dalam lingkup sosial, terdapat istilah yang dinamakan anti sosial dan asosial. Jika seseorang mengatakan anti sosial adalah mereka yang menolak interaksi sosial, maka pernyataan ini kurang tepat.

Menurut asosiasi psikologi di Amerika, anti sosial itu merujuk pada perilaku yang menyimpang dari norma-norma sosial masyarakat dan cenderung melanggar hak orang lain.

Nah, jika berbicara mengenai introvert, maka introvert itu bisa disebut sebagai asosial. Perbedaan antara asosial dan antisosial adalah asosial mengacu pada penolakan untuk terlibat karena ketidakmampuan seseorang untuk terlibat dalam interaksi sosial.

2. Perbedaan tindakan antisosial dan introvert dalam lingkungan sosial

Seorang yang introvert bukan berarti ia suka menyendiri. Seseorang yang memiliki perilaku introvert lebih tepat dikatakan cenderung memilih teman yang sedikit, ketimbang berada dalam lingkaran pertemanan yang besar.

Lalu, apa sih yang membedakan antara introvert dan ekstrover? Seorang yang introvert saat selesai bersosialisasi, biasanya mereka akan membutuhkan waktu untuk memulihkan diri mereka, dan ekstrover cenderung tidak melakukannya.

Selanjutnya untuk antisosial, mereka yang memiliki perilaku anti sosial juga menghadiri kegiatan atau interaksi sosial. Mereka pun bisa menjadi orang-orang yang jenaka, lucu, dan menyenangkan. Akan tetapi, mungkin mereka kurang mengindahkan sesuatu yang benar dan salah. Terkadang, orang-orang yang antisosial juga sering bersikap layaknya antagonis dan bertindak tidak peka. Bahkan, sangat memungkinkan jika mereka berbohong dan bertindak impulsif serta kasar.

3. Kondisi perasaan antisosial dan introvert

Berdasarkan hasil studi, introvert dinilai lebih memungkinkan untuk didiagnosis depresi. Mengapa tingkat kebahagiaan seorang introvert tidak menunjukkan tingkat yang baik? Bisa jadi hal ini disebabkan introvert yang mampu untuk menilai kebahagiaan mereka sendiri. Introvert sangat menghargai persahabatan yang lebih berkualitas dan stabilitas emosi yang cukup baik, untuk itu sangat sulit untuk memperoleh tingkat kepuasan yang tinggi sepanjang waktu.

Sedangkan, seseorang dengan perilaku anti sosial, mereka lebih sering mengalami perasaan yang negatif ketimbang positif. Studi menunjukkan jika orang yang mengalami ASPD (Antisocial Personality Disorder) atau gangguan kepribadian antisosial mampu mengalami kemarahan yang terus menerus, tapi tidak dapat mengalami ketidakpuasan dan ketakutan.

4. Introvert dan antisosial memiliki kepribadian yang jauh berbeda

Introvert sangat membutuhkan ketenangan untuk berkonsentrasi, Mereka cenderung refleksi dan sadar diri, meluangkan waktunya untuk bisa membuat keputusan yang tepat, juga merasa nyaman dengan kesendirian. Ketimbang berbicara dan melamun, introvert lebih suka menulis, juga menggunakan imajinasi mereka untuk menyelesaikan masalah.

Sedangkan, orang-orang dengan gangguan kepribadian antisosial itu tidak dapat didiagnosis saat mereka telah beranjak remaja atau dewasa. Akan tetapi, akan memungkinkan jika saat masa kanak-kanak mereka telah menunjukkan ciri-ciri ASPD ini. Menurut para peneliti, antisosial mungkin agresif secara fisik, sembrono dalam berperilaku, menyalahkan orang lain atas masalah mereka, memanipulasi orang lain, merusak properti, dan cenderung tidak merasa penyesalan atas tindakan menyakitkan yang dilakukannya.

5. Penyebab ASPD dan introvert

Setiap kepribadian seseorang merupakan suatu hal yang unik dari perilaku yang mengendalikan bagaimana seseorang itu dapat melihat, memahami, serta berhubungan dengan dunia di sekitar mereka. Kepribadian sendiri muncul selama masa kanak-kanak yang dibentuk dengan sedikit genetik dari orang tua mereka juga pengaruh lingkungannya.

Penyebab sebenarnya dari ASPD (Antisocial Personality Disorder) belum diketahui, tetapi faktor genetik mampu mempengaruhi seseorang terhadap gangguan ini. Selain itu, peristiwa kehidupan yang dialami seseorang juga dapat memicu gangguan kepribadian ini, karena selama otak berkembang, perubahan fungsi otak mungkin saja terjadi.

Para ilmuwan belum pasti menegaskan apakah introvert dan ekstrover memiliki penyebab. Akan tetapi, yang dipastikan oleh mereka adalah cara kerja otak dari dua kepribadian ini berbeda. Introvert memiliki lebih banyak aliran darah ke lobus frontal otak daripada ekstrover. Area otak ini memiliki fungsi untuk mengendalikan gerakan, ucapan, perilaku, emosi, hingga proses berpikir, penalaran, pemecahan masalah, dan lain-lain.

6. Hubungan

Introvert sangat mampu memiliki hubungan yang bermakna dan sehat dengan orang lain. Introvert cenderung memiliki hubungan dengan sekelompok kecil orang. Dengan kecilnya lingkar pertemanan orang-orang introvert, bukan berarti jika mereka tidak berkompeten secara sosial.

Sedangkan, orang-orang dengan gangguan ASPD, kondisinya bisa sangat berbahaya, baik kepada penderita maupun orang-orang di lingkungannya. Mereka cenderung memiliki perilaku yang mengambil risiko besar dari aktivitas-aktivitas yang berbahaya. Selain itu, tindakan kriminal lebih sering terjadi pada orang dengan gangguan kepribadian antisosial. Bahkan, mereka yang memiliki gangguan ini terkadang digambarkan tidak memiliki hati nurani karena tidak memiliki perasaan bersalah atas tindakan merugikan mereka. Dan kondisi ini mungkin menyulitkan mereka untuk mampu mempertahankan hubungan yang sehat dengan orang lain.

Wah, ternyata antisosial dan introvert itu berbeda dari apa yang telah dibentuk oleh opini-opini pada umumnya yah. Jadi, apakah tulisan ini dapat membantu kamu untuk memahami secara tepat mengenai antisosial dan introvert?

Semoga tulisan ini bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun