Mohon tunggu...
Tasya Alivia
Tasya Alivia Mohon Tunggu... Mahasiswa - communications student

i am student in Islamic State University of Sunan Kalijaga Yogyakarta. i have a lot of hobbies, which is i love to journaling, scrapbooking, embroidery, crochet, and painting! oh, and i'm interest too in Formula 1 Grand Prix!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Scrapbook: Benarkah Dapat Dijadikan sebagai Art Therapy?

5 Maret 2023   00:41 Diperbarui: 5 Maret 2023   01:06 1674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa pandemi covid-19 membuat beberapa orang sensitif jika berbincang mengenai isu mental. Masa pembatasan aktivitas di luar rumah membuat banyak orang merasa tertekan, stres, dan lain sebagainya. 

Untuk itu, masyarakat mulai memikirkan berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi atau mengolah rasa stress mereka.

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tren yang dilakukan oleh masyarakat sejak masa pandemi. Mulai dari tren makanan minuman, olahraga, hingga tren kreatif seperti tik-tok, melukis, hingga scrapbook.

Nah, apa sih scrapbook itu? Scrapbook merupakan kegiatan menempel dengan menggunakan berbagai material seperti majalah, foto, kartu kunjungan atau tiket, dan lainnya. Bahan-bahan tersebut kemudian disusun dan ditempel ke dalam sebuah buku untuk dijadikan media untuk menjaga kenangan yang kemudian memiliki nilai seni.

Dari sinilah Scrapbook dinilai dapat dijadikan sebagai Art Therapy, karena termasuk ke dalam seni kriya. Seni kriya sendiri memiliki arti sesuatu yang dikerjakan dengan melibatkan keahlian tangan yang terampil, dekoratif, serta memiliki visual seni meskipun memiliki manfaat atau daya guna.

Lalu, kenapa seni atau art bisa dijadikan sebagai sebuah media terapi?

Sejarah mencatat jika tahun 1940-an, seorang seniman dari Inggris bernama Adrian Hill merupakan orang pertama yang menggunakan seni sebagai sebuah terapi. Hill menyatakan jika nilai dari art therapy itu sangat menyenangkan pikiran juga mampu melepaskan energi kreatif yang sering menghambat para pasien.

Seni dianggap mampu menyentuh, juga bisa mengungkapkan kompleksitas manusia, termasuk tingkat pikiran, tubuh dan jiwa. Berdasarkan hasil studi, seni mampu mengurangi keluhan stres dan kesehatan, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, memberikan manfaat fisik dan psikologis, bahkan membantu orang-orang untuk hidup lebih lama.

Produk seni kriya tidak hanya memberikan manfaat praktis, tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan ekspresif dari pembuatnya. Scrapbook sendiri yang notabene merupakan seni kriya, selain menjadi media kreatif juga bisa digunakan sebagai Art Therapy. Di mana kreator bisa menuangkan kreativitas mereka, juga bisa sebagai media imajinasi.

Scrapbook bisa juga dijadikan sebagai diary atau journal, sehingga manfaatnya pun juga bertambah bagi psikologis kreator. Kreator bisa mengekspresikan apa yang dia rasakan dengan begitu mudah dengan scrapbook. 

Hal ini dikarenakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memulai kegiatan scrapbook mudah ditemukan di lingkungan sekitar. Bahan-bahannya bisa dari kertas daur ulang, bunga kering, stiker, tiket, robekan kardus bekas, dan lainnya.

Sumber: dok.pribadi
Sumber: dok.pribadi

Sama halnya dengan melukis, seseorang yang melakukan scrapbooking bisa meningkatkan kreativitas mereka dengan terus melatihnya. Karena seni menyusun dan menempel ini juga diperlukan kekreativitasan untuk dapat menghasilkan seni kreatif yang indah.

Itulah tadi beberapa manfaat scrapbook sebagai sebuah inovasi terapi modern bagi psikologis manusia.

Semoga bermanfaat,

Selamat mencoba!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun