Semisal terjadi penipuan mengatasnamakan politik yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Ini bisa berdampak kepada sang calon kandidat nantinya. Akan bisa mencoreng nama baiknya di mata masyarakat.
Akan tetapi, jika dilihat dari sisi positifnya, kampanye melalui sosial media ini adalah cara yang praktis. Tidak membutuhkan tenaga yang besar, tidak menguras waktu, tidak membutuhkan dana yang besar sehingga pengeluaran negara atau daerah tidak makin membengkak.
Lalu juga penyebaran informasinya sangat cepat. Tidak membutuhkan waktu yang lama hingga berhari-hari. Cukup beberapa detik, informasi sudah dapat diakses oleh seluruh orang dimanapun mereka berada.
Ditambah lagi dengan aktifnya para pemimpin daerah bahkan presiden Indonesia aktif dalam sosial media. Mereka kerap kali berinteraksi dengan masyarakat tanpa perlu bertemu secara langsung. Ini membuat hubungan antara pemimpin dengan masyarakat semakin harmonis dan menumbuhkan rasa percaya terhadap pemerintah.
Para politikus menitikberatkan kampanye kepada Geng Millenials karena mereka memiliki relasi dibanyak tempat, dan ini adalah sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri. Ada teman sekolah, teman kerja, teman rumah, teman nongkrong, dan masih banyak lainnya. Dan itu dapat mempengaruhi pilihan mereka nantinya.Â
Selain itu, Geng Millenials ini memiliki pemikiran yang krtitis. Dalam membuat suatu keputusan, ia seringkali melakukan research agar tak salah pilih nantinya. Sebab itu banyak orang yang lebih menaruh percaya kepada Millenials karena dianggap agen revolusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H