Perkembangan ekonomi begitu penting dan sangat diperlukan oleh suatu negara, dengan terlaksananya perkembangan ekonomi merata di setiap daerah, sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang tercermin dari kenaikan pendapatan perkapita setiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi dapat kita lihat dengan berkembangnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang digeluti oleh masyarakat.
Dalam rangka melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang dapat menjadi sebuah pendekatan lintas keilmuan yang bisa diterapkan kepada masyarakat. KKN ini menjadi salah satu kewajiban mahasiswa sebelum menyelesaikan studi perkuliahannya.Â
Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa mengabdi langsung di kalangan masyarakat luas, menimba ilmu sebanyak-banyaknya, dan sekaligus membagi ilmu yang telah dipelajari selama di bangku perkuliahan. Jika biasanya program kerja KKN dijalankan secara luring, di masa pandemi ini semua mendadak berubah jadi luring. KKN dilakukan di daerah asal masing-masing mahasiswa dengan program kerja yang mengacu pada potensi desa itu sendiri.
Desa Parinsoran, Kecamatan Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara adalah satu desa yang terkenal dengan usaha kolang-kalingnya di Sumatera Utara. Selama ini kolang-kaling, salah satu potensi Sumber Daya Alam (SDA) desa Parinsoran, biasanya dijual langsung di pasar seharga Rp 5.000/kg.Â
Melihat besarnya potensi kolang-kaling di desa Parinsoran ini, mahasiswa UPI memperkenalkan inovasi manisan kolang-kaling kepada masyakat desa Parinsoran, khususnya Ibu-ibu PKK. Manisan kolang-kaling ini selain menyehatkan, persiapannya juga menggunakan kolang-kaling yang ada di kebun sendiri sehingga lebih hemat dan lebih menghasilkan. Untuk pembuatannya sendiri pun tidak rumit dan tentunya tidak membutuhkan waktu yang lama.
Tasyalizt Nainggolan, salah satu mahasiswa Kelompok 143 KKN UPI, mengatakan sosialisasi dan demonstrasi dilakukan setelah ia terjun ke lapangan mencari peluang ekonomi yang kiranya bisa didapat petani kolang-kaling.
"Saya melihat masyarakat desa Parinsoran kebanyakan berprofesi sebagai petani, terutama petani kolang-kaling. Oleh karena itu, salah satu peluang ekonomi yang saya lihat adalah pemanfaatan kolang-kaling sebagai manisan. Kolang-kaling ini bisa dijadikan sebagai potensi UMKM Desa untuk mengurangi kemiskinan."
Binari Tambunan, Kepala Desa Parinsoran, menjelaskan bahwa selama ini masyarakat desa Parinsoran kurang memiliki inovasi dalam mengolah kolang-kaling.
"Buah aren diambil dari pohonnya, lalu diolah menjadi kolang-kaling mentah. Ada yang digepeng juga kalo mau dijual. Selama ini kolang-kaling langsung dijual saja ke pasar oleh masyarakat. Selain buah arennnya, masyarakat hanya memanfaatkan air nira dari pohon aren untuk membuat minuman beralkohol tuak nira.Â
Ternyata kolang-kaling dapat diolah menjadi berbagai macam olahan, contohnya manisan kolang-kaling ini. Karena itu, kami berfikir hal ini perlu disosialisasikan ke masyarakat, terutama Ibu-ibu PKK di desa ini" ujarnya.
Untuk merealisasikan inovasi yang telah dirancang, mahasiswa KKN Tematik UPI melaksanakan sosialisasi dan demonstrasi di salah satu rumah mahasiswa anggota kelompok 143 guna mengajarkan tata cara pembuatan manisan kolang-kaling kepada Ibu-ibu PKK dan masyakat.
 Sosialiasi dilakukan secara door to door  kepada masyarakat yang tidak bisa mengikuti sosialisasi di salah satu rumah mahasiswa anggota kelompok 143. Dengan menciptakan inovasi berupa manisan kolang-kaling, mahasiswa KKN Tematik UPI berharap dapat ikut berkontribusi dalam meningkatkan nilai jual kolang-kaling, dan mengembangkan perekonomian masyarakat desa Parinsoran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI