Oleh : Tasya Aprillia, beserta rekan : Pipi LopigaÂ
Bulir-bulir air yang jatuh dari langit seolah memberi tanda duka, kehancuran dan kurugian yang membanjiri rumah-rumah warga yang memenuhi aliran sungai hingga meluap. Banjir, bencana alam yang ditakuti masyrakat yang tidak bisa di hindari  menjadi perbincangan utama masyarakat ketika mulai jatuhnya bulir hujan dan harus siap siaga untuk menghadapinya.selain curah hujan yang tinggi hingga membuat banjir, membuang sampah sembarangan juga menjadi penyebab banjir. Mari kita jelajahi artikel ini untuk mengetahui lebih banyak lagi. Di dalam artikel ini juga akan membahas penyebab, dampak dan solusi untuk mengatasi banjir yang ada di desa KB Sunggal Berkah
Sampah dan banjir merupakan dua hal yang berbeda dalam arti yang sama. maksudnya, sampah dan banjir ini berkaitan erat jika dibicarakan. Karena faktanya, penyebab banjir salah satunya adalah dari sampah yang di buang di sembarang tempat. Entah itu di selokan, atau di sunggai sekalipun. Hal yang terkadang mudah di lakukan sekalipun ternyata sulit juga untuk di realisasikan setiap harinya. "Kalau sudah banjir besar, jangan kan masuk rumah, saung (pendopo) ini pun ikut terendam". Begitu kira-kira pengakuan warga yang meluapkan isi hatinya ketika terjadi banjir besar.Â
Ketika datangnya bencana tersebut warga-warga mulai sibuk memindahkan barang-barang perabotannya agar tidak terendam banjir. Bencana banjir memang tidak bisa di duga datangnya karena pasalnya,penyebab lain dari ini bisa banjir bisa tiba karena adanya curah hujan yang tinggi akibat perubahan iklim yang mengakibatkan banyak dampak negatifnya.
Ini tentunya berkaitan dengan point SDGs nomor 13 dengan tujuan mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya. Salah satu dampak negatifnya yaitu, mempengaruhi air bersih yang di pakai sehari-hari oleh warga yang 30 % dari mereka masih memakai air sumur bor. "Kalau sudah banjir besar ya, mau ga mau kami ngungsi ke tempat keluarga dek. karena air nya kotor dan ga bisa di gunakan untuk mandi dan di lainnya". Â Ucap salah satu warga desa KB sunggal berkah yang pernah merasakan ngungsi ke tempat keluarga karena banjir besar.
Dengan kondisi air yang demikian, membuatnya tidak aman untuk diolah ataupun dikonsumsi, sebab pasti banyak kuman dan bakteri yang mengendap di air ini. Â Penggunaan air bersih ini juga berhubungan dengan point SDGs nomor 6 dengan tujuan menjamin ketersedian serta pengelolaan air bersih dan sanitasi berkelanjutan untuk semua. Dampak negatif dari banjir ini sangat merugikan warga setempat yang yang ada di desa KB sunggal berkah ini, terutama yang jarak rumahnya berdekatan langsung dengan sungai.
Ke khawatiran warga yang tinggal di desa KB sunggal berkah ini tidak sampai disitu saja pasalnya ketika banjir terkadang ada binatang berbisa seperti ular memasuki rumah warga karena terbawa oleh arus sungai. Warga khawatir, jika ada korban yang terkena binatang berbisa tersebut adalah anak-anak dan lansia yang sudah tidak produktif lagi. Tetapi sampai saat ini syukurnya belum ada yang menjadi korban dari binatang berbisa tersebut. "ya syukurnya masih belum ada korban si dek, karena untungnya kalau ular itu masuk ke rumah langsung di buang sama warga".
Menurut pengakuan warga di desa tersebut penyebab banjir lainnya dan yang menjadi pembicaraan utama adalah adanya pembentengan tembok yang terlalu tinggi yang di lakukan di sebrang Sungai oleh pengusaha Rigroad, dengan alasan ingin membangun perumahan yang pada  akhirnya tidak terlihat sampai sekarang.Â
Hal itu juga menyebabkan imbas yang di rasakan oleh warga di desa KB Sunggal Berkah, karena ketika terjadi curah hujan tinggi dan air Sungai meluap dan akan mengarah ke daerah lingkungan KB Sunggal Berkah tersebut. Selain itu warga tersebut juga mengatakan, penyebab banjir ini tidak jauh-jauh dari minimnya kesadaran warga yang terkadang mebuang sampah sembarangan. Penyebab warga tersebut membuang sampah sembarangan salah satunya karena kurangnya fasilitas pembuangan sampah yang ada di Desa KB Sunggal Berkah tersebut.
Pasalnya warga terkadang mencari solusi dengan cara membakar sampah tersebut agar tidak menumpuk."Lebih seringnya di bakar, karena di sini ga ada penganggukutan sampah secara rutin". ucap lagi dari warga tersebut. Setelah ditanya lebih dalam lagi ternyata di desa tersebut hanya mempunyai satu tempat sampah yang di gunakan untuk bersama. Sedangkan di desa tersebut banyak warganya yang rata-rata sudah berkeluarga, artinya setiap hari pasti memperoleh sampah rumah tangga.Â
Ketika di tanya lagi ada dilakukan pengutipan dana terkait penganggkutan sampah yang rutin atau tidak, ternyata tidak ada di lakukan hal tersebut. "Lalu bu, apakah kepling di lingkungan X ini tidak melakukan hal apa pun untuk menanggulangi sampah ini?" ucap mahasiswi yang bertanya kepada warga tersebut. Warga tersebut mengatakan bahwa kepling di lingkungan X tersebut ada melakukan gotong royong setiap tiga bulan sekali. Namun warga tersebut mengatakan jika gotong royong di lakukan hanya 3 bulan sekali kurang efektif untuk menanggulangi sampah tersebut.
Mengulas permasalahan lingkungan yang ada di Desa KB Sunggal Berkah ini tentunya kurang tepat jika tidak menanyakan solusi dan solusi apa yang sudah pernah di lakukan terhadap warga tersebut dan memberikan masukkan solusi lainnya dari mahasiswi yang bertugas mewawancarai warga tersebut. Ketika di tanya solusi kepada warga tersebut, mereka mengatakan bahwasannya kesadaran masyarakat yang harus lebih di tingkatkan agar warga tidak membuang sampah sembarangan yang menjadi salah satu penyebab dari banjir.Â
Dan solusi yang sudah di lakukan adalah dengan mengambil tindakan menanam pohon untuk mencegah banjir, bahkan warga setempat juga mengizinkan para Mahasiswa/Mahasiswi yang pernah melakukan pebelitian juga untuk menanam pohon disekitar lingkungan lembah berkah. Banyak Mahasiswa/Mahasiswi dari beberapa universitas lain yang melakukan penanaman pohon di lingkungan lembah yang tujuan nya juga meneliti di desa tersebut. Pembangunan tanggul untuk mencegah banjir dan penyediaan tempat sampah organik dan non organik serta melakukan pengutipan dana untuk pengutipan sampah yang rutin merupakan salah satu cara yang dapat menyelesaikan permasalahan lingkungan yang ada di desa KB sunggal berkah, solusi itu la yang kami lontarkan kepada warga tersebut setelah kami mendengarkan solusi dari mereka terlebih dahulu.
Tetapi, kembali lagi setelah kami mengatakan solusi tersebut warga kembali memberikan pendapatnya bahwasannya jika solusi itu di lakukan tetapi kesadaran warga di sekitar juga masih minim juga tidak merubah keadaan. Artinya dapat di simpulkan bahwa solusi-solusi tersebut dapat terealisasikan jika warga setempat dapat bekerja sama atas kesadaran mereka masing-masing agar permasalahan yang ada di desa tersebut dapat terselesaikan dan tidak menimbulkan masalah baru lagi.
Penulis adalah mahasiswi Universitas Satya Terra Bhinneka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H