Pendidikan di pesantren memang mengedepankan disiplin diri dan menuntut tanggung jawab pribadi. Sehingga banyak dari kalangan orang tua yang menginginkan anaknya pesantren. Yang tujuannya agar anaknya berakhlak baik, pandai mengaji, mandiri dab juga memiliki karakter kuat sebagai seorang muslim.
Di pesantren, santri akan terikat pada aturan yang dibuat oleh pesantren. Waktu dijadwal sepresisi mungkin dimulai dari bangun tidur hingga malam menjelang. Waktu sekolah, mengaji, makan, mandi, dan olah raga di atur seketat mungkin. Tak heran jika tidak semua santri mampu bertahan, sebagian mengeluh karna aturan pesantren yang begitu ketat.
Disinilah mentalitas dan daya tahan hidup yang akan membangun karakter santri. Mereka akan belajar untuk mengatasi masalah-masalah secara langsung. Dan dikarenakan keberagaman di pesantren yang akan mengajarkan lintas kultur, santri berasal dari berbagai kalangan sehingga itu akan menjadi bekal santri untuk bersosialisasi dan memecahkan masalah di masyarakat nanti.
Santri juga memiliki kekhasan dalam menuntut ilmu dimana adab sebelum ilmu sangat berlaku. Sehingga menjadi penunjang moral dalam kehidupan pribadi.
Santri juga harus memiliki kemampuan non-agama. Dan pesantren tidak kaku dalam menghadapi perkembangan zaman, Seperti kata Zaki Mubarok pesantren perlu menerapkan kurikulum yang menjadikan santri kultur hibrida. Sehingga santri pun dapat berperan lebih besar dalam pemerintahan dan sektor formal lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H