Mohon tunggu...
Tasya
Tasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka membaca komik Melakukan hal baru Suka jauh dari keramaian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Materi Antropologi Agama

18 Desember 2023   21:09 Diperbarui: 18 Desember 2023   21:19 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dosen ke-1Dr. Rismawati, S.Sos, MA.

Animisme adalah sebuah kepercayaan manusia dimana manusia masih percaya dengan hal-hal gaib atau yang berbau mistis. Tujuan antropologi agama untuk mencoba memahami bagaimana pandangan manusia dalam melihat agama dan hal-hal gaib. Didalam sebuah agama ada tata cara agar manusia hidup lebih baik yang disebut religi hubungan antara makhluk dan tuhan nya. 

Antropologi Agama adalah bidang ilmu dalam studi antropologi yang mempelajari manusia, budaya, dan agama dalam kaitannya yaitu bagaimana pikiran, sikap serta perilaku manusia dalam hubungannya dengan yang ghaib.

Ada 4 metode dalam antro agama:

1. Metode historis

2. Metode normatif

3. Metode deskriptif

4. Metode empiri

Ada beberapa teori antropologi agama:

Teori Rasionalistik

Teori ini diterapkan pada kajian agama mulai abad ke-19. Secara umum yang dimaksud dengan teori rasionalistik adalah keyakinan ilmuwan bahwa manusia prasejarah menjelaskan kepercayaan mereka hampir dekat dengan cara ilmiah, tetapi mereka sampai ke kesimpulan salah karena kekurangan pengetahuan dan pengalaman mereka. Kecenderungan teori ini tampak karena dipengaruhi oleh cara berpikir orang Barat, khususnya para ahli antropologinya.

Teori Linguistik (Bahasa Indonesia)

Kajian terhadap agama secara ilmiah dimulai sesudah kajian terhadap bahasa mulai berkembang. Jacob Grimm dan Wilhem Grimm yang memulai penggabungan kajian mitos dengan bahasa.Mereka mengumpulkan sebagian besar legenda, cerita rakyat, khurafa-khurafa, dan pepatah di seantero Eropa . Menurut teori keagamaan itu adalah cerita rakyat modern yang semula adalah mitos masa lalu yang telah ditambah, dikurangi, atau dikorup.

Teori Fenomenologis

Suatu masyarakat yang menjadi objek penelitian dengan pendekatan fenomenologis berarti berusaha memahami maksud simbol, kepercayaan, atau ritual menurut yang mereka pahami sendiri.

Teori berfokus pada Upacara Religi Jadi agama muncul dari upacara atau ritual. sastra Semit, dan ilmu pasti, mengingatkan bahwa di samping sistem kepercayaan dan doktrin, agama mempunyai sistem upacara yang relatif tetap pada banyak agama, yaitu upacara keagamaan

Dosen ke-2 Yulianti Bakari, S.Sos, MA.

Suku Dayak

Pada masa sebelum merdeka Dayak merupakan kata ejekan yang memilukan hati ketika

seseorang menyimpang dari norma-norma yang umum norma Islam dan penjajahan

Belanda, seperti ikan dan belacak yg busuk juga anjing kurus dan kurap yang di jalanan

disebut dayak.

Dayak berarti kotor kafir tidak tahu aturan puas liar gila ter ke belakang tidak berbudaya.

Dan juga daya disebut juga orang liar Borneo yang berekor karena lelaki Dayak dulu

kononnya berekor di depan.

Ada litani tanpa ujung tentang orang Dayak ditanya itu sebagian memuji tetapi kebanyakan

melecehkan seperti yang dituliskan oleh David jenkins dan Guy Sacerdoty dalam Far

Eastern ekonomic review, mengabarkan orang Dayak itu manusia liar Borneo yang

legendaris.

Litani bernada minor demikian, tidak bisa di hapuskan oleh proklamasi kemerdekaan 17

Agustus 1945. Pandangan salah tentang manusia Dayak yang tertancap selama ratusan

tahun pada masa kolonial diperkuat oleh pusat-pusat kekuasaan feodal telah tertanam

kukuh, dan racun itu masih ada pengaruhnya hingga saat ini.

Praktik kehidupan asli sehari-hari orang Dayak berada antara kenangan dan kenyataan

karena sekali waktu suku bangsa Dayak memiliki tatanan sosial elemen-elemen budaya

sistem politik, sistem religi, dan cara-cara memenuhi kebutuhan mereka tetapi sebagian kini

tinggal berupa kenangan yang nyaris dilupakan bahkan oleh generasi muda Dayak sendiri.

Tatanan yang asli itu telah dihantam oleh faktor-faktor eksternal yang merupakan driving

forces bagi perubahan sosial budaya juga perubahan status manusia Dayak.

Masyarakat Dayak juga disebut masyarakat Islam karena tradisi lisan memainkan peranan

sentral dalam tatanan hidup bermasyarakat tradisi lisan kata waiko (1981) adalah landasan

kesadaran diri dan otonomi sebuah suku bangsa ketika mereka berhubungan dengan dunia

luar. Tradisi lisan sebagai media bagi orang Dayak untuk menyampaikan pandangan mereka tentang kehidupan dan maknanya tradisi lisan bagi suku bangsa Dayak adalah sebuah teks

lisan yang memuat totalitas konsepsi dasar ideologi, dogma, doktrin, filsafat, sejarah,

bahasa, sastra, hukum dan kebiasaan serta nilai-nilai sentral, tatanan dan struktur sosial

serta cara-cara berhubungan dengan alam nyata dan alam mistis.

Di berbagai suku Dayak ditemukan suatu konsepsi yang serupa mengenai hubungan antara manusia dan tanah dengan segala isinya tanah adalah suatu entitas yang integral. Namun adapun tanah kuburan dan tanah keramat yang tidak bisa digunakan untuk diladangi dan di ambil kayunya karena merupakan tempat pemujaan yang suci Masyarakat Dayak mengenal adanya hutan milik adat (collectively customery forest). Hutan

ini memiliki beberapa fungsi, kultural, ekologi, politis, sosial dan ekonomi. Kalau secara

kultural di dalam pohon itu terdapat tempat tempat keramat dan tempat ini dijaga

kelestariannya.

Kalau secara ekologis,hutan berfungsi memberikan keseimbangan alam. Kalau hutan adat berfungsi sebagai menahan dan mengatur keseimbangan hujan dan panas atau lebih

tepatnya iklim.

Masyarakat Dayak-sebelum tahun 1950-an pada umum nya hidup dalam komunitas rumah

panjang (rumah panjai, batang, betang, radakng). Rumah itu terdiri dari rumah-rumah ke harga yang bersambung menjadi satu.

Rumah panjang, terlepas dari bentuk dan panjangnya, tetap memiliki bagian yang tertutup dan bagian yang terbuka. Ini mencerminkan keseimbangan antara nilai individu (privasi) dan

kolektif yang dianut oleh orang Dayak.

Bagian yang tertutup adalah bilik milik sebuah keluarga. Sedangkan bagian yang terbuka

disebut son atau soah

Hegemoni Agama-Agama Resmi

Di Kalimantan/Borneo, terdapat dua agama resmi yang sangat dominan. Pertama adalah

agama Islam. Islam mak Kalimantan/Borneo, menurut catatan para sejarawan sekitar abad

ke-16. Para pemeluk Islam kemudian mendirikan pusat-pusat kekuasaan (Kesultanan) di

muara-muara sungai yang sungai itu merupakan jalur perekonomian dan transportasi utama

kemudian Masyarakat sekitarnya pelan-pelan ditundukkan secara politis dan agama. Kedua

adalah agama Kristen dengan berbagai sektenya. Kristen yang lebih menghargai toleransi

masuk ke Kalimantan sekitar abad ke-19 yang pada rangka memodernisasikan orang Dayak

itu, maka para misionaris mendirikan sekolah-sekolah, pusat-pusat pelayanan kesehatan

dan tentu saja pusat-pusat pemujaan baru.

Agama kapitayan

agama kapitayan adalah salah satu agama kuno masyarakat jawa zaman dahulu,agama ini telah ada sejak zaman paleolitik,mesolitik,neolitik dan megalitik.kapitayan adalah salah satu persembahan monoteisme yang dilakukan turun temurun.

Menurut etimologi kapitayan berasal dari kata jawa kuno yakni "TAYA" yang artinya tak terbayangkan atau tak terlihat,maksudnya sesuatu yang tidak dapat dipikirkan atau dibayangkan oleh panca indra manusia.terdapat peninggalan arkeologi agama kapitayan dalam terminologi barat yaitu, dolmen(meja untuk meletakan sesuatu),menhir(batu tegak untuk peringatan pemujaan),sarkofagus(peti kubur yang terbuat dari batu).

Pada awalnya agama islam ditolak masuk ke nusantara,namun setelah diberi pemahaman,agama islam pun masuk ke nusantara karena islam memiliki konsep monoteisme atau tuhan yang satu,oleh karena itu,banyak penganut kapitayan mulai memeluk islam.secara konsep dan nilai-nilai agama islam dan agama kapitayan itu sama,maka para wali songo mengadopsi konsep tersebut dalam menyebarkan islam ke daerah-daerah.seperti sembahyang(sholat),upawasa(puasa),dan gerakan-gerakan untuk menyembah tuhan juga sama.

Dosen ke-3 Muh. Zainuddin Raddolahi, S.Sos. M.SI

Religion adalah institusi sosial budaya yang meresap dan kompleks yang terjadi karena adanya Intelnisasis, sosialisasi, enkulturasi, (norma dan nilai) dalam lingkungan. Religion bagian dari Supranatural bicara tentang kepercayaan. Klasifikasi antara kepercayaan dan pandangan dunia. 

Agama adalah bentuk klasifikasi dari kepercayaan. Dalam antropologi agama melihat bagaimana aktivitas atau perilaku keagamaannya. Bagaimana hubungan manusia dengan agama dengan kepercayaan manusia tidak pernah terlepas dari sumber daya alamnya.

Pop culture merupakan kepercayaan baru(modern),kepercayaan ini tergantung bagaimana kita memandang.kepercayaan ini biasanya terjadi karena faktor lingkungan,munculnya teknologi yang begitu canggih juga termasuk salah satu faktornya.salah satu contoh terjadinya kepercayaan atau kebudayaan ini yaitu anak zaman sekarang yang suka dengan kpop bahkan sampai menganggap idola mereka sebagai tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun