Mohon tunggu...
Acha Khairunisa
Acha Khairunisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sastra Indonesia

Hanya senang menulis suatu karya tulis yang berharap dapat bermanfaat bagi siapapun.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sosok Manusia Versi Terbaik di Mataku

11 Januari 2024   05:36 Diperbarui: 11 Januari 2024   06:02 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Jika ditanya siapa sosok versi terbaik menurut kamu? Aku akan menjawab, dia adalah seorang wanita tangguh yang pernah aku temui di dunia ini. Tidak ada wanita setangguh itu selain dia di mataku. Yap, dia adalah ibuku. Sosok yang memiliki mata indah dengan wajah teduh.

Selain wanita tangguh, ibu adalah bidadari paling baik wajah dan hati nya. Dia tidak dapat didefinisikan hanya dengan melalui kata-kata saja. Kata-kata yang aku rangkai saat ini, tidaklah cukup untuk mendefinisikan seberapa banyak perjuangannya yang telah dia lalui. Sama hal nya dengan ayah yang rela berkorban demi anak-anaknya, banting tulang siang dan malam. Demi sesuap nasi untuk keluarganya.

Begitu juga dengan sosok ibu. Ibuku mungkin di mata orang-orang adalah sosok yang biasa saja. Tak ada yang begitu spesial. Ibu hanya berdiam diri dirumah, melakukan pekerjaan rumah sebagaimana semestinya ibu rumah tangga.

Namun, hal yang perlu diketahui. Tak ada yang setangguh ibu. Berbagai konflik yang terjadi di keluarga, menjadi satu hal yang berusaha ibu tahan dengan sekuat hatinya. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Banyak kisah tangguh ibu yang mungkin jika dijabarkan satu per satu, maka tulisan ini akan begitu panjang sekali lembaran nya. Namun, aku ingin menceritakan satu kisah tangguh yang beberapa bulan ini baru saja aku dan keluargaku hadapi.

Kata orang, musibah itu tidak mengenal bau. Yaps, di pertengahan bulan Juli ayahku dibawa ke rumah sakit terdekat dengan gejala muntah berdarah yang terjadi selama beberapa hari terakhir. Awalnya dokter menyangka ayah terkena penyakit sirosis, yakni pengerutan pada hati dan juga gagal ginjal stadium akhir. Mendengar hal itu, ibu, aku, adikku, dan kedua abangku syok. Tak ada yang menyangka hal ini terjadi dikeluargaku.

Kami yang merasa bahwa tidak akan ada penyakit serius yang mendera keluarga kami, namun hal ini malah terjadi. Saat itu, kami sudah berpikiran yang tidak-tidak. Keluarga kami tidak se-cemara itu, tetapi kami berharap satu keluarga tetap dalam keadaan baik-baik saja sampai kapanpun. Namun hal ini, benar-benar membuat kami tidak tau harus melakukan apalagi, seolah dunia redup tidak ada cahaya setitik pun.

Begitupun dengan ibu. Ibu berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang agar anak-anaknya tidak merasa sedih dan tetap menjalankan aktifitas sehari-hari seperti biasa, seraya berharap ayah akan baik-baik saja. Aku menemani ibu untuk menjaga ayah di rumah sakit karena perlu perawatan lebih lanjut. Aku dapat melihat bagaimana setianya ibu menunggu ayah di rumah sakit. Melihat secara langsung selang dimasukkan ke dalam seluran pernapasan ayah untuk menguras habis darah yang ada di dalam perut ayah.

Berusaha tenang dengan segala hal yang diucapkan dokter, bahwa ayah perlu cuci darah dan rontgen di bagian orang dalam memastikan apakah ayah benar-benar memiliki mengidap sirosis atau tidak. Dan alhamdulillah nya ayah tidak mengidap sirosis. Namun gagal ginjal yang memerlukan cuci darah dengan cepat. Jika tidak, maka ayah akan mengalami kejang-kejang dan racun akan semakin cepat menyebar ke seluruh tubuhnya.

Aku rasa, ini bukan cerita yang menarik. Tapi entah mengapa, aku hanya ingin menceritakannnya melalui kata-kata. Aku dapat melihat tatapan yang setia dari ibu yang menemani ayah setiap harinya. Dari sana, aku dapat memahami bahwa rasa cinta dan kasih sayang tidak dapat dijabarkan oleh kata-kata.

Bagiku, ibu sudah menjadi salah human interets yang paling menginspirasi. Meskipun banyak human interest yang ada diluar sana yang lebih menginspirasi. Tapi, apa salahnya mengagumi orang-orang terdekat kita terlebih dahulu, seperti orangtua. Karena orangtua kita juga termasuk ke dalam sosok yang paling menginspirasi dalam hidup kita. Mereka berjuang untuk hidup kita yang lebih baik tanpa kenal lelah.

Mungkin nasiha-nasihatnya terkadang terdengar menjengkelkan. Tapi tanpa kita sadari, nasihat-nasihat itu seolah seperti menjadi mantra bagi kita untuk hidup lebih baik lagi di dunia ini. Menghadapi dunia ini dengan baik lagi. Melangkah diatas tanah dengan jalan yang lurus, dan menjadi sosok yang selalu ingin ingin dibanggakan oleh kedua orangtua kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun