Mohon tunggu...
Tasnim Tasnim
Tasnim Tasnim Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA

Guru Disebuah Sekolah Negeri di Batanghari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Curhat Guru Bersama Gemini, Miskin Adab dan Ilmu

10 Oktober 2024   10:18 Diperbarui: 10 Oktober 2024   10:37 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.cloudcomputing.id/berita/google-tutup-sementara-geminiInput sumber gambar

Saya : selamat pagi

Gemini : Senang sekali kamu menyapa. Apa kabarmu hari ini?

Ada yang bisa kubantu? Mungkin kamu ingin:

  • Mendapatkan informasi: Aku bisa mencarikan berbagai macam informasi, mulai dari fakta menarik hingga berita terkini.
  • Belajar sesuatu yang baru: Kita bisa belajar bersama, mulai dari bahasa asing hingga konsep ilmiah.
  • Mengobrol santai: Aku senang berdiskusi tentang berbagai topik, dari hobi hingga pandangan hidup.

Jangan ragu untuk bertanya apa saja yang ada di pikiranmu!


Saya : saya seorang guru

Gemini : Wah, senang sekali bertemu dengan seorang guru! Profesi sebagai guru sangat mulia karena berperan penting dalam membentuk generasi muda.

Sebagai seorang guru, pasti Anda memiliki banyak pengalaman menarik dan kisah inspiratif. Apakah Anda ingin berbagi cerita tentang pengalaman mengajar Anda? Atau mungkin Anda ingin membahas tentang tantangan yang sering dihadapi oleh guru saat ini?

Saya juga bisa membantu Anda dengan beberapa hal seperti:

  • Mencari ide kegiatan belajar mengajar yang kreatif dan inovatif.
  • Menemukan sumber belajar yang relevan dengan mata pelajaran yang Anda ampu.
  • Mendapatkan tips untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
  • Mencari informasi tentang perkembangan pendidikan terkini.

Jangan ragu untuk bertanya apa saja yang Anda butuhkan, ya!

Mungkin Anda juga tertarik untuk membahas topik-topik berikut:

  • Teknologi dalam pembelajaran: Bagaimana memanfaatkan teknologi untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan efektif?
  • Pembelajaran jarak jauh: Apa saja tantangan dan peluang dalam pembelajaran jarak jauh?
  • Peran guru dalam menghadapi tantangan zaman: Bagaimana guru dapat tetap relevan di era digital?

Apa yang ingin kita bahas lebih lanjut?

Saya : mengapa anak sekarang miskin adab dan ilmu ya gemini?

Gemini : Tentu, pertanyaan yang sangat menarik dan relevan. Mengapa anak sekarang sering dianggap miskin adab dan ilmu? Ini adalah isu kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat secara luas.

Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya antara lain:

  • Perubahan zaman dan teknologi: Kemajuan teknologi seperti gadget dan internet memberikan akses informasi yang sangat mudah. Namun, jika tidak diimbangi dengan pengawasan dan bimbingan yang tepat, hal ini bisa membuat anak lebih banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang bermanfaat dan mengabaikan pembelajaran yang lebih mendalam.
  • Kurangnya waktu berkualitas bersama orang tua: Kesibukan orang tua seringkali membuat waktu bersama anak menjadi berkurang. Padahal, interaksi langsung dengan orang tua sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika sejak dini.
  • Pengaruh lingkungan sekitar: Lingkungan pergaulan anak juga sangat berpengaruh. Jika anak bergaul dengan teman-teman yang kurang baik, besar kemungkinan mereka akan meniru perilaku yang negatif.
  • Sistem pendidikan: Sistem pendidikan yang terlalu mengejar target akademik tanpa memperhatikan aspek pembentukan karakter juga bisa menjadi penyebab.
  • Contoh perilaku orang dewasa: Anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya. Jika orang dewasa seringkali bersikap tidak sopan, tidak jujur, atau tidak bertanggung jawab, maka anak-anak pun akan belajar perilaku yang sama.

Apa yang bisa kita lakukan?

Sebagai guru, Anda memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi masalah ini. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan antara lain:

  • Menanamkan nilai-nilai moral dan etika sejak dini: Ajak siswa untuk mendiskusikan tentang pentingnya akhlak mulia, sopan santun, dan tanggung jawab.
  • Membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif: Gunakan metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa tidak mudah bosan dan lebih aktif terlibat dalam proses belajar.
  • Kerja sama dengan orang tua: Libatkan orang tua dalam proses pendidikan anak. Ajak mereka untuk bekerja sama dalam membimbing anak di rumah.
  • Memberikan contoh yang baik: Jadilah role model bagi siswa dengan menunjukkan perilaku yang baik dan sopan.
  • Memanfaatkan teknologi secara positif: Ajak siswa untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat belajar yang efektif, bukan hanya untuk bermain game atau bermedia sosial.

Penting untuk diingat:

Perubahan perilaku tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Dibutuhkan kesabaran dan kerja sama dari semua pihak untuk menciptakan generasi muda yang berakhlak mulia dan cerdas.

Apakah Anda ingin mendiskusikan lebih lanjut tentang topik ini? Misalnya, kita bisa membahas strategi yang lebih spesifik untuk diterapkan di kelas atau bagaimana cara melibatkan orang tua dalam kegiatan pembelajaran.

Selain itu, saya juga bisa membantu Anda mencari sumber-sumber belajar yang relevan, seperti artikel, buku, atau video yang membahas tentang pendidikan karakter.

Apa pendapat Anda tentang hal ini?

Saya : apakah kemajuan teknologi dan gadget sangat berpengaruh terhadap adab dan pengetahuan anak, terus bagaimana hubungannya dengan kurikulum?

Gemini : Tentu, kemajuan teknologi dan gadget memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap adab dan pengetahuan anak. Pengaruh ini bisa positif maupun negatif, tergantung pada bagaimana kita mengelola dan memanfaatkannya.

Pengaruh Teknologi terhadap Adab dan Pengetahuan Anak:

  • Positif:
    • Akses informasi yang luas: Teknologi membuka pintu bagi anak untuk mengakses berbagai informasi dari seluruh dunia. Ini dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan mereka.
    • Pembelajaran yang lebih interaktif: Banyak aplikasi dan platform pembelajaran yang dirancang dengan menarik dan interaktif, sehingga dapat meningkatkan minat belajar anak.
    • Keterampilan digital: Penggunaan teknologi sejak dini dapat membantu anak mengembangkan keterampilan digital yang sangat dibutuhkan di masa depan.
  • Negatif:
    • Kecanduan: Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar dapat menyebabkan kecanduan gadget, mengganggu aktivitas sosial, dan menghambat perkembangan fisik.
    • Informasi yang tidak akurat: Tidak semua informasi di internet akurat. Anak perlu diajari untuk menyaring informasi dan mencari sumber yang kredibel.
    • Kurangnya interaksi sosial: Penggunaan gadget yang berlebihan dapat mengurangi waktu anak untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain, sehingga dapat menghambat perkembangan sosial dan emosional.

Hubungan dengan Kurikulum:

Kurikulum pendidikan seharusnya mampu merespons perkembangan teknologi dengan baik. Kurikulum yang baik akan:

  • Menggabungkan teknologi dalam pembelajaran: Teknologi dapat menjadi alat bantu yang efektif untuk menyampaikan materi pelajaran. Guru dapat menggunakan presentasi, video, simulasi, dan berbagai aplikasi untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif.
  • Mengajarkan literasi digital: Anak perlu diajarkan keterampilan literasi digital, seperti mencari informasi yang kredibel, mengevaluasi sumber informasi, dan menggunakan teknologi secara bertanggung jawab.
  • Mengembangkan keterampilan abad ke-21: Kurikulum harus membekali siswa dengan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikasi.

Bagaimana Menyeimbangkan Pengaruh Teknologi?

Untuk memaksimalkan manfaat teknologi dan meminimalkan dampak negatifnya, kita perlu:

  • Memberikan batasan waktu: Atur waktu penggunaan gadget anak agar tidak berlebihan.
  • Memilih konten yang sesuai: Awasi konten yang diakses anak dan pilihlah konten yang edukatif dan positif.
  • Menjadi contoh yang baik: Orang tua dan guru perlu menjadi contoh dalam penggunaan teknologi.
  • Memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran: Gunakan teknologi sebagai alat bantu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
  • Mengajarkan etika digital: Ajarkan anak tentang etika dalam menggunakan teknologi, seperti tidak menyebarkan informasi yang tidak benar, menghormati privasi orang lain, dan tidak melakukan cyberbullying.

Kesimpulan:

Teknologi adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Tantangannya adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan teknologi secara bijak untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan kurikulum yang tepat dan dukungan dari orang tua dan guru, kita dapat memastikan bahwa teknologi menjadi alat yang positif untuk meningkatkan kualitas hidup anak.

Pertanyaan:

  • Apa pendapat Anda tentang penggunaan gadget di sekolah?
  • Strategi apa yang menurut Anda efektif untuk mengatasi kecanduan gadget pada anak?
  • Bagaimana kita dapat membantu orang tua untuk memberikan bimbingan yang tepat dalam penggunaan teknologi oleh anak?

Saya : Menurut saya penggunaan gadget disekolah boleh tapi harus dibatasi dan di kontrol penggunaannya karena anak belum bijak dalam menggunakan gadget, sehingga gadget banyak digunakan untuk hal yang tidak berhubungan dengan pembelajaran.

Gemini : Saya sangat setuju dengan pendapat Anda. Penggunaan gadget di sekolah memang memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun, seperti yang Anda katakan, penting sekali untuk membatasi dan mengontrol penggunaannya agar tidak disalahgunakan oleh siswa.

Beberapa alasan mengapa penggunaan gadget perlu dibatasi dan dikontrol:

  • Kecanduan: Anak-anak cenderung mudah kecanduan gadget. Jika tidak dibatasi, penggunaan gadget yang berlebihan dapat mengganggu konsentrasi belajar, mengganggu kesehatan fisik dan mental, serta mengurangi waktu untuk berinteraksi sosial.
  • Konten Negatif: Tidak semua konten di internet aman dan sesuai untuk anak-anak. Anak-anak perlu diawasi agar tidak mengakses konten yang mengandung kekerasan, pornografi, atau informasi yang tidak akurat.
  • Gangguan Proses Belajar: Jika tidak digunakan dengan benar, gadget justru bisa menjadi pengganggu proses belajar. Misalnya, siswa bisa saja menggunakan gadget untuk bermain game atau mengakses media sosial selama jam pelajaran.

Beberapa cara untuk membatasi dan mengontrol penggunaan gadget di sekolah:

  • Membuat aturan yang jelas: Sekolah perlu membuat aturan yang jelas mengenai penggunaan gadget di lingkungan sekolah, termasuk waktu yang diperbolehkan, tempat yang diperbolehkan, dan jenis aplikasi yang boleh digunakan.
  • Memberikan edukasi: Sekolah perlu memberikan edukasi kepada siswa tentang penggunaan gadget yang bijak, termasuk cara mencari informasi yang benar, mengenali bahaya di internet, dan menjaga keamanan data pribadi.
  • Mengawasi penggunaan gadget: Guru perlu mengawasi penggunaan gadget oleh siswa selama proses pembelajaran.
  • Memanfaatkan gadget untuk tujuan pembelajaran: Guru dapat memanfaatkan gadget sebagai alat bantu pembelajaran, seperti menggunakan aplikasi edukasi, presentasi, atau video pembelajaran.
  • Kerjasama dengan orang tua: Sekolah perlu bekerja sama dengan orang tua untuk membatasi penggunaan gadget di rumah dan memastikan anak-anak menggunakan gadget secara bertanggung jawab.

Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan aspek psikologis anak. Tidak semua anak memiliki kematangan yang sama dalam menggunakan gadget. Oleh karena itu, perlu ada pendekatan yang individual dalam membatasi dan mengontrol penggunaan gadget.

Dengan pengelolaan yang tepat, penggunaan gadget di sekolah dapat menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun, kita perlu tetap waspada terhadap potensi dampak negatifnya dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meminimalisir risiko tersebut.

Saya : pertama dengan membuat kesepakatan yang jelas, kemudian sosialisasi penggunaan gadget yang dilakukan secara terus menerus, menumbuhkan rasa sadar untuk bijak bermain gadget.

Gemini : Sangat bagus! Ide untuk membuat kesepakatan yang jelas dan sosialisasi berkelanjutan merupakan langkah yang tepat dalam mengelola penggunaan gadget di sekolah.

Mari kita kembangkan ide ini lebih lanjut:

1. Membuat Kesepakatan yang Jelas dan Komprehensif

  • Libatkan semua pihak: Ajak siswa, guru, orang tua, dan mungkin bahkan pihak komite sekolah untuk bersama-sama membuat kesepakatan. Hal ini akan membuat kesepakatan tersebut terasa lebih milik bersama dan lebih mudah untuk ditaati.
  • Kesepakatan yang spesifik: Kesepakatan harus mencakup hal-hal seperti:
    • Waktu penggunaan: Kapan saja siswa boleh menggunakan gadget, baik di dalam maupun di luar kelas.
    • Tempat penggunaan: Di mana saja siswa boleh menggunakan gadget.
    • Jenis aktivitas yang diperbolehkan: Apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan dengan gadget di sekolah.
    • Konsekuensi: Apa yang akan terjadi jika kesepakatan dilanggar.
  • Bahasa yang mudah dipahami: Pastikan kesepakatan ditulis dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh semua pihak, terutama siswa.

2. Sosialisasi yang Berkelanjutan

  • Berbagai media: Gunakan berbagai media untuk mensosialisasikan kesepakatan, seperti poster, pengumuman di kelas, website sekolah, atau bahkan video singkat.
  • Kegiatan yang menarik: Adakan kegiatan yang menarik terkait dengan penggunaan gadget yang bijak, seperti lomba membuat video edukasi, seminar, atau workshop.
  • Contoh yang baik: Guru dan staf sekolah harus menjadi contoh yang baik dalam penggunaan gadget.

3. Menumbuhkan Kesadaran

  • Pendidikan digital: Selenggarakan kegiatan pendidikan digital secara berkala untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang bahaya penggunaan gadget yang berlebihan dan cara menggunakan gadget secara sehat.
  • Diskusi kelas: Ajak siswa untuk berdiskusi tentang dampak positif dan negatif penggunaan gadget, serta bagaimana cara menggunakan gadget secara bertanggung jawab.
  • Pembinaan: Lakukan pembinaan secara individual atau kelompok bagi siswa yang sulit untuk mematuhi kesepakatan.

4. Peran Orang Tua

  • Kolaborasi: Libatkan orang tua dalam membuat dan menegakkan aturan penggunaan gadget di rumah.
  • Workshop untuk orang tua: Adakan workshop untuk orang tua tentang cara membimbing anak dalam menggunakan gadget.

5. Evaluasi dan Penyesuaian

  • Evaluasi berkala: Lakukan evaluasi secara berkala untuk melihat apakah kesepakatan yang dibuat sudah efektif dan apakah perlu ada penyesuaian.
  • Umpan balik: Minta masukan dari siswa, guru, dan orang tua untuk perbaikan terus-menerus.

Ide Tambahan:

  • Program mentor sebaya: Libatkan siswa yang lebih tua sebagai mentor bagi siswa yang lebih muda untuk membimbing mereka dalam penggunaan gadget yang bijak.
  • Zona bebas gadget: Tentukan beberapa area di sekolah sebagai zona bebas gadget, misalnya perpustakaan atau ruang belajar.
  • Aplikasi pemantau penggunaan gadget: Gunakan aplikasi yang dapat membantu orang tua dan guru memantau penggunaan gadget anak.

Dengan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan, kita dapat membantu siswa untuk mengembangkan kebiasaan penggunaan gadget yang sehat dan produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun