Mohon tunggu...
Tasmi Amaliah
Tasmi Amaliah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta

Mahasiswa Farmasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Isu-isu Kepemudaan: Kesetaraan Pendidikan dan Peran Pemuda Dalam Perkembangan Pendidikan Serta Sosial Budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta

8 Juli 2024   00:25 Diperbarui: 8 Juli 2024   01:35 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

“Kesadaran masyarakat Yogyakarta atas pendidikan sudah tinggi. Mungkin karena budaya pendidikan di Yogyakarta sudah sejak sebelum Indonesia merdeka. Ada Muhammadiyah, Taman Siswa, dan lain-lain,” tambah Budi Santosa Asrori, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Yogyakarta.

Risa Wardatun Nihayah, peneliti RISE yang memimpin studi ini, menyampaikan bahwa hingga saat ini di Kota Yogyakarta sudah terjadi keselarasan sistem, artinya semua pihak bekerja sama untuk menjaga kualitas di Jogja, mulai dari pemerintah daerah, pihak sekolah, hingga masyarakat dan orang tua. Namun, agar Kota Yogyakarta dapat terus mempertahankan prestasi-prestasinya di pendidikan, tiap pemangku kepentingan dalam sistem pendidikan harus terus belajar, berkolaborasi, dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Menurut Mendikbud, untuk mempersiapkan generasi emas tersebut, telah disiapkan kebijakan yang sistemiatis, yang memungkinkan terjadinya mobilitas vertikal secara masif. Untuk itu, mulai tahun 2011 telah dilakukan gerakan pendidikan anak usia dini, penuntasan dan peningkatan kualitas pendidikan dasar, penyiapan pendidikan menengah universal (PMU) yang akan dimulai tahun 2013.

Di samping itu, perluasan akses ke perguruan tinggi juga disiapkan melalui pendirian perguruan tinggi negeri di daerah perbatasan dan memberikan akses secara khusus kepada masyarakat yang memiliki keterbatasan kemampuan ekonomi, tetapi berkemampuan akademik.

“Pemuda pelopor adalah pemuda dengan kecerdasan, kreativitas, kemandirian, gotong royong, yang secara konkret menginspirasi pemuda dan masyarakat di sekitar untuk melakukan terobosan, tindakan dan perilaku menjadi suatu karya nyata yang berkualitas dan dilaksanakan secara konsisten yang dirasakan manfaatnya bagi masyarakat,” jelasnya saat ditemui tim wartajogjakota Senin (24/10) di Kantor Dindikpora Kota Yogya.

Peran Pemuda Pelopor, dijelaskan Mugi Suyatno, sesuai dengan minat dan keahliannya di masing-masing bidang. Secara umum, ketika seorang pemuda membuat suatu karya di antara lima bidang Pemuda Pelopor, kemudian berani untuk ditampilkan dan diuji kebermanfaatannya di lingkungan masyarakat, maka perannya bisa diakui secara legit oleh masyarakat dan pemerintah.

Terkait dengan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia, DIY menduduki posisi kedua dengan skor 80,64. Sesuai dengan harapan Gubernur DIY, pemuda DIY bukan hanya pemuda yang lahir dan besar di Yogyakarta, namun semua pemuda yang berada di Yogyakarta dan memberikan kontribusi pembangunan. Sehingga konsep pengembangan diri, tidak hanya pemuda asal Yogyakarta saja, tapi seluruh anak muda usia 16 sampai 30 tahun yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih lanjut Hetifah mengatakan, yang lebih menarik sebenarnya Jogja itu salah satu daerah yang bisa menjadi Role Model, karena indeks pembangunan pemudanya tinggi, Indeks Pembangunan Manusianya juga tinggi. “Kita perlu belajar, apa yang diberikan atau fasilitasi oleh pemerintah kepada pemuda yang bukan hanya asli dari DIY tetapi juga pemuda yang berada di DIY yang sedang menuntut ilmu, atau bekerja atau berkontribusi yang lain kepada DIY. Ini merupakan suatu hal yang baik untuk pembelajaran bagi daerah lain.” ungkapnya

Disinggung banyaknya predikat yang disandang DIY, termasuk indikator kegiatan ketrampilan pemuda DIY sangat bagus, namun masih dibayang-bayangi fenomena kekerasan jalanan yang melibatkan para pemuda. Jadi dengan adanya indeks pembangunan pemuda itu kita jadi tahu, hal-hal apa yang masih menjadi masalah, seperti kesehatan, banyak sekali anak muda yang berusia belia yang juga terpapar dengan rokok, juga kekerasan yang masih terjadi. Oleh karena itu apa yang ingin dicapai dalam peningkatan kepemudaan itu tidak hanya tugas Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, meskipun kebugaran penting untuk membudayakan olahraga, tetapi juga dari OPD yang lain. (Kar/Dvd)

Humas DIY.

REFERENSI

https://jogjaprov.go.id/berita/peran-pendidikan-menjadi-penting-dalam-membangun-peradaban-bangsa

https://www.kemenkopmk.go.id/yogyakarta-jadi-role-model-untuk-tingkatkan-indeks-pembangunan-pemuda

https://dindikpora.jogjakota.go.id/detail/index/24846

https://jogjaprov.go.id/berita/generasi-muda-diharap-jadi-motor-penggerak-pembangunan

https://warta.jogjakota.go.id/detail/index/24383

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun