Mohon tunggu...
Taslim Batubara
Taslim Batubara Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar Seumur Hidup

Hidup cuma sekali, maka hidup harus berarti

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perspektif Baru Dakwah Generasi Milenial

20 Februari 2019   14:18 Diperbarui: 20 Februari 2019   14:28 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Masyarakat dapat mencontoh apa dilakukan oleh Gus Miftah. Pendiri pesantren Ora Aji ini sering melakukan kegiatan dakwahnya di klub-klub malam sekitaran Yogyakarta ataupun tempat lainnya yang dianggap sebagai sarang maksiat. Apalagi baru-baru ini, beredar sebuah video yang menunjukan dirinya sedang berdakwah dan bersalawat di hadapan puluhan pemandu karaoke yang mengenakan gaun seksi di Bali. Cara Gus Miftah ini dianggap unik dan pastinya mengundang kontroversi.

            Dalam caption video unggahan Gus Miftah disebut bahwa"Saudaraku org baik dan orang jelek itu beda nya satu, org baik pernah berbuat jelek dan org jelek pasti pernah berbuat baik. Jgn pernah hakimi mereka, tp mhn doakan mereka". Dalam penjelasan mengenai video tersebut, Gus Miftah menerangkan kalau para pemandu karaoke tersebut dipaksa untuk hadir di masjid, mereka akan merasa kalau dirinya hina dan tidak pantas untuk masuk ke masjid. Dia berkata, kalau mereka tidak mau datang, apa salahnya kita yang mendatangi mereka.

            Gus Miftah merupakan contoh pendakwah yang berhasil mendobrak kebiasaan dakwah di Indonesia. Dia menyampaikan, hakikat dakwah itu adalah mengajak umat untuk berubah ke arah yang lebih baik serta mencegah untuk berbuat yang buruk. dakwah itu berhak diberikan kepada siapa saja, sekalipun dia pelacur yang dianggap sebagai ahli maksiat. Dia juga berhak mendapat dakwah, mudah-mudahan dengan cara seperti itu Allah SWT yang Maha Perkasa bisa memberinya hidayah. Metode dakwah Gus Miftah tersebut mendapat apresiasi dari warganet, terutama kalangan anak muda yang lebih terbuka terhadap hal-hal yang baru.

            Kesimpulannya, penulis ingin mengajak kepada para pembaca dan semua masyarakat Indonesia, untuk merubah mindset dan sudut pandang tentang hakikat dakwah yang sesungguhnya. Dakwah tidak melulu harus menggunakan atribut ataupun berada di lokasi yang umum untuk berdakwah. Apalagi berdakwah pada era milenial seperti sekarang ini, atribut, konten, serta lokasi dakwah harus disamakan dengan kebutuhan zaman. Berdakwah itu tujuannya untuk merubah sesuatu yang buruk menjadi baik. Berdakwah juga harus dilakukan secara sopan dan penuh kelembutan, hal itulah yang telah di contohkan oleh Rasulullah SAW.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun