Mohon tunggu...
Taschiyatul Hikmiyah
Taschiyatul Hikmiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jadilah kamu dengan versi terbaik dari dirimu sendiri dan bermanfaat bagi orang lain. Instagram: @taschiyaa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Tradisi Sepasaran

20 Januari 2023   06:30 Diperbarui: 20 Januari 2023   06:43 11271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Iwel-iwel  (sumber: Pint. TravellingYuk!)

Keragaman Budaya Indonesia

Lagi-lagi jika membahas tentang keragaman budaya, Indonesia selalu jadi juaranya. Dengan perbedaan yang beragam, tidak memungkiri bahwa warganya memiliki rasa persatuan yang tinggi, hal ini tercermin dari semboyan negeri ini "Bhineka Tunggal Ika."

Bukan hanya itu, rasa persatuan juga terbangun karena pengaruh tradisi yang telah ada sejak turun-temurun. Kerap kali dipersatukan dalam beberapa acara yang telah menjadi tradisi menjadi salah satu pemicu mengapa Indonesia memiliki rasa yang tinggi terhadap persatuan.

Susur Tradisi Sepasaran

Dari sekian ragam tradisi, salah satu tradisi unik yang perlu kita kenali adalah tradisi sepasaran. Konon, ada sebagian daerah yang menerapkan tradisi sepasaran ini untuk acara kelima hari bayi setelah kelahiran ada juga yang menerapkan tradisi sepasaran setelah 5 hari proses acara pernikahan.

Adapun tradisi sepasaran bayi biasanya dilaksanakan setelah maghrib dan dihadiri oleh bayi, orang tuanya serta anggota keluarga terdekat. Menurut tradisi, terdapat makanan pantangan yang disajikan dalam acara tersebut yakni sambal, sayur bersantan, telur, ikan tawar dan telur asin. Sehingga biasanya untuk sepasaran bayi disajikan makanan iwel-iwel, jajanan khas yang terbuat dari beras ketan. Sedangkan untuk sepasaran manten biasanya diisi dengan ater-ater (bahasa jawa: saling berbagi) kepada tetangga, biasanya ada makanan khas sepasaran yaitu bubur bubur sumsum yang melambangkan kesetaraan, artinya seluruh orang berhak merasakan kebahagian dengan menyantapnya tanpa terkecuali melalui tradisi ater-ater.

Manfaat Tradisi Sepasaran

Tradisi sepasaran ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur, baik selepas hari kelahiran bayi maupun terselenggaranya acara pernikahan. Tradisi sepasaran ini juga menjadi cara untuk mengumumkan pemberian nama bayi kepada para tamu undangan, mempererat tali silaturrahmi. Selain itu manfaat yang diperoleh dari tradisi ini ialah menambah kerukunan, berbagi dengan sesama, serta keberkahan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun