Buku self improvement yang ketiga ini ditulis oleh Henry Manampiring, ia pernah meraih penghargaan Book of The Year di Indonesia International Book Fair 2019. Dalam buku setebal 344 halaman dengan judul Filosofi Teras menjelaskan tentang konsep filosofi Yunani-Romawi kuno bernama Stoic. Sosok Stoic yang dianggap mampu membantu orang-orang dalam mengatasi emosi negatif dan menghasilkan mental yang tangguh saat dihadapkan dengan masalah.
Meski Filosofi Teras ini hanya memiliki kesan dalam bentu sebuah karya tulis. Namun, setelah membacanya anda dapat mengetahui bahwa melalui sebatas karya tulis buku Filosofi Teras telah menggambarkan analogi kejadian nyata di kehidupan sehari-hari, dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh semua kalangan.
4. Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat
Sebuah buku yang termasuk dalam buku best seller The New York Times dan Washington Post karangan Mark Manson. Buku berjudul Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat menyimpan begitu banyak pesan moral yang berkaitan yang kehidupan dengan kehidupan nyata.
Melalui buku setebal 246 halaman, Mark Manson mengajak pembacanya untuk fokus terhadap segala hal yang penting dalam kehidupan serta mengabaikan hal yang tidak penting.
Selain itu, buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodoh Amat juga menyampaikan pesan bahwa semua orang berhak menjalani kehidupan dengan bahagia. Kebahagiaan yang bisa muncul dari hal-hal sederhana.
5. Merawat Luka Batin
Bermula dari niat tulus seorang Dokter spesialis Kedokteran Jiwa, dr Jiemi Ardian, Sp.KJ. Melalui karyanya yang berjudul Merawat Luka Batin ia berharap dapat menyelamatkan mental banyak orang.
Dalam buku setebal 330 halaman, dr. Jiemi mengajak pembacanya untuk lebih peduli dengan luka batin masing-masing dengan penyampaian gagasan yang gamblang dan mudah dipahami.
Melalui buku Merawat Luka Batin dr. Jiemi menyajikan banyak definisi dan pembahasan tentang permasalahan kesehatan mental, dan depresi untuk membentuk pola pikir yang sehat. Dengan begitu, orang yang mengalami depresi dapat menemukan solusi sehingga tidak kehilangan kendali atas dirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H