4. Bendera Merah Putih. Keberadaan bendera merah putih pada tradisi munggah molo ini sebagi wujud nasionalisme dari masyarakat Jawa sekaligus ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang telah menganugerahkan kemerdekaan sehingga dapat memiliki tanah air sebagai tempat tinggal.
5. Duit Kricik (bahasa jawa=uang koin). Dalam masyarakat zaman dahulu, bentuk uang yang digunakan masih berbentuk uang koin logam, sehingga adat ini masih terpelihara sampai sekarang dengan menggunakan uang koin sebagi syarat dalam tradisi munggah molo, sebagai harapan agar Tuhan senantiasa melimpahkan rizki yang berkah kepada keluarga.
6. Jajanan Pasar, ayam panggang, dan pisang. Sebagai ungkapan rasa syukur, Â pemilik rumah baru juga diharuskan untuk berbagi jajanan pasar, ayam panggang, dan pisang kepada tetangga disekitar. Sama halnya dengan yang dilakukan ketika tradisi selametan pada saat nduduk pademi. Selain untuk menyambung silaturahmi dengan tentangga, nilai saling berbagi dan berkomunikasi dengan tetangga yang sangat kental dalam adat Jawa juga dapat terus dilestarikan dengan membagikan makanan tersebut.
7. Pakaian keluarga. Keberadaan pakaian keluarga dalam tradisi munggah molo ini melambangkan setiap anggota keluarga harus selalu menjaga akhlaqul karimah dengan menutup aurat, selain itu juga diharapkan Tuhan selalu memberkahi kelurga dengan kecukupan kebutuhan sandang.
8. Selanjutnya yakni Kendi , Pakumas (paku warna emas), kayu salam dan daun salam yang diwadahkan dalam kendi. Hal ini bermakna dalam bentuk harapan agar keluarga pemilik rumah baru senantiasa diberikan keselamatan.
9. Terakhir yakni, payung. Payung identik dengan peneduhan bermaksud agar tuhan semesta alam dapat melindungi dengan rahmat Nya.
Nah, setelah mengetahui tradisi orang jawa ketika membangun rumah, semakin bangga ngga nih jadi orang jawa. Keberagaman tradisi sekaligus variasi makna yang terkandung didalamnya tentu memiliki daya tarik tersendiri mengapa orang jawa masih melestarikan tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu.
"Muda, Berkarya, dan Melestarikan Budaya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H