Mohon tunggu...
Taschiyatul Hikmiyah
Taschiyatul Hikmiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jadilah kamu dengan versi terbaik dari dirimu sendiri dan bermanfaat bagi orang lain. Instagram: @taschiyaa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

28 Desember 1895, Cikal Bakal Keberadaan Bioskop

28 Desember 2022   07:24 Diperbarui: 28 Desember 2022   07:33 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "Pemutaran Film" (Sumber: Pinterest)

Menonton film menjadi suatu hal tersendiri bagi sebagian orang. Bahkan beberapa dari mereka masih beranggapan bahwa hanya melalui bioskop, kita dapat menemukan serta menonton film-film terbaru. Bioskop kerap kali menjadi pilihan utama karena keunggulannya dalam menyuguhkan beberapa referensi film terbaru dan terus menerus diperbarui (update).

Bukan hanya itu, bioskop juga menyajikan berbagai film dalam beragam genre dapat kita nikmati. Perihal efisiensi juga menjadi pertimbangan mengapa sebagian orang memilih untuk nonton di bioskop, tinggal memesan tiket, seseorang bisa langsung bisa menikmati film pilihan mereka. Seiring dengan perkembangan digital, sekarang pemesanan tiket bioskop juga bisa dilakukan melalui e-ticket dengan penawaran keunggulan lebih mudah dan cepat.

Pemutaran Bioskop

127 tahun silam, tepatnya pada 28 Desember 1895, Prancis melakukan pemutaran film komersial pertama yang dilakukan di Grand Cafe, Paris. Film pertama yang diputar mengisahkan latar belakang kehidupan orang-orang Perancis kala itu.

Bioskop atau cinema hall merupakan sebuah gedung yang berisi auditorial dan digunakan untuk menonton film sebagai tujuan hiburan.

Pada awalnya, sebagian besar memaknai bahwa bioskop merupakan teater komersial yang melayani masyarakat dengan menjual tiket pertunjukan. Namun, beberapa diantara lainnya menyatakan bahwa bioskop juga dikelola oleh organisasi nirlaba yang mengenakan biaya keanggotaan untuk menonton film. Sehingga keberadaan bioskop dengan fungsionalisasi sebagai tempat pemutaran film, tidak hanya bertujuan sebagai hiburan melainkan sudah masuk dalam profesional.

Melansir dari History, film yang disajikan dalam bioskop diproyeksikan melalui proyektor film kemudian cahayanya dipantulkan ke layar proyeksi besar di depan auditorium. Sedangkan dialog pada film, suara, dan musik diputar melalui sejumlah speaker yang dipasang pada dinding-dinding ruang bioskop.

Secara harfiahnya, Istilah bioskop dan teater merupakan 2 hal yang berbeda. Pertama, istilah bioskop melibatkan kata film yang didefinisikan sebagai bentuk dari gambar bergerak dalam pengertian sinematografi. Kedua, istilah teater berasal dari kata Perancis Kuno yang artinya tempat terbuka (tempat terbuka di zaman kuno untuk melihat tontonan dan drama).

Selanjutnya, pada tahun 1570-an dalam bahasa Inggris, makna teater bergeser menjadi sebuah bangunan tempat pertunjukan yang dipentaskan, hal ini juga tidak serta-merta melainkan pengaruh dari perkembangan waktu.

Lumiere bersaudara: Louis dan Auguste Lumiere, Dua Sosok Penemu Bioskop

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun