Film Keluarga Cemara diadaptasi dari novel karya Arswendo Atmowiloto. Film Keluarga Cemara yang dirilis pada tahun 2018 terbilang sukses dengan meraih nyaris 1,7 Juta penonton. Kini tengah tayang sekuelnya yang berjudul Keluarga Cemara 2, Â meski dengan sutradara dan penulis skenario berbeda namun semua crew serta pihak yang bersangkutan ingin mencoba mengulang kesuksesan prekuelnya dengan sususan cast yang sama.
Sutradara dan penulis skenario film Keluarga Cemara 2 yaitu Ismael Basbeth dan M Irfan Ramly. Namun fokus ceritanya tetap pada Ara.
Dalam sekuelnya, tokoh Abah masih diperankan oleh Ringgo Agus Rahman dan Emak oleh Nirina Zubir. Dalam Keluarga Cemara 2, mereka mengajak penonton agar dapat memaknai kebahagiaan dari kehidupan di desa dan memaknai kehidupan yang sesungguhnya.
Sesuai dengan pernyataan bahwa sekuel Keluarga Cemara 2 menghadirkan cast yang sama dengan prekuelnya, sosok Euis masih diperankan oleh Adhisty Zara dan Ara diperankan oleh Widuri Putri sebagai putri Abah dan Emak masih kerap bertikai.
Film ini terasa nanggung dan feel yang dirasakan oleh penonton dirasa kurang mendalam, walaupun setiap tokoh memiliki konfliknya masing-masing. Saat setiap tokoh bergelut dengan masalahnya masing-masing, mereka lupa untuk menyempatkan quality time. Hal tersebut juga kerap terjadi di kehidupan nyata.
Lahirnya Agil yang diperankan oleh Niloufer Bahalwan membuat Ara merasa kurang mendapat perhatian. Tidak hanya itu, hal ini juga didasari oleh keberhasilan Abah untuk mendapat pekerjaan baru di peternakan ayam dan harus pergi bekerja sejak pagi buta dan Emak yang terus bersikukuh untuk mencari pekerjaan lain disamping merawat Agil dengan tujuan agar tetap memiliki tabungan.
Seiring beranjak remaja, Euis menginginkan privasi, sosoknya digambarkan persis untuk menyampaikan bagaimana anak remaja mengambil keputusan pada masa transisi menjadi dewasa. Langkah pertamanya yakni dengan mengurangi perannya dalam mengurus Ara, alih-alih perbedaan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa yang duduk dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA) ia mengingkari janjinya untuk selalu pulang sekolah bersama dengan Ara.
Bukan hanya itu, Euis juga memiliki keinginan untuk pisah kamar dari Ara, bahkan enggan untuk bermain dan meluangkan waktu untuk Ara. Lantas keinginan tersebut diafirmasi oleh Emak dan Abah karena mereka memahami masa transisi Euis menuju masa dewasa.
Lahirnya Agil, keinginan Euis dan kesibukan Abah secara otomatis membuat Ara merasa bahwa ia sedang tidak diperhatikan oleh keluarganya. Untung saja, ia mendapat kesibukan baru, kesibukan itu bermula dari Ara yang menemukan seekor ayam yang tersesat. Bersama Aril yang diperankan oleh Muzzaki Ramdhan, teman sekolah sekaligus sahabat barunya, Ara melakukan petualangan mencari rumah dan keluarga Neon, si anak ayam negeri yang tersesat.
Terlepas dari berubahnya sutradara dan penulis, akting para cast Keluarga Cemara 2 patut diacungi jempol dengan beragam karakteristik dan kepiawaiannya. Sosok Adhisty Zara yang sukses memainkan perannya di film Dua Garis Biru dan Mariposa, aktingnya tak kalah memukau di drama keluarga ini.
Ketika gadis belia melihat sosok Euis dalam film Keluarga Cemara 2 ini, mereka akan merasa seolah sedang berkaca pada diri sendiri. Masalah anak muda tersebut memang tak jauh dari yang namanya asmara.
Selain itu, Ara juga terlihat sangat mendalami peran saat kabur mencari rumah Neon. Gerak tubuh serta emosi yang ia luapkan sebagai bukti bahwa sosok Ara menjiwai adegan tersebut.
Sementara itu, Banyak yang menyayangkan sekuel Keluarga Cemara tidak sesuai dengan ekspektasi penonton. Pasalnya, pada prekuelnya fokus pada drama keluarga dan perubahan gaya hidup, sukses mengundang haru.
Porsi besar yang dimiliki Ara dengan Neon, ayamnya sedikit banyak memberi kesan Keluarga Cemara 2 menjadi film bergenre petualangan anak-anak yang agaknya akan mendistraksi penonton dewasa. Walau begitu, film Keluarga Cemara 2 cukup baik dalam menyampaikan pesannya perihal kehidupan bersaudara dan tentang pentingnya membagi adil perhatian orang tua kepada anak-anak.
Drama keluarga ini dinilai relate dengan kehidupan nyata. Kehidupan berkeluarga, bersaudara dan kesehajaan dalam rumah tangga disampaikan dengan baik tanpa menggurui, keharusan antar bersaudara yang menjalin kerukunan, namun nyatanya tidak semulus yang dibayangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H