Mohon tunggu...
Taschiyatul Hikmiyah
Taschiyatul Hikmiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jadilah kamu dengan versi terbaik dari dirimu sendiri dan bermanfaat bagi orang lain. Instagram: @taschiyaa

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pernah Mengalami Self Defense?

1 Juli 2022   09:40 Diperbarui: 1 Juli 2022   09:52 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Overthingking (Sumber: Nuansa. NusaPutra.co id)

Melansir dari suara.com, Defense Mechanisme atau Mekanisme pertahanan adalah strategi psikologis yang secara tidak sadar digunakan untuk melindungi seseorang dari anxiety (kecemasan). Adapun anxiety tersebut timbul dari pikiran atau perasaan yang tidak dapat diterima.

Sementara itu, setelah memahami definisi dari mekanisme pertahanan diatas tentunya kalian berpikir apakah kalian pernah mengalaminya? Semua manusia yang sehat pasti pernah mengalami Defense Mechanisme dalam hidupnya, hal ini tidak lain dilakukan agar dia dapat terus menjalani kehidupannya ditengah datangnya masalah.

Selanjutnya, gimana sih bentuk Defense Mechanisme itu. Defense Mechanisme atau lebih akrab di sebut dengan Self Defense (Pertahanan diri) biasanya berupa munculnya kebiasaan seseorang untuk ruminasi dan overthingking. Kemunculan keduanya sudah sering serta tiba-tiba dan manusia kebanyakan sadar ketika hal itu terjadi dan menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar.

Ruminasi merupakan perilaku berpikir yang dilakukan secara berulang, secara garis besar ruminasi berwujud dalam pikiran-pikiran negatif yang datang secara terus menerus seolah tanpa penyelesaian, jika dibiarkan hal ini akan menjadi penghambat seseorang dalam menjalani kehidupannya.

Sedangkan, istilah overthingking tentu sudah kita ketahui bersama definisinya. Seseorang yang tengah memiliki beban pikiran dengan kadar lebih dan sering membuat kalut, hal ini yang disebut dengan overthingking.

Adapun dampak yang kemungkinan terjadi jika ruminasi dan overthingking di biarkan terus menerus antara lain:

1. Merasa menghadapi masalah seorang diri, kemudian terus menerus memikirkannya seolah masalah itu akan lebih meruap dan hal ini sebenarnya tidak solutif sama sekali terhadap masalahnya.

2. Seseorang yang ketika ada masalah kemudian tidak berupaya menemukan problem solvingnya alias malah beruminasi dan overthingking akan memicu kemunculan masalah lain.

3. Kecenderungan ruminasi dan overthingking akan berdampak terhadap kesehatan fisik.

4. Tidak dapat menjalan kehidupan dengan fokus dan nyaman.

Lantas, apasih sebenarnya faktor yang menyebabkan kita mengalami ruminasi dan overthingking?

1. Bisa jadi disebabkan oleh sebuah kejadian yang kita sesali. Entah merasa bahwa kejadian itu belum benar-benar selesai atau ketakutan bahwa kejadian itu akan terulangan sehingga kita memikirkannya secara terus menerus.

2. Prediksi kita terhadap segala sesuatu dengan nilai yang buruk, prediksi ini justru masih menjadi bayangan entah kita memikirkannya karena mencoba menghindari atau mencoba mencari solusi ketika prediksi itu benar-benar terjadi.

3.Perlunya memerhatikan kondisi dan situasi yang berkaitan dengan keberadaan kita, sikap merasa tidak nyaman juga dapat menjadi langkah awal kita mengalami ruminasi dan overthingking.

Karena kemunculan ruminasi dan overthingking merupakan sebuah kewajaran, oleh karena itu kita tidak perlu cemas atau takut ketika mengalami keduanya. Ketika ruminasi dan overthingking tiba kita hanya cukup bersikap tenang dan berpikir yang positif serta mensugesti diri kita sendiri bahwa kita akan menemukan problem solvingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun