Mohon tunggu...
Taschiyatul Hikmiyah
Taschiyatul Hikmiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jadilah kamu dengan versi terbaik dari dirimu sendiri dan bermanfaat bagi orang lain. Instagram: @taschiyaa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hanya dengan Menggelar Acara Tumpengan, Corona Minggat?

10 Agustus 2021   20:23 Diperbarui: 10 Agustus 2021   21:02 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret kerukunan warga saat malam 1 Muharram

Malam tahun baru Hijriah 1 Muharram 1443, dalam budaya Islam tanggal tersebut diperingati karena menjadi latarbelakang peristiwa bersejarah. Peristiwa tersebut menandai bahwa islam sedang berada pada babak baru, sehingga kerap kali disebut tahun baru islam.

Sementara itu, dalam tradisi Jawa tanggal 1 Muharram disebut sebagai malam satu Suro. Jika dalam budaya Islam tanggal tersebut merupakan tanggal suci sebagai penanda resolusi kalender islam, dalam tradisi Jawa justru dianggap sakral dan mistis.

Potret kerukunan warga saat malam 1 Muharram
Potret kerukunan warga saat malam 1 Muharram

Desa Wadungasih, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Pada tanggal 9 Agustus 2021 tepat pada malam 1 Muharram, menggelar acara tumpengan disepanjang jalan desa. Acara ini sukses digelar mulai pukul: 19.30 hingga 21.00 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan. 

Tumpengan hanyalah sebagai simbol utama, ada beberapa rangkaian acara lainnya seperti: pembacaan shalawat nariyah, shalawat Nabi, shalawat tibbil qulub, shalawat tho'un dan tolak wabah, dan diakhiri dengan pembacaan do'a oleh salah satu pemuka agama desa.

Membangun rasa kebersamaan dan menjalin ukhuwah antar warga desa menjadi latarbelakang diadakannya acara tumpengan sekaligus doa bersama. 

Mengingat sejak terjadi pandemi covid-19 dan perberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang berkepanjangan membuat kegiatan rutinan sebagai ajang kebersamaan antar warga terjeda untuk beberapa waktu yang mana sampai saat ini belum diketahui kapan ujungnya. Do'a bersama dengan wasilah bacaan shalawat-shalawat diharapkan menjadi penenang bagi warga di kala pandemi dengan harapan corona segera minggat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun