"Jika bunuh diri tidak berdosa, maka dalam 1 jam, 95% populasi manusia akan di dunia ini akan cepet berkurang."
Kehidupan kerap kali diibaratkan seperti roda yang berputar, layaknya ban sepeda yang tengah digayuh. Ada saatnya bagian ban yang berada diatas akan turun ke bawah, begitupun sebaliknya bagian ban yang berada di bawah akan naik ke atas.
Sebagian orang hanya melihat sisi lain kehidupan yang terlihat begitu nyaman bahkan digandrungi dengan kemewahan. Namun, dibalik hal tersebut bisa saja hanya terlihat semata bukan sesuatu yang nyata.
Setiap manusia perlu memiliki pemahaman dan kesadaran bahwa Tuhan tidak akan pernah membiarkan makhluknya berada dalam sebuah kesulitan diluar batas kesanggupannya, akan selalu memberikan solusi bagi hamba-Nya yang mau memohon, akan selalu menjadi sandaran saat hamba-Nya tengah rapuh.
Kurangnya memiliki prinsip dalam hidup serta kurang begitu optimis dengan planning Tuhan juga dapat mempengaruhi cara serta pola pikir kita dalam menghadapi lika-liku kehidupan.
Keberadaan prinsip sebagai pegangan hidup sekaligus motivasi bagi manusia sangat diperlukan. Berikut merupakan 3 kalimat yang dapat dijadikan sebagai prinsip hidup:
1. Man Jadda WajaddaÂ
(Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil)
Kalimat ini tentu sudah tidak asing lagi. Sikap optimis terhadap segala sesuatu kemudian menekuninya dengan bersungguh-sungguh, maka akan sedikit kemungkinan kita mengalami kegagalan.
Ada banyak definisi mengenai istilah "Sungguh-sungguh," sebagian memakanai sungguh-sungguh sebagai bentuk tekad dalam diri yang mana kemudian dibuktikan sebuah tindakan atau perilaku, sedangkan sebagian lain mendefinisikan sungguh-sungguh dengan upaya berusaha dan berdo'a atau ikhtiyar.
Orang yang mau mencoba segala sesuatu yang baik tidak akan ada ruginya. Misalnya mencoba mempelajari sesuatu, setelah belajar ia akan memperoleh ilmunya tidak ada kerugian yang dialami.
2. Man Shobaro ZhafiroÂ
(Siapa yang bersabar, akan beruntung)
Sabar adalah sesuatu yang mudah untuk diucapkan dan mudah untuk menjadi kata penenang bagi orang lain, namun sulit untuk dilakukan. Padahal jika berprinsip pada Man Shobaro Zhafiro, kalimat ini sebagai reminder bahwa orang yang sabar akan menjadi orang yang beruntung.
Contoh kesabaran yang membawa keberuntungan adalah sabarnya orang pemarah yang mampu mengendalikan emosinya, maka keberuntungan yang didapatkan adalah terhindar dari gangguan mental. Bayangkan saja jika ia terus menerus meluapkan emosinya dengan menyakiti diri sendiri bahkan orang lain, maka akan hanya ada kerugian dan penyesalan dikemudian hari.
3. Man Yazro YahsudÂ
(Siapa yang menanam, akan menuai)
Ibarat seorang petani yang sedang menanam padi, maka akan ada saatnya ia akan menuai atau memanen padinya. Sama halnya jika saat kita memperbanyak menanam kebaikan, maka esok cepat atau lambat kita juga akan menuai kebaikan. Sebaliknya jika kita menanam keburukan, maka hanya akan ada keburukan yang kita tuai dikemudian hari.
Berbuat baik sedari sekarang dan menebar kebaikan sebanyak-banyaknya karena kita tidak tahu kapan kita akan tiada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H