2. Menerapkan sistem RUP (read > understand > proof)
Selain menyesuaikan proses belajar dengan gaya belajar yang dimiliki oleh siswanya, seorang pengajar juga dapat menerapkan sistem RUP (read > understand > proof) atau baca > pahami > pembuktian.
Pertama, pengajar dapat memerintahkan siswa untuk membaca, tidak perlu waktu yang lama karena hal tersebut justru dapat mengganggu konsentrasi belajar.
Kedua, pengajar dapat mengukur pemahaman siswa setelah membaca materi tersebut. Misalnya kembali melakukan pengulangan serta pemberian akronim-akronim yang mudah untuk diingat dan dipahami.
Ketiga, setelah membaca dan dianggap paham, siswa dapat melakukan pembuktian dengan cara mengisi soal tulis dengan sistem close book (tidak boleh melihat buku), sehingga hal ini dapat menjadi pembuktian bahwa ia benar-benar memahami materinya.
3. Memberikan selingan (variasi belajar)
Ada beragam variasi yang dapat dilakukan oleh pengajar untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan namun tetap efektif, antara lain:
a. Mengajarkan nada dan musik dalam proses penghafalan kosakata untuk mata pelajaran bahasa seperti bahasa arab dan bahasa inggris.
b. Melakukan kuis dan apresiasi berupa pemberian poin atau bintang sehingga dapat mendorong semangat belajar siswa
c. Menerapkan konsep cerdas cermat versi sederhana dengan prinsip "siapa cepat dia yang menang." Perbedaan antara poin b dengan c adalah kalau kuis dengan cara menulis atau mengisi soal yang diberikan. Sedangkan konsep cerdas cermat dengan cara menjawab secara langsung atau menggunakan lisan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H