Mohon tunggu...
Taslim Buldani
Taslim Buldani Mohon Tunggu... Administrasi - Pustakawan di Hiswara Bunjamin Tandjung

Riang Gembira Penuh Suka Cita

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Meneladani Warga Glintung yang Berhasil Melakukan Konservasi Air

2 September 2019   13:59 Diperbarui: 4 September 2019   15:55 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membuat kompos di lubang biopori (Foto: glintunggogreen.com)

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) beberapa waktu lalu melansir peringatan dini tentang potensi kemarau panjang 2019. Beberapa daerah di pulau Jawa diperkirakan baru mulai disiram hujan pada akhir November atau awal Desember. 

Hal yang paling dikhawatirkan ketika terjadi kemarau panjang adalah turunnya permukaan air tanah. Jika benar terjadi, mereka yang hanya mengandalkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dipastikan kelimpungan. 

Situasi ini pernah kami alami. Tak adanya layanan perusahaan air minum, memaksa kami membeli air untuk keperluan berwudhu, mandi, buang hajat dan memasak. 

Membeli air itu sebenarnya pilihan sulit. Selain tidak ekonomis, cadangan air yang terbatas membuat kami selalu merasa was-was.

Turunnya permukaan air tanah akibat kemarau panjang sepertinya merupakan risiko yang harus dihadapai oleh mereka yang tinggal di komplek perumahaan di perkotaan. Jumlah daerah resapan air yang terbatas adalah penyebabnya. Jalanan umumnya tertutup beton dan rumah warga jarang yang memiliki halaman terbuka. 

Fungsi air yang begitu vital membuat masyarakat menyikapi turunnya permukaan air tanah secara pragmatis. Masayarakat umumnya lebih memilih membuat lubang sumur bor baru yang lebih dalam dibanding melakukan konservasi air. Cara ini dinilai sebagai cara paling praktis dan ekonomis dibanding membeli air per jeriken.

Padahal jika saja masyarakat bijak dalam menyikapi krisis air, upaya konservasi air bisa dilakukan sebagai solusi permanen. Dalam hal ini apa yang dilakukan oleh warga Glintung, Kota Malang, Jawa Timur layak diteladani.

Kisah Inspiratif dari Glintung

Warga Kampung Glintung sebelumnya kerap kekurangan air di musim kemarau dan tergenang ketika musim hujan datang. Tapi sekarang semua tinggal cerita. 

Kampung yang dulu dicitrakan sebagai permukiman kumuh, tingkat kriminalitas tinggi dan termasuk tingkat ekonomi rendah, perlahan mulai berubah dan menjelma menjadi permukiman yang asri, aman, dan sejahtera. 

Salah satu sudut Kampung Glintung (Foto: Sindonews)
Salah satu sudut Kampung Glintung (Foto: Sindonews)
Jika berkesempatan datang ke kampung ini, pengunjung akan disambut dengan suasana hijau yang menyejukkan. Aneka tumbuhan dalam pot di sisi jalan, tanaman rambat, menggunakan media tanah atau hidroponik, dengan penataan biasa dan vertical garden dapat dijumpai dengan mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun