Mohon tunggu...
Taslim Buldani
Taslim Buldani Mohon Tunggu... Administrasi - Pustakawan di Hiswara Bunjamin Tandjung

Riang Gembira Penuh Suka Cita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Panitia Kurban Ada Baiknya Nonton Film "Temple Grandin"

14 Agustus 2019   16:24 Diperbarui: 14 Agustus 2019   18:30 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Peabodyawards.com)

Momen Idul Adha yang ditandai dengan pelaksanaan sholat Id dan penyembelihan hewan kurban baru saja berlalu. Prosesi penyembelihan hewan kurban umumnya dilaksanakan tak lama setelah pelaksanaan sholat Id tanggal 10 Zulhijah (11/08/2019). Sementara sebagian yang lain melaksanakannya pada hari tasyrik atau tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah.

Setiap perayaan Idul Adha perilaku tak biasa hewan kurban menjadi topik berita media masa atau viral di media sosial. Ada yang lucu, ada juga yang tragis.

Satu yang lucu adalah ketika seekor sapi hitam nyelonong masuk ke sebuah kafe di Semarang. Tak ayal pengunjung dan karyawan pun khawatir dibuatnya. Beruntung sapi tak berbuat onar dan keluar kembali dengan sendirinya.

Ada juga momen pelaksanaan sholat id yang mendadak bubar akibat sapi yang menerobos barisan orang-orang yang sedang sholat. Bukan ingin mengisi shaft yang kosong tentunya, sapi itu terlihat ingin melarikan diri.

Di tempat lain, ada sapi yang mengamuk dan menendang calon penjagalnya tepat di dadanya hingga terjengkang. Mendapat tendangan telak tak terduga, sang jagal tentu merasakan sakit yang tak terkira.

Munculnya perlikau ganjil menunjukkan bahwa sapi-sapi tersebut mengalami stres. Padahal hewan kurban idealnya harus dijaga supaya tidak stres demi menjaga kualitas daging yang dihasilkan.

"Hewan yang stres menyebabkan darah yang ada di hewan tak bisa keluar semua. Kalau darah masih tertinggal di daging, daging akan cepat busuk karena darah mengandung banyak sekali kuman," demikian pendapat seorang pejabat peternakan mengomentari perilaku hewan kurban yang stres (Republika.co.id).

Oleh karena itu baik pedagang maupun panitia kurban hendaknya memperhatikan faktor-faktor pemicu stres. Proses pemindahan hewan kurban, kondisi tempat penampungan, cuaca, dan pakan adalah diantaranya.

Berbicara mengenai perilaku sapi yang stres menjelang disembelih, saya jadi teringat film biografi berjudul Temple Grandin (2010). Film ini menceritakan tentang perjalanan hidup Mary Temple Grandin seorang penderita autisme yang mampu meraih gelar profesor dalam bidang perilaku hewan. 


Selain bercerita mengenai keistimewaan Grandin dalam menjalani kehidupan dengan autismenya, film ini menceritakan tentang obsesi Grandin terhadap perilaku hewan. Ketertarikan Grandin dengan hewan ternak bermula ketika dia tinggal di peternakan bibinya. 

Dia begitu bersemangat dan memiliki caranya sendiri ketika berinteraksi dengan hewan. Bukan dengan memahami bahasa verbal hewan tapi dia memahami cara berpikirnya.

Menurut Grandin, hewan dan orang dengan autisme memiliki sebuah kesamaan, yaitu mengandalkan penglihatan untuk berhubungan dengan dunianya.

Setelah menuntaskan pendidikan sarjana dalam bidang psikologi, Grandin melanjutkan pendidikan S2-nya dalam bidang animal science. Objek penelitiannya adalah perilaku sapi di rumah pemotongan hewan.

Dari hasil pengamatannya, perlakuan para cowboy ketika menggiring hewan, konstruksi jalur lintasan sapi ketika memasuki ruang pemotongan, dan proses penghilangan nyawa sapi, dinilainya tidak layak. Hal ini membuat sapi banyak yang stres. Akibatnya tak jarang ada sapi meninggal ketika melalui area kolam pencucian dan sterilisasi.

Jalur lintasan sapi karya Grandin (Foto: Grandin.com)
Jalur lintasan sapi karya Grandin (Foto: Grandin.com)
Grandin kemudian merancang jalur lintasan yang memungkin sapi melalui lintasan tersebut tanpa paksaan. Bentuk lintasanya melengkung sehingga sapi seolah-olah sedang kembali ke lokasi semula bukan sedang menuju lokasi pemotongan.

Meski awalnya diremehkan, rancangan Grandin terbukti efektif. Tanpa dipaksa (dipukul) sapi berjalan dengan sendirinya menuju area pemotongan. Selain itu tak ada sapi yang mati ketika melewati kolam pencucian akibat stres. 

***

Melalui tulisan ini, saya tidak sedang mengajak untuk menjadikan apa yang diajarkan Gardin sebagai pedoman utama dalam memperlakukan hewan kurban. Film tersebut hendaknya dijadikan sebagai khazanah pengetahuan dalam memperlakukan hewan kurban dengan baik.

Teladan utama dalam memperlakukan hewan kurban tentunya adalah Nabi Muhammad SAW. Dalam hal ini Rosulullah SAW memerintahkan untuk memperlakukan hewan sembelian dengan baik, mempertajam alat untuk menyembelih, tidak mengasah pisau di depan hewan sembelihan, merebahkan hewan sembelihan, dan memutus Al-Wajdan (dua urat dekat tenggorokan) dan Al-mar’iy (kerongkongan). (Muslim.or.id).

Semoga bermanfaat dan tabik. (tasbul)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun