Satu yang masyhur adalah cerita tentang tradisi Sanaga dalam merawat hutan yang berada di hulu sungai Ciwulan.Â
Jangan ditanya apa hukumnya menebang pohon di Hutan Biuk, sekedar menginjakkan kaki ke dalam hutan pun dilarang. Terkecuali atas seizin tetua adat karena keperluan mendesak. Mengambil tumbuhan obat misalnya.Â
Jikapun ada pohon tumbang di kawasan Hutan Biuk, tak seorangpun diperkenanankan menjamahnya. Batang, dahan dan daun dibiarkan membusuk secara alami.
Pentingnya pohon bagi masyarakat Kampung Naga diwujudkan dalam tradisi menanam pohon setiap kelahiran anak. Pohon kelapa adalah yang paling umum di tanam karena banyak manfaatnya.Â
Wajar saja jika di kampung ini tidak pernah mengalami kekeringan. Sumber mata air tetap terawat seiring upaya masyarakat melestarikan hutan dan lingkungan.
Keteguhan masyarakat dalam menjaga kelestarian alam dibalas sepadan oleh alam secara kontan!
Ketahanan Pangan dan Gizi
Sungai Ciwulan menjadi urat nadi masyarakat Kampung Naga. Sungai yang tak pernah kering sepanjang tahun ini dimanfaatkan untuk bercocok tanam dan memelihara ikan.
Di kampun ini tidak ada warga yang kelaparan. Dari hasil menggarap sawah mereka bisa memenuhi kebutuhan beras sepanjang tahun.Â