Mohon tunggu...
Taslim Buldani
Taslim Buldani Mohon Tunggu... Administrasi - Pustakawan di Hiswara Bunjamin Tandjung

Riang Gembira Penuh Suka Cita

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Melakoni Gaya Hidup Digital bersama Jaringan PRIMA

21 Juli 2019   06:40 Diperbarui: 21 Juli 2019   06:48 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembayaran Adil dengan Kartu Debit (Foto: Dokpri)

Bagaimana Jaringan PRIMA mendukung saya dalam melakoni gaya hidup digital? Begini ceritanya.

PRIMA ATM

Memiliki rekening bank adalah kunci untuk menikmati gaya hidup digital secara maksimal. Transaksi keuangan seperti transfer, penarikan uang dan pembayaran bisa dilakukan dengan mudah melalui berbagai kanal. Salah satunya melalui mesin ATM.

Saya dulu memiliki dua rekening masing-masing di Bank A dan Bank B. Rekening Bank A digunakan untuk menampung gaji bulanan, sedangkan Bank B untuk menabung.

Sayangnya Bank B, sebuah bank BUMN, belum bergabung dengan Jaringan PRIMA layaknya Bank A. Alhasil setiap menabung di Bank B saya harus antri di kasir setelah terlebih dahulu menarik uang di ATM Bank A. Banyak waktu terbuang percuma.

Untungnya setelah medio 2013, Bank B bergabung dengan Jaringan PRIMA. Menabung akhirnya bisa dilakukan dengan cara transfer dari ATM Bank A selama 24 jam non-stop. Praktis dan efisien.

Saat ini terdapat lebih dari 80 bank yang menjadi mitra Jaringan PRIMA dengan dukungan lebih dari 120 ribu ATM. Bergabungnya bank-bank dalam satu jaringan yang sama tentu memudahkan nasabah dalam melakukan transfer, tarik tunai, dan cek saldo.

PRIMA Debit

Hal yang saya syukuri dari hadirnya teknologi digital adalah dapat melakukan transaksi secara adil. Berapapun nominal harga yang tertera di mesin kasir, saya dapat melakukan pembayaran dengan sepadan. Tak kurang 1 rupiah pun.

Pembayaran Adil dengan Kartu Debit (Foto: Dokpri)
Pembayaran Adil dengan Kartu Debit (Foto: Dokpri)
Beberapa waktu lalu saya mengisi BBM di sebuah SPBU. Harga yang tertera dalam struk tagihan tertulis Rp362.235. Jika menggunakan uang tunai saya tidak mungkin bisa membayarnya secara pas. Jikapun saya bayar lebih, kasir juga tidak bisa memberikan uang kembalian yang sesuai. Sama-sama repot.

Saya masih ingat ketika pada suatu masa kasir swalayan mengganti uang kembalian receh dengan permen. Sebagai konsumen saya sesungguhnya merasa tidak ikhlas dan merasa diperlakukan tidak adil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun