Mohon tunggu...
Media Rakyat
Media Rakyat Mohon Tunggu... Penulis - Labalubanogilinokutalubhapokolu

Rakyat Berbicara

Selanjutnya

Tutup

Money

Kurangnya Lapangan Kerja Menjadi Masalah di Kabupaten Muna

1 Mei 2020   11:25 Diperbarui: 1 Mei 2020   11:46 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberadaan pengangguran intelektual Kabupaten Muna terbilang cukup besar khususnya di Kecamatan kabawo, sehingga sebagian besar memilih untuk keluar daerah untuk mendapatkan pekerjaan layak. Masalah minimnya lapangan kerja ini merupakan masalah turun temurun di Kabupaten Muna sehingga harus menjadi prioritas kerja utama untuk pemerintah daerah.

Seperti kisah Ali Usman Pemuda dari Anemaka yang bercerita tentang kisahnya. Pemuda dengan Gelar Sarjana Sains ini pernah merintis perkebunan tanaman jagung kuning dengan menggunakan Dana Desa tahun 2017. Di dalam perjalanan usahanya untuk menciptakan lapangan kerja, tidak ada tanggapan serius dari pemerintah setempat karena pemerintah lebih mengedepankan misi pribadi dari pada masyarakat. Terbukti, salah satu pejabat desa mengkapling satu hektar lahan yg telah di bersihkan yg seharusnya menjadi milik warga yg membutuhkan.

Dari kisahnya, dia kurang suka dengan sistem kerja pemerintah setempat lalu memutuskan kembali ke Manado, untuk mendapatkan pengalaman yg lebih.

Lapangan kerja merupakan kunci untuk meningkatkan inflasi daerah sebagai motor penggerak utama perekonomian daerah, oleh sebab itu pemerintah harus lebih memperhatikan gagasan-gagasan pemuda yg menginginkan kemajuan daerahnya

Banyak masyarakat, utamanya pemuda yang gelisah dengan kurangnya lapangan pekerjaan di Kabupaten Muna. Betambahnya jumlah penduduk dan sempitnya lapangan pekerjaan mejadi masalah yang paling serius. 

Harapan para sarjana muda yang telah menyelesaikan studi dan memiliki segudang pengalaman tentunya dapat berkompetisi didaerahnya sendiri. 

Pemuda Anemaka Kabupaten Muna (Ali Usman) menyatakan bahwa "sejak saya menempuh pendidikan disalah satu perguruan tinggi negeri (PTN) saya berharap bisa bekerja dan bisa berkompetisi di Daerah asal (Kabupaten Muna). Pertanyaan itu selalu berkecamuk dalam pikiran, namun pada akhirnya saya memutuskan untuk kembali dengan harapan kita bisa menjadi bagian yang bisa menopang infllasi daerah kedepan.

Lapangan pekerjaan seharusnya menjadi perhatian khusus oleh pemerintah, namun pemerintah seolah tidak serius untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan berusaha untuk mencari keuntungan sendiri pasalnya pemerintah selalu berusaha untuk meraih keuntungan pribadi dari usaha masyarakat. 

Saya masih ingat ucapan salah satu mantan kepala desa di Kabupaten Muna, terkait inisiatif para pemuda untuk menciptakan lapangan pekerjaan dengan permohonan pembiayaan/pinjaman dari pihak BUMDES, Namun jawaban seorang kepala desa tidak menunjukan  niat tulus membangun Desa. Jawaban Beliau:" Takarajaoomo pada madaho akumajikoomu inodi. pernyataan ini sangat membuktikan bahwa ini hanya untuk keuntungan semata.  ungkap Usma (Pemuda Asli Labaluba itu)

Selain itu, pemerintah harus senantiasa meperhatikan dan memberdayakan potensi pemuda yang memiliki ide dan pemikiran yang baik untuk membangun Desa, misalnya memperhatikan dan memberdayakan BUMDES untuk meningkatakan pendapatan masyarakat, jangan hanya ingin mendapatkan keuntungan pribadi semata, tambah pemuda berdarah labaluba itu. 

Masalah lapangan pekerjaan dinilai sangat kurang utamanya di Kabupaten Muna, hingga menimbulkan kekecewaan  pada kalangan pemuda. pasalnya jika ada suatu pihak yang ingin membuka lapangan pekerjaan dan berbuat membangun daerahada kelompok tertentu yang berusaha menunggangi dengan membawa kepetingan sendiri atau kelompok.

saya pernah membuat sebuah usaha yang bergerak dibidang pertanian untuk jagung pada tahun yang sama. Banyak pihak yang tidak mendukung bahkan mereka berusaha untuk menunggangi usaha tersebut untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan mengatas namakan salah seorang petugas pertanian yang merupakan keluarganya ungkap,  Usman. 

Ali Usman sapaan akrapnya Usman Anemaka juga pernah Mengajukan proposal pengelolaan pertanian menggunakan dana desa tahun 2017 namun pemerintah Desa Menunggangi dan mengklaim.

Terbukti, salah satu pejabat pemerintah desa mengkapling satu hektar lahan untuk di kelola secara pribadi dari total 15 hektar lahan yg di bersihkan sehingga daftar nama yg ada dalam proposal pengajuan tdk mendapatkan bagian lahan siap tanam. Sikap pemerintah yg seperti demikian sangat tidak disukainya sehingga memutuskan untuk berhenti membuat program lalu kembalu ke sulaweai utara, Tutup pemuda berdarah Labaluba itu. (TSKOMPASIANA)

Penulis. 

TS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun