Ada Kontradiksi pada Ucapan dan Penampilan Paus Benedict XVI
Walau saya seorang muslim,namun saya sangat meneladani filosofi cinta kasih Isa Almasih atau Yesus Kristus bagi umat Nasrani.
Apabila saya mempelajari dan menghayati pengorbanan Yesus ditiang salib bersama mahkota durinya dari kacamata seorang kristiani,pengorbananNya mengajarkan kita arti kerendah hatian, kebersahajaan ,pengampunan,keikhlasan dan ketulusan dalam menjalani penderitaan,membuat hati siapapun tergetar oleh pengorbanannya.
Namun yang membuat saya terheran-heran dan prihatin kenapa wakilnya didunia begitu bermewah-mewah dan serba blink-blink?.Dari tatakan lilin,mahkota,tongkat hingga meja semua serba mengkilat bersepuh emas?.
Sejarah kenabian dan rasul dimanapun tidak pernah mengajarkan kemewahan dalam hal tata cara peribadatan.Seorang Nabi dan Rasul dikenal abadi karena ia teramat sederhana dan papa secara materi tapi tidak dengan jiwanya.Ia mengajarkan kita untuk saling mencintai dan saling berbagi...
Dari penampilan yang serba mewah tsb, ironisnya beliau (Sri Paus) mengkritik konsumerisme dalam perayaan natal.
Yesus Kristus seandainya masih hidup maka Ia akan menangis airmata darah, menyaksikan gembalanya bermewah-mewah dalam istananya yang megah.Mereka telah lupa,dimana Sang Juru selamat dilahirkan.
Mereka gagal memaknai pesan tersembunyi dari Tuhan. Sedang dibelahan bumi yang lain ada umatnya yg masih terkapar dan tak memiliki tempat untuk berteduh...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H