Sudah seminggu lamanya penduduk United Kingdom (UK) pada khususnya dan penduduk dunia pada umumnya berkabung atas berpulangnya Ratu Elizabeth II.Â
Royalist maupun non-Royalist, kita dibombardir oleh berita tentang berpulangnya Ratu yang telah bertahta selama 70 tahun ini, baik di media cetak maupun media eletronik. I didn't mean it in a negative way, though.Â
Baru saja aku menyaksikan programme 'A Tribute to Her Majesty the Queen' yang ditayangkan the British Broadcasting Corporation (BBC), menceritakan kehidupan Her Majesty dari lahir sampai berpulangnya seminggu lalu.Â
Program ini menceritakan kehidupan beliau dan menggambarkan karakter mendiang Ratu Elizabeth II dari sudut pandang orang-orang dekatnya, seperti putra-putri beliau, staff pribadi dan public figure yang pernah berinteraksi langsung dengan Her Majesty. Such a moving tribute, it's nice to know a little bit more about the late Queen.
Walaupun aku bukan warga negara Inggris, keberadaan Keluarga Kerajaan sudah menjadi bagian hidup kami sebagai penduduk UK dan ini menjadi perbincangan sehari-hari, khususnya tentang Ratu Elizabeth II.Â
Bayangkan saja, wajah Her Majesty ada di setiap koin dan uang kertas, ada di perangko. Media memberitakan hampir semua events yang melibatkan Keluarga Kerajaan Inggris, terutama Her Majesty.Â
Hari kelahiran Ratu Elizabeth II yang dirayakan dua kali dalam setahun (tanggal 21 April dan hari Sabtu minggu kedua pada bulan Juni) (BBC, 2022), acara-acara pacuan kuda, Remembrance Day setiap bulan November, pidato Hari Natal setiap tanggal 25 Desember dan peringatan the Queen Coronation, membuat Her Majesty serasa menjadi bagian hidup penduduk UK. Aku ikut merasa kehilangan dan bisa memahami bahwa tidak akan ada lagi Ratu seperti Her Majesty.
Aku yakin bahwa jutaan orang yang tinggal di UK maupun di negara lain merasakan kehilangan ini. Penduduk menunjukkan penghormatan mereka dengan meletakkan karangan bunga di tempat-tempat kediaman Her Majesty di UK dan di kota-kota besar di UK, dimana perwakilan dari Keluarga Kerajaan menyempatkan waktu untuk mendatangi tempat-tempat ini dan berinteraksi dengan penduduk.Â
Hari Minggu lalu, aku dan suamiku sempat mengunjungi gerbang Norwich Gates di Sandringham House, Norfolk untuk meletakkan karangan bunga sebagai penghormatan terakhir. Trenyuh sekali melihat pesan-pesan yang ditulis warga setempat, how they very much loved the Queen!
Putri Elizabeth dinobatkan sebagai Ratu Elizabeth II pada tahun 1952, berkenaan dengan berpulangnya ayahanda beliau, Raja George VI. Saat itu, Her Majesty berumur 25 tahun!Â
Aku tidak akan menulis panjang lebar tentang latar belakang Her Majesty, karena aku yakin pembaca bisa mencari sumber lain, misalnya dari website resmi The Royal Family https://www.royal.uk.Â
Satu hal yang mengesankan adalah pidato yang beliau sampaikan di hari ulang tahunnya yang ke 21, tanggal 21 April 1947, Putri Elizabeth (waktu itu) berikrar bahwasannya, 'Saya berjanji padamu (kalian) bahwa hidup saya, panjang maupun pendek, akan saya persembahkan untuk pelayanan kepadamu (kalian)' (The Royal Family, 2022).
"I declare before you all that my whole life whether it be long or short shall be devoted to your service and the service of our great imperial family to which we all belong" - Her Majesty The Queen -Â
Ikrar ini telah beliau jalani, sejak Her Majesty diangkat menjadi Ratu sampai akhir hayat beliau. Her Majesty masih menerima Perdana Menteri terpilih Liz Truss -- Perdana Menteri ke-15 yang ditunjuk beliau -- di Balmoral Castle 2 hari sebelum beliau meninggal dunia.Â
Sepanjang hayatnya, Her Majesty tidak henti-hentinya melayani rakyatnya, being there and giving them comfort. The Queen adalah pemersatu bangsa Britania Raya, Her Majesty adalah ibu, nenek dan buyut mereka. Tugas negara adalah prioritas utama, prioritas kemudian adalah keluarga.Â
Seperti pembaca telah ketahui, Ratu Elizabeth II menikah dengan Pangeran Philip, the Duke of Edinburgh, dan dikaruniai tiga putra and satu putri. Pembaca sekalian bisa membayangkan tidak kalau the Queen mengambil cuti, misalnya career break selama setahun, seperti kita yang awam ini?Â
The Queen tidak pernah mengeluh, kewajiban dilakukan demi menjunjung tinggi adat kerajaan dalam melayani rakyatnya. Bahkan ketika Keluarga Kerajaan dilanda badai -- ah, pembaca pasti sudah membaca berita-berita ini di media massa --, beliau tetap berdiri tegak. Keep calm and carry on!
Aku merasa aneh the Queen sudah tiada, this elderly lady has gone! Kami akan merindukanmu. Lilibet -- begitulah Prince Philip biasa memanggil Her Majesty -- sudah terbebas dari tugas-tugas yang dibebankan pada beliau, dimana Her Majesty telah menyelesaikannya dengan penuh tanggung jawab.Â
Her Majesty bisa mengambil liburan panjang, sepanjang-panjangnya.
Selamat berlibur panjang, Her Majesty, my darling Lilibet X
Norfolk, 18 September 2022
Referensi
BBC. (2022). The Queen: Why does she have two birthdays? Retrieved from https://www.bbc.co.uk/newsround/36489213
The Royal Family. (2022). A speech by the Queen on her 21st birthday, 1947. Retrieved from https://www.royal.uk/21st-birthday-speech-21-april-1947
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H