SALAH SEDIKIT, LANGSUNG DIKRITIK
Â
Agama menjadi topik yang begitu hangat di dunia ini, khusunya di Negara kita yang tercinta, Negara Republik Indonesia. Negara Bhineka Tunggal Ika, Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan negara yang beranekaragam, keberagaman di negara Indonesia yang meliputi keberagaman suku, ras, dan agama menjadi daya tarik tersendiri bagi negara lain, bagaimana bisa dengan begitu banyaknya keberagaman, Indonesia tetap bertahan?
Nah itu dia, seharusnya dengan banyaknya keberagaman di Indonesia menjadi pemersatu kita, bangsa Indonesia untuk saling melengkapi, membantu satu sama lain, akan tetapi dengan kurangnya pemahaman akan Pancasila yaitu kurangnya kepedulian, kurangnya edukasi atau pemahaman arti agama tersebut dan menganggap bahwasannya suku, ras, dan agama merekalah yang paling benar menjadi suatu akar perpecahan di Indonesia.
Penistaan Agama                                                                    Â
Banyak kasus-kasus mengenai agama yang terjadi di negara ini. Kasus-kasus tentang agama pada umumnya adalah tentang penistaan dan penodaan yang berkaitan dengan agama, baik tentang aturan beragama, simbol-simbol agama, tokoh-tokoh agama, rumah ibadah, ajaran atau ibadah suatu agama.
Seperti halnya yang terjadi pada beberapa minggu kemarin. Beredar Potongan video pada saat melaksanakan rapat dengar pendapat (29/12), anggota DPD Provinsi Bali, Arya Wedakarna (AWK) bersama dengan Kanwil Bea Cukai Bali. Dalam potongan video tersebut, AWK dengan nada tinggi, menyebut semestinya petugas frontline (garis terdepan) di bandara adalah putra-putri Bali dan tidak menggunakan penutup kepala yang tidak jelas karena Bali bukan Midle East. Potongan video tersebut membuat beberapa Masyarakat Indonesia resah terutama bagi yang beragama islam. Â Kelompok Masyarakat tersebut pun melakukan demo dan melaporkan kejadian tersebut ke Polda Bali. AWK pun mengutarakan klarifikasi dan permohonan maaf secara live di akun instagaramnya dan ia berkata kepada media "Kami dari DPD RI merasa ini hal tidak benar dan fitnah, karena kalau kita lihat rekaman satu jam sama sekali tidak menyebutkan agama. Oleh karena itu, saya dengan dukungan penglingsir di Bali dan tokoh-tokoh Hindu melaporkan tokoh yang telah mencemarkan nama baik saya" ucap AWK.
Penistaan agama bukan hanya terjadi pada kaum mayoritas, kaum minoritas juga terkena akibatnya. Banyaknya pembubaran ibadah paksa di beberapa gereja di Indonesia oleh sekelompok oknum dengan alasan tidak adanya izin beribadah dan mengganggu Masyarakat sekitar. Sebuah pertanyaan pun muncul, apakah beribadah harus ada izin telebih dahulu? Apakah beribadah menurut agamanya masing-masing membuat orang sekitar terganggu? Kalau begitu bagaimana dengan penerapan sila ke-1 pancasila dalam kehidupan kita?
Argumen