Mohon tunggu...
Humaniora

Berteman Itu Seperti Minum Kopi

30 Oktober 2016   14:15 Diperbarui: 30 Oktober 2016   14:47 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berteman itu seperti minum kopi. Manisnya pertemanan dibaratkan dengan gula dan pahitnya pertemanan diibaratkan kopinya. Setiap pertemanan pasti ada manis dan pahitnya ada senang dan sedihnya yang tidak mungkin terpisahkan. Rasa manis dan pahit itulah yang menjadikan pertemanan begitu lezat seperti secangkir kopi. Setidaknya ada Tiga tipe pertemanan diantaranya :

1.Teman Main

Teman main sangat asyik karena memiliki hobi dan kesukaan yang sama. Teman ini sangat seru untuk diajak bermain. Teman ini tidak kaku, luwes, suka becanda, dan asyik diajak ngobrol

2. Teman Kerja

Teman yang sangat bisa diandalkan ketika menjadi rekan kerja. Teman yang suka bekerja, pintar, rajin dan penuh tanggung jawab. Sangat kaku, serius dan workaholic

3.Teman Ibadah

Jenis teman yang terakhir ini sangat spesial, cenderung kaku dan tidak workaholic.Teman ini lepas dari hingar bingar dunia dan hedonisme. Teman ini cenderungselalu mengajak pada kebaikan dan Ibadah

Tidak semua orang bisa menjadi ketiga jenis teman tersebut. Sangat jarang sekali orang yang bisa diajak dan dijadikan teman main, kerja dan ibadah. Kadang teman main cenderung susah diajak menjadi teman kerja karena kebiasaanya yang lebih suka santai dan bersenang-senang daripada belajar dan bekerja. Begitu juga teman ibadah yang lebih suka bersikap zuhud dan alim dari pada sering hidup berfoya-foya. Adapaun teman kerja cenderung kaku sehingga mungkin tidak asyik untuk diajak bermain.

Namun setidak kita harus bisa mencari dua dari tiga karakter tersebut pada diri seorang teman untuk bisa dijadikan SAHABAT. Seorang Teman yang asyik diajak bekerja dan bermain, teman yang asyik diajak bekerja dan ibadah, atau teman yang asyik diajak bermain dan ibadah. Lebih bagus lagi jika teman kita asyik diajak bekerja, bermain dan beribadah.

Lalu apa yang harus kita lakukan jika kita mendapati  hanya satu karakter pada diri seorang teman kita ?

Jika hanya ada satu karakter pada seorang teman kita contohnya teman yang suka bermain maka cukup jadikan teman tersebut hanya sekedar teman tidak kurang dan tidak lebih. Ingatlah kita masih memiliki kehidupan yang harus dijalankan, mengahabiskan hidup hanya sekedar bersenang-senang dan berfoya-foya akan menjerumuskan kita pada jurang kehancuran. Batasi pertemananmu agar tidak ikut kedalam kebiasaannya namun tetap jaga komunikasi lebih bagus lagi jika temanmu mau berubah.

Lalu bagaimana jika kita mendapati seorang teman yang suka bekerja saja? Jika kita mendapatkan teman tersebut maka jadikanlah dia teman dekatmu. Teman yang suka bekerja dan belajar akan lebih banyak membantu daripada membebani. Teman tersebut akan selalu berusaha hidup mandiri bahkan menolongmu. Jaga Terus kepercayaannya kepadamu agar dia tidak merasa dimanfaatkan olehmu. Cobalah mengerti kesulitan dan kesedihannya. Dalam beberapa kasus teman yang suka bekerja atau belajar sebenarnya adalah tipe orang yang kesepian, oleh karena itu jadikanlah dia teman dekat dan bantulah dia untuk bisa berubah menjadi lebih baik lagi.

Dan yang terakhir adalah jika kita menemui teman yang suka beribadah dibandingkan kegiatan main atau bekerja. Jika kita mendapati teman yang seperti ini maka jadikanlah dia seorang teman spiritualismu. Teman ini sangat penting sebagai pengingat dan pembatas kita. Teman ini sangat bagus dijadikan sebagai penasihatmu karena sifatnya yang jauh dari hedonisme dan ambisius duniawi. Setiap orang pasti membutuhkan nilai rohani yang perlu diisi dan teman inilah yang perlu dicari. Sebagai seorang teman yang sangat berjasa maka kita juga bisa membantu teman yang satu ini dalam hal berbagi rezeki atau kesenangan seperti mengajaknya beraktivitas positif bersama dan bercerita bersama.

Lalu bagaimana jika ada teman sekaligus dia adalah keluarga atau saudara kita?. 

Jika kita mendapati teman tersebut maka hendaknya kita tidak perlakukan seperti teman pada umumnya. Silaturahmi dan komunikasi harus tetap dijaga walupun dia sangat tidak menyenangkan. Alangkah bagusnya jika teman yang juga keluarga kita tersebut memiliki tiga sifat diatas yang mana menambah eratnya hubungan kita denganya, namun bagaimana jika sifatnya sangat menjengkelkan dan menyebalkan maka cukup kita lihat saja kedua orang tuanya yang misalnya adalah paman atau bibi kita.  Lakukanlah pertemanan yang baik sebagai balas jasa dari perlakuan baik paman dan bibi kita pada kita diwaktu kecil atau juga kita bisa melihat misalkan istri atau suaminya atau anak-anaknya yang masih bisa diajak untuk menjadi lebih baik dari teman yang juga saudara kita tersebut.

Sebagai penutup, kita sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup sendiri. Menjaga dan memilih sikap hubungan pertemanan dan keluarga adalah suatu keniscayaan bagi kita. Terlebih lagi kita tidak selamanya akan hidup diatas, berkecukupan dan sehat selalu karena pasti akan datang masa dimana kita akan berada dibawah, lemah dan mati. Dan saat masa itu terjadi teman dan saudara kitalah yang akan membantu kita melewati masa tersulit tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun