Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Tips Mengelola Keuangan Sejahtera

11 Februari 2019   21:12 Diperbarui: 11 Februari 2019   21:19 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang pasti setuju bahwa setiap orang dewasa yang sudah mampu bekerja harus bekerja ataupun berusaha untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Mungkin tidak banyak dari kita yang sudah kaya sejak dari lahir, tetapi sekalipun sudah kaya sejak lahir, manusia itu harus bekerja keras untuk tetap bertahan dengan kekayaannya secara materi.

Semua orang menginginkan hidupnya berkelimpahan, tetapi tidak semua orang berusaha untuk mendapatkannya, karena itulah hanya segelintir orang yang hidupnya berkelimpahan secara materi, bahkan mampu memberikan harta kekayaan kepada keturunannya. Harta yang berkelimpahan yang tentunya di dapat dari kerja keras yang halal, bukan hasil korupsi, merampok, melakukan pekerjaan yang kotor dan haram.

Tuhan mencipta semua manusia pada dasarnya sudah diberikan talenta masing-masing. Setiap manusia diperlengkapi dengan talenta, kemampuan, bahkan keahlian yang sepadan dengan manusia itu sendiri. Hanya terkadang kemampuan itu dapat terkubur oleh karena keengganan memulai mengembangkan kemampuannya, tidak mau bersusah payah dulu, tidak mau berkorban bahkan tidak mau mendapatkan upah yang kecil, sehingga banyak orang berkata, sulit mendapatkan pekerjaan. Padahal sebenarnya tidak sulit mendapatkan pekerjaan, jikalau kita mau menerima upah yang rendah sesuai dengan kemampuan pengusaha yang menggaji kita.

Kita tidak mungkin diberi gaji yang tinggi, jikalau kita tidak mempunyai keahlian dan pengalaman, sekalipun kita seorang sarjana, apalagi dengan banyaknya persaingan yang tinggi dalam dunia pekerjaan. Jikalau kita menolak dengan gaji yang rendah, maka kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan tersebut akan hilang. Jika kita ingin gaji yang tinggi, itu artinya kita memiliki kapasitas, kemampuan yang besar untuk keberhasilan perusahaan tersebut.

Jikalau kita memiliki kapasitas, keahlian yang besar maka perusahaanpun akan mengupah kita dengan besar juga, bahkan kita akan diberi penghargaan sebagai "keyman" dari perusahaan tersebut.

Pertanyaannya apakah dengan upah yang besar juga akan membuat orang hidupnya sudah sejahtera? Mungkin iya dan mungkin juga tidak. Karena gaji yang besar, hasil usaha yang banyak secara materi ternyata tidak membuat banyak orang menjadi kaya, bahkan hidupnya tidak sejahtera. Ada yang bertanya, masa iya sih?

Apakah kunci dari hidup sejahtera dan bagaimana caranya? Yang pertama kita harus sepakat dulu, apakah arti dari sejahtera itu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sejahtera itu adalah makmur, aman dan sentosa. Makmur artinya kita berkelimpahan secara materi, mampu membeli apa saja, tanpa harus melihat diskon.

Contohnya, kita ingin belanja baju, yang harganya jutaan di mall, ehh, kita lihat dulu apakah ada diskon apa tidak. Kita tunggu baju itu sampai diskon 75% ehh, alhasil tidak pernah diskon sampai 75%, akhirnya kita batal membeli baju itu. Ini hanya sebuah contoh. Pemahaman makmur di sini saat kita ingin membeli sesuatu kita tidak kesulitan keuangan lagi. Kita mampu membelinya tanpa harus mempertimbangkan, nanti kalau beli itu, besok mau makan apa ya?

Pengertian yang kedua adalah aman. Aman artinya, uang yang kita miliki hari ini, esok hingga masa yang akan datang aman, kita tidak dikejar kejar oleh KPK, tidak dikejar kejar oleh debt collector, kartu kredit dan penagih hutang lainnya

 Sudahkah kita merasa aman dengan dana yang kita miliki? Pengertian yang ketiga adalah sentosa. Sentosa itu artinya kita merasa damai sejahtera, bahagia, sukacita dan tenang. Dari ketiga point ini dapatlah kita melihat apakah hidup kita sudah sejahtera?

Ternyata untuk hidup sejahtera kita harus memiliki dua kemampuan. Yang pertama adalah kamampuan mencari income. Kita pasti setuju, bahwa setiap orang dewasa harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Saat kita bekerja kita pasti diberi upah. Apapun pekerjaan kita, pasti dapat income, besar kecilnya income itu relative. Income kita ini pasti kita gunakan untuk keperluan kita sehari-hari.

Dalam mengelola income apakah kita mengelola keuangan kita dengan menggunakan pembukuan pribadi?

Hanya segelintir orang mungkin yang menggunakan pembukuan pribadi kebanyakan menggunakan uangnya sesuai kondisi. Contohnya, jalan-jalan ke mall, melihat makanan enak, ah mau coba. Melihat sepatu atau sandal, dibeli juga, yang pada akhirnya di akhir bulan gaji sudah habis. Akhir bulan, bisa duit kita minus atau bahkan tidak bersisa sama sekali. Mungkin ibu-ibu lebih tahu masalah mengelola keuangan, apalagi keuangan keluarga pribadi. Karena itulah income harus kita jaga.

Kemampuan yang kedua yang tidak kalah penting adalah kemampuan mengelola keuangan. Mengelola keuangan ini kita mulai dengan merubah kebiasaan. Kebiasaan yang seperti apa? Kebiasaan dari menyisahkan ke menyisihkan. Maksud dari menyisahkan ini adalah, saat kita terima income yang pertama dilakukan kebanyakan orang adalah menyisahkan/sisa.

Contohnya: Keluarga "Y", mempunyai income 20 juta perbulan. Karakter dari sisa ini adalah: pengeluaran rutin yang pertama, contoh: bayar listrik, air, makan, kebutuhan dapur dan yang lain sebagainya, dan setelah akhir bulan bisa ada sisa, bisa juga minus bahkan tidak bersisa atau nol.

Sedangkan keluarga "Z"  yang sukanya sisih, mereka menyisihkan dulu 10% bahkan 30 % dari income yang dia terima, lalu membuat pengeluaran sehari-hari. Sehingga dapat kita lihat, jikalau keluarga Z komitmen dengan sikap sisih dalam mengelola keuangan dapat dipastikan sepuluh tahun dari sekarang memiliki kehidupan yang lebih sejahtera dari keluarga Y.

Tentu setelah kita menyisihkan income kita, kita akan kelola juga. Kita akan mengelolanya dengan menggunakan rekening-rekening keluarga sesuai kebutuhan keluarga untuk jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Setiap keluarga pasti memiliki rencana keuangan.

Contohnya rencana jangka panjang, yaitu biaya kuliah anak-anak dan untuk masa pensiun. Income yang kita miliki kita kelola dengan baik di dalam rekening. Rekening ini tempat uang yang kita miliki, tentunya kita tempatkan di bank, agar aman dari pencurian.

Uang yang kita miliki di bank ini berfungsi untuk pengeluaran rutin setiap hari, seperti kebutuhan rumah tangga, bayar air, listrik, makan, dan kebutuhan lainnya.

Selain untuk kebutuhan sehari-hari fungsi kedua dari rekening ini juga untuk dana darurat. Setidaknya bagi yang berkeluarga agar aman, dapat menyimpan 6 sampai 12 kali pengeluaran di dalam rekening.

Dana darurat ini kita pakai saat kondisi keuangan kita darurat, contohnya  di PHK. Kalau kita memiliki 6 bulan pengeluran di dalam rekening setidaknya kondisi keuangan keluarga masih aman selama enam bulan, karena bagaimanapun pengeluaran rutin harus dikeluarkan juga, masa tidak makan karena di PHK.

Nah, dana darurat yang kita simpan di rekening itulah yang kita pergunakan hingga kondisi keuangan keluarga stabil kembali.

Jikalau dana darurat kita sudah cukup menurut ukuran kita, kita dapat mengelolanya ke rekening kedua yaitu investasi. Banyak orang saat ini berinvestasi untuk kebutuhan masa pensiun dan juga pendidikan anak. Investasi yang disukai orang saat ini berupa, logam mulia, tanah, property dan berbagai jenis investasi yang lain. Agar investasi dan tabungan kita tidak habis saat kondisi resiko terjadi kita membutuhkan rekening proteksi.

Rekening Proteksi ini dapat memproteksi biaya kehidupan kita saat terjadi resiko sakit penyakit dan resiko kepastian atau meninggal dunia. Karena saat pencari income meninggal dunia, maka incomenya juga ikut bersamanya jikalau si pencari income tidak mempunyai proteksi. Bagaimana kehidupan orang yang bergantung dengan incomenya?, karena itu marilah kita bijak mengelola keuangan yang sudah diberikan oleh Tuhan kepada kita. 

Sudahkah kita mengelola keuangan kita dengan baik?  Kiranya tips ini bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun