Masyarakat kita yang dicirikan oleh para pengamat sebagai masyarakat yang mengedapan emosi daripada nalar perlu didorong dan dibentuk kualitas kognitas sosialnya. Bila tidak benturan keberagaman akan meletuskan perpecahan yang tak berujung.Â
Panggung politik bertugas untuk ini. Dari agora politik para kandidat tidak lagi berargumentasi dan beropini lepas dan liar. Â Tetapi berargumentasi dengan fakta dan realitas hidup kebangsaan kita dan kemudian memberi solusi jitu terhadap permasalahan kebangsaan sebagaimana yang menjadi tema debat putaran pertama yaitu hukum, HAM, korupsi dan terorisme.Â
Tema debat ini menyentuh sekali dengan keutuhan dan kedaulatan bangsa kita tercinta ini. Mestinya kedua paslon perlu seefektif mungkin menyampaikan visi misi dan program mereka kepada publik, karena keempat tema ini menentukan harga mati dan keberlanjutan bangsa ini.Â
Bagi petahana misalnya perlu menjelaskan apa kendala dan persoalan dasar persoalan HAM, Â hukum, Â korupsi dan terorisme dan bagaimana program yang sudah dijalankan selama ini efektif atau tidak, bila memang memperkuat maka sertakan pula program unggulan untuk menanggapi permasalahan kebangsaan.
Demikian juga bagi lawan petahana, kubu Prabowo harus mampu membaca dengan teliti permasalah yang luput dari program petahana selama ini. Tentu saja perlu menyajikan datanya dengan baik. Lalu memberikan program untuk menjawab dan memperbaikinya.Â
Semoga debat putaran berikutnya kedua calon mampu mencerahkan nalar publik dan menjabarkan visi misi kepemimpinan mereka masing-masing.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H