Identitas Buku
Judul Buku    :      Cantik Itu Luka
Pengarang    :      Eka Kurniawan
Tebal Buku   :      479
Penerbit      :      PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit  :      2015
Ringkasan BukuÂ
Eka Kurniawa merupakan alumnus Fakultas Filsafat UGM. Cantik itu luka merupakan novel pertama yang menjadi karya Eka, setelah sebelumnya menulis buku Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis.Cantik itu luka merupakan novel beraliran realisme magis yang berlatar sejarah perjuangan pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan bangsa Indonesia. Buku ini menguak perempuan yang dijadikan objek seksual bagi laki-laki. Sampai saat ini buku cantik itu luka sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa seperti Jepang, Inggris, dan Malaysia.
Tokoh utama dalam novel pertama Eka Kurniawan ini adalah seorang perempuan yang memiliki darah campuran Indonesia dan Belanda yang lahir pada masa penjajahan Belanda di Indonesia bernama Dewi Ayu. Dewi Ayu merupakan anak dari hasil perkawinan inses antara Henri Stammler dan Aneu Stammler yang merupakan pasangan satu ayah beda ibu.Â
Henri Stammler lahir dari pasangan Belanda Ted Stammler dan Marietje Stammler sedangkan Aneu Stammler merupakan hasil dari Ted Stammler dan wanita Indonesia yang saat itu dijadikan gundik oleh Ted Stammler bernama Mak Iyang. Perkawinan inses ini membuat ayah dan ibu Dewi Ayu pergi meninggalkan rumah, serta menitipkan dewi ayu pada Ted Stammler dan Marietje Stammler. Latar tempat dari novel ini yaitu Kota Halimunda merupakaan kota fiksi ciptaan Eka Kurnkiawan.
Dewi Ayu dianugrahi kecantikan dan kedewasaan berpikir diatas wanita seumurannya, hal ini membuat Dewi Ayu sangat menonjol dalam berbagai hal. Keputusan pertama yang membuat orang-orang terkejut adalah keputusan Dewi Ayu ingin menikahi Mak Gendik yang merupakan lelaki tua sebatang kara.Â
Keputusan ini dilatarbelakangi karena Mak Gendik tidak lain adalah kekasih hati dari Mak Iyang yang merupakan nenek dari ibu Dewi Ayu sendiri. Hal ini dilakukan karena Dewi Ayu  ingin mencoba mengobati sakit hati dari Mak Gendik yang dilukai oleh kakeknya sendiri, ternyata kecantikan Dewi Ayu tidak mampu membuat Mak Gendik melupakan Mak Iyang. Justru Mak Gendik menyimpan dendam kepada keturunan Dewi Ayu dengan cara yang tidak pernah Dewi Ayu bayangkan sebelumnya.
Setelah melalui berbagai masa kehidupan yang cukup kelam, sehingga membuat Dewi Ayu seakan ditakdirkan menjadi seorang pelacur di tempat Mama Kalong. Karena keistimewaannya membuat Dewi Ayu sangat populer, tidak hanya ditempat pelacuran akan tetapi di Halimunda pada umunya.Â
Dari hasil pekerjaannya sebagai pelacur, Dewi Ayu mendapat empat orang putri. Ketiga putrinya sangat cantik dan mempersona seperti halnya Dewi Ayu masing-masing bernama Alamanda,Adinda dan Maya Dewi. Sedangkan putri yang keempat memiliki bentuk fisik yang seakan menjadi kutukan. Kutukan yang sebenarnya berasal dari doa Dewi Ayu sendiri. Nama anak bungsunya yaitu Si Cantik, nama yang sangat kontras dengan keadaan fisiknya yang sangat buruk rupa membuat siapapun yang melihatnya seakan tidak percaya bahwa itu adalah manusia.
Setelah Dewi Ayu Meninggal beberapa hari setelah melahirkan anak bungsunya, cerita dalam novel menjadi kisah perjalanan kehidupan dari anak-anak serta cucu dari Dewi Ayu.Â
Masing-masing dari anak-anak Dewi Ayu menikah, kecuali Si Cantik. Alamanda si sulung menikahi pimpinan rayon militer Halimunda pada saat itu yaitu Sang Sodancho, Adinda menikahi pimpinan komunis Halimunda yaitu kamerad Kliwon sedangkan Maya Dewi menikahi  preman penguasa Halimunda bernama Maman Gendeng. Masing-masing dari meraka mempunyai satu anak yaitu Nurul Aini, Rengganis Si Cantik dan Krisan. Kutukan dari arwah Mak Gendik menjadi malapetaka bagi keluarga keturunan Dewi Ayu. Kemalangan ini dimulai dengan hamilnya Rengganis Si Cantik yang awalnya dikatakan dihamili oleh seekor anjing.Â
Berbagai tindakan dari Krisan yang menjadi penyebab terjadinya berbagai kemalangan, Krisanlah yang menghamili Rengganis Si Cantik, Kemudian membunuh Rangganis Si Cantik, Mengambil mayat Nurul Aini, dan bersetubuh dengan bibinya sendiri yaitu Si Cantik. Kemalangan ini tidak lain juga merupakan kutukan dari Mak Gending terhadap keturunan Dewi Ayu agar merasakan kehilangan orang tersayang sebagaimana Mak Gendik kehilangan Mak Iyang.
Kehilangan inilah yang dirasakan oleh Alamanda, Adinda dan Maya Dewi yang kehilangan suami dan anak-anaknya, serta Si Cantik yang kehilangan pangeran yang tidak lain adalah Krisan yang merupakan keponakannya sendiri.
Kelebihan:
Pengenalan kondisi sejarah pra dan pasca kemerdeakaan serta kondisi sosial pada zaman itu dari cara pandang yang berbeda merupakan sebuah kelebihan utama dari buku ini, seperti cerita masa kedudukan Belanda dan Jepang di Indonesia serta keadaan saat masa Partai Komunis menjadi salah satu kekuatan politik yang mendominasi di Indonesia. Selain itu pengenalan tokoh yang sangat detail diperlihatkan oleh penulis menjadi sebuah nilai lebih untuk memahami cerita lebih mendalam.
Kekurangan : Â Â Â Â Â Â
- Kejadian yang sulit untuk diterima secara logis, semisal kejadian Krisan yang menyetubuhi Si Cantik dan tidak terlihat oleh orang lain.
- Bahasa yang digunakan dalam novel ini terkesan sangat vulgar
- Kejadian yang terkesan membuat kita merasa merinding,seperti berbagai penggambaran kejadian seks yang mengandung unsur kejahatan. Serta kejadian kematian yang sangat mengerikan.
Kutipan Buku:
"Seperti penjahat, orang-orang malang juga susah mati"
"Mati itu menyenangkan, itulah yang membuat orang-orang tidak lagi kembali"
"Menolak sesuatu yang tidak bisa ditolak adalah hal paling menyakitkan dari apapun"
"Cinta telah memberikannya dorongan yang tidak diberikan oleh apapun"
"Semua perempuan itu pelacur, sebab seorang istri baik-baik pun menjual kemaluannya demi mas kawin, dan uang belanja atau cinta jika itu ada"
"Jangan pernah berniat mati untuk dilupakan"
"Bukan urusan manusia memikirkan tuhan itu ada atau tidak, terurtama jika kau tau didepanmu manusia satu menginjak manusia yang lain"
"Dunia adalah neraka dan menjadi tugas kita untuk menciptakan surga"
"Pergilah mencari orang yang lebih malang darimu, mungkin dengan cara itu kau akan sedikit berbagaia"
"Cinta itu seperti iblis,lebih sering menakutkan dari pada membahagiakan"
"Tidak ada penyakit yang serius, jika tau bagaimana cara mengobatinya"
"Aku orang sial yang kesepian didunia yang hiruk-pikuk ini"
"Ia sebenarnya waras bukan main, yang gila adalah dunia yang dihadapinya"
"Patah hati karena kekasih yang cantik?Ha Ha Ha. Kuberi kau saran Nak,carilah kekasih yang buruk rupa. Mereka cenderung tidak akan membuatmu terluka"
"Sebab kenapa selalu sulit untuk dijawab"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H