Temaram tertatih ke puncak
Raung roda berputar lalu-lalang
Menuju asa
Menuju kedepan
Temaram bersanding
Merekat semakin erat
Menerawang awan berjalan
Setia menuju tujuan
Simpuhku menuntun jari
Simpuhku mengatur bait-bait kosong
Simpuhku tak beranjak
Simpuhku terus berlalu
Satu, dua ... seratus ... Dua ratus ...
Roda-roda berlalu
Bangku usang tanpa teriakan
Menunggu awan sampai tujuan
Seribu sembilan ratus tujuh puluh empat
Roda-roda itu tercatat
Angin temaram berbau keringat
Semakin nampak awan mendekat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H