Perjalanan Menantang di Antara Dua Kutub

Jadi, buku ini mengungkap cara dan rahasia pemulihan bipolar saya.

Kolaborasi dengan Seniman Bipolar

Di buku ini, saya juga mengajak teman-teman penyintas bipolar untuk berkolaborasi. Dsain sampul buku ini dibuat oleh Anto SG (Agus Sugianto), penyintas bipolar dan aktivis kesehetan mental yang sekarang bekerja sebagai asisten peneliti di Pusat Kesehatan Mental Masyarakat, Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada (UGM).

Dsain Sampul Buku "2 KUTUB" dibuat oleh Agus Sugianto (Anto SG)

Beberapa lukisan karya 4 orang seniman bipolar, saya tampilkan di buku ini.

Karya Vindy Ariela, penyintas bipolar dan seniman.

Karya Anto SG, penyintas bipolar, aktivis dan seniman

Karya Ana Husin, penyintas bipolar dan seniman

Karya Asqarini, penyintas bipolar, semiman dan penulis.

Kata Pengantar Buku ini ditulis oleh Dr. dr. Hervita Diatri, Sp.KJ (K), Head of Quality, Safety and Performance Committee RSUP. Nasional Dr. Cipto Manungkusumo, Jakarta.

 
Dr. Vita, begitu beliau biasa disapa, adalah seorang psikiater yang dikenal punya kepedulian tinggi dan dekat dengan para penyintas bipolar. Beliau rajin turun ke lapangan membantu memberikan edukasi dan pemahaman kepada para penyandang gangguan jiwa khususnya penyandang bipolar.

Berikut kutifan kata pengantarnya:

Proses penulisan buku ini yang runut, dengan pemilihan kata dan kalimat yang mudah dipahami, kemampuan untuk menggambarkan situasi secara mengalir, mampu membawa pembaca untuk larut dalam cerita, merasakan emosi, sambil menimba pengetahuan.

Buku ini memperkenalkan kepada saya pentingnya sebuah pemahaman akan arti "berjuang" melawan hasrat diri untuk terpuruk dan mencoba bangkit meraih hidup yang lebih baik sebagai manusia dewasa.

Penulis dengan semua pengalaman hidupnya, membagikan dengan cuma-cuma semua filosofi yang dapat diambil dari proses naik turunnya perjalanan dan perjuangan hidup Beliau dengan maupun tanpa gangguan bipolar.

Berfokus pada kekuatan diri, hobi, bakat, kreatif, penghargaan terhadap semua energi positif yang ada di sekitarnya, menunjukkan bahwa gangguan bipolar dapat diatasi bila kita "berdiri di atas" gangguan tersebut, berkuasa atas apa yang dipikir, dirasa, dan akan diperbuat, menjadikan diri sebagai fokus yang lebih besar dibandingkan gangguan yang dialami.