Yang saya jadikan tolok ukur adalah pola makan orang desa seangkatan ayah saya ke atas (ayah, kakek, buyut dst). Kenapa? Kerana pola makan orang desa seangkatan saya sempai saat ini sudah tidak alami lagi, karena ke desa sudah banyak masuk makanan dan minuman instan. Bukan hanya makanan dan minuman instan, buah impor sudah banyak masuk ke pelosok-pelosok desa.
Orang desa seangkatan ayah saya, selanjutnya saya sebut "orang desa jadul" pola makan-minumnya memang masih alami.
Begitu juga minuman, mereka menanam dan mengolah sendiri kopi untuk mereka minum, pemanisnya pake gula aren yang diolah dengan cara tradisional. Hampir semua makanan dan minuman yang dikonsumsi orang desa jadul, sehat, alami dan bersih dari bahan-bahan kimia sintetis.
Â
(2). Menggunakan Ramuan Herbal untuk Obati Sakit Ringan
Ketika orang desa mengalami sakit ringan, kami menggunakan bahan-bahan dari tumbuhan yang ada di sekitar kita. Sekedar contoh, jika anak panas, dikompres pake rendaman pucuk daun randu (kapas), jika diare minum perasan pucuk daun jambu batu. Untuk menjaga kesehatan mata, orang desa menggunakan air dari pucuk ranting bambu untuk tetes mata dan banyak lagi bahan ramuan herbal alami lainnya.
Orang desa ketika sakit tidak memasukan zat-zat yang mengandung toksin dan bahan-bahan kimia ke dalam tubuhnya seperti obat-obat kimia sintetis. Jadi untuk jangka panjang orang desa lebih sehat dan bugar, karena tubuhnya relatif bersih dari toksin.
(3). Aktif Bergerak dan Rajin Bekerja
Kami sudah terbiasa jalan kaki kemana-mana. Pagi hari kami berjalan kaki, memikul pupuk kandang atau sampah rumah tangga ke kebun atau sawah. Orang desa rajin bekerja di kebun atau di sawah seharian. Sore harinya kami pulang berjalan kaki dengan memikul kayu bakar untuk masak di rumah. Aktivitas itu rutin dilakukan setiap hari. Aktivitas keseharian orang desa seperti olah raga yang bisa membuat peredaran darah lancar, otot lentur dan tubuh selalu sehat.