Mohon tunggu...
Tarjum Sahmad
Tarjum Sahmad Mohon Tunggu... Administrasi - Sambil bekerja, menekuni dunia marketing dan jalani hoby menulis.

Suka sekali menulis di blog dan media online. Blog pribadi: Curhatkita.com Blog Kesehatan: Sentradetox.com. Akun Facebook: Tarjum Sahmad. WA: 0896-3661-3462 - Call/SMS: 0823-2066-8173. Menulis buku psikologi, bisnis & novel.

Selanjutnya

Tutup

Money

Perjalanan Seorang Networker

8 April 2015   13:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:23 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_359747" align="aligncenter" width="566" caption="Foto: kaskus.co.id"][/caption]

Sebelumnya saya perkenalkan diri, saya adalah seorang networker, bisa juga disebut pelaku (bukan pengamat) bisnis jaringan atau Multi Level Marketing (MLM). Saya sudah menjalani bisnis ini selama 8 tahun di 8 bisnis MLM yang berbeda dan saya masih aktif sampai saat ini.

Namun, saya tak akan mempromosikan perusahaan atau produk MLM tertentu di sini. Saya hanya ingin berbagi pengalaman, pemahaman dan strategi bisnis jaringan atau MLM.

Dari 8 MLM yang pernah saya jalani, hanya 5 sebenarnya yang fokus saya jalankan. Kelimanya termasuk MLM besar, ternama dan sudah lama berdiri.

Dari kelima MLM ternama itu, hanya satu yang membuat saya terkesan, karena system pendidikannya yang sangat bagus. Di MLM inilah karakter networker saya dibentuk dan ditempa. Di sinilah saya memahami dasar-dasar bisnis jaringan. Klo gak salah, Master MLM Online, Raja Afrialdho pernah di gembleng di MLM ini.

Dua tahun (2006-2008) saya belajar dan ditempa skill dan mental oleh para master networker di MLM di sini.  Saya berhenti dari dunia MLM selama 3 tahun (2008 – 2011). Sebenarnya saya tak sengaja berhenti, namu suatu kejadian tak terduga memaksa saya berhenti di dunia MLM. Pertengahan Juni 2008, sore hari menjelang magrib, motor saya yang diparkir di halaman depan rumah raib digondol maling, tanpa ada jejak sama sekali. Siang harinya saya baru saja mengundurkan diri dari pekerjaan yang sudah saya jalani selama 13 tahun di sebuah perusahaan peternakan. Saya mundur karena ada pihak lain yang memojokkan dan menjadikan saya kambing hitam atas suatu masalah.

Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga. Hanya dalam hitungan jam, saya berhenti bekerja dan sepeda motor hilang. Padahal di tabungan uang hanya cukup untuk satu bulan saja. Saya masih ingat dan tak akan pernah lupa, waktu itu ketika uang saya sudah semakin menipis dan hanya cukup untuk satu atau dua hari, saya mencari pinjaman ke saudara hanya untuk makan sehari-hari.

Namun, sebagai kepala keluarga saya tak bisa berdiam diri dan meratapi nasib, saya harus bekerja dan mendapatkan uang untuk member nafkah istri dan anak saya. Untuk sementara saya memutuskan membantu ayah bekerja di sawah menanam sayuran. Saya menjualkan hasil kebun orang tua seperti pisang, jahe, cabe, kacang panjang dan mentimun ke bandar hasil-hasil pertanian di tetangga desa. Hasilnya lumayan, dari ayah, saya mendapat pembagian hasil dari penjualan buah-buahan dan palawija tersebut.

Setelah bisa mengumpulkan modal, Saya berniat akan merintis lagi bisnis jaringan yang sempat saya tinggalkan sementara. Karena sekarang, setelah jadi petani dan pedagang, saya punya lebih banyak waktu luang untuk menjalan bisnis jaringan.

Namun, ternyata Tuhan berkendak lain. Untuk sementara saya harus memendam keinginan menjalankan bisnis jaringan. Suatu hari, adik ipar menemui saya di sawah, member tahu bahwa pak Kades dan ketua karang taruna mencari-cari saya, katanya ada lowongan staff di sebuah pabrik garment yang lokasinya tak jauh dari rumah. Pak Kades meminta saya untuk melamar kerja di perusahaan modal asing tersebut. Saya sempat bimbang dihadapkan pada dua pilihan, antara bertani dan menjalankan bisnis jaringan dengan bekerja di pabrik. Karena pertimbangan kondisi keuangan saya yang semakin menipis, sementara dari hasil bertani masih sangat kecil, akhirnya saya memutuskan untuk mencoba bekerja di pabrik. Waktu itu saya berpikir, kalau ternyata tak cocok kerja di pabrik, saya akan mengundurkan diri.

Dari niat awalnya hanya coba-coba, ternyata saya merasa nyaman juga kerja di pabrik. Tak terasa, sudah bekerja di pabrik hampir 3 tahun (2011). Saya kembali ke zona nyaman sebagai karyawan pabrik dan menerima upah setiap bulan.

Suatu hari, awal tahun 2011 saya kedatangan tamu, seorang teman mantan leader di MLM yang sama sebelumnya, namun beda jaringan, sebut saja namanya Joni. Joni mengajak saya aktif kembali di bisnis jaringan. Dia menawarkan MLM dengan produk HP (handphone) yang diproduksi salah satu BUMN ternama negeri ini. Jiwa networker saya terpanggil, seperti seseorang yang dibangunkan dari tidur panjang. Singkat cerita, saya menerima ajakan sang teman, saya fokus lagi jalanin MLM dan merekrut lumayan banyak member. Saat lounching ternyata system bonus yang awalnya di gembar-gemborkan, ternyata tidak berjalan, malah member diminta daftar ulang. Saya putuskan berhenti . Saya menjalani MLM yang baru lahir ini hanya sekitar 6 bulan.

Sebulan kemudian, mantan downline saya di MLM HP tersebut, datang dan mengajak saya menjalankan bisnis jaringan yang lain. Sebuah perusahaan MLM yang berasal dari Asia yang sudah berdiri lebih dari 20 tahun dengan produk-produk suplemen berkualitas. Namun entah mengapa perusahaan ini belum pernah booming seperti MLM lain yang satu generasi. MLM lama ini mengusung sistem baru, Binary tanpa tupo dengan perhitungan bonus yang lebih besar dan tanpa flash out. Ternyata system ini hanya bertahan beberapa bulan saja dan kolaps. Lalu perusahaan membuat system baru, masih tetap binary tapi ada tupo. Saya membuat saya dan tim kecewa, harga produk di mark up hampir 100% dan member lama diminta daftar ulang. Rontoklah jaringan dan saya pun hanya bertahan setahun di perusahaan MLM ini.

Mantan downline saya di MLM Asia datang, ngajak saya join di sebuah MLM yang sudah berjalan di Indonesia sekitar 6 tahun. Mantan top leader dan mentor saya di salah satu MLM ternama mendirikan support system untuk perusahaan MLM ini. Karena melihat figur dia dan janji akan mendapatkan support untuk dana operasional di awal, saya tertarik dan join di MLM ini. Saya juga melihat marketing plan nya bagus, perusahaannya juga besar dan kuat secara financial. Saya fokus lagi di MLM, prospecting, presentasi, hadiri pertemuan, training dan seminar walaupun dengan biaya yang lumayan besar .

Saking semangatnya, saya beberapa kali naik motor pulang pergi Subang-Bekasi, kadang cuaca hujan dan sering pulang dini hari. Saya dan seponsor saya sempat berpikir, kok rasanya bisnis ini berat di ongkos, support sistem malah terasa memberatkan member, sementara bonus yang didapat belum begitu besar , karena kita dianjurkan bentuk satu tim dulu di kaki pertama sebelum bangun kaki kedua.

Satu lagi muncul masalah yang sangat mengganggu, ada masalah di jaringan saya dan ketika saya minta bantuan upline (yang memang bertanggung jawab atas masalah ini) untuk menyelesaikan masalah tersebut secepatnya, sama sekali tak bisa! Malah penyelesaian masalahnya berlarut-larut dan akhirnya melebar ke mana-mana. Downline saya yang jadi korban, menjadi orang yang paling kecewa karena masalah tersebut tak kunjung teratasi.

Karena kecewa kepada upline atas masalah yang berlarut-larut tersebut, sang downline mengajak saya join di MLM lama yang sempat dia tinggalkan. Saya lihat produknya lumayan bagus dan perusahaan MLM-nya sudah bertahan 20 tahun lebih. Selama 20 tahun itu hampir tanpa ada pergantian produk dan sistem, cukup stabil walau tidak sampai booming seperti MLM lain.

Akhirnya saya join di MLM baru stock lama ini, sekalian bantu sang downline yang kecewa dengan MLM sebelumnya. Di MLM yang satu ini, saya berharap bisa focus dan bertahan lama, karena sudah capek gonta-ganti MLM.

Sampai pada suatu hari saya menemukan website bisnis milik seorang master dan mentor MLM online yang sukses. Saya pelajari sistem dan segala hal yang terkait dengan bisnisnya, lalu saya coba praktikan. Saya sangat tertarik dengan sistem, strategi, pola pembelajaran dan  komunitasnya. Akhirnya, dengan tekad bulat saya memutuskan untuk focus menekuni bisnis MLM online.

Mengapa sampai saat ini saya masih tetap bertahan di bisnis MLM? Karena saya sudah jatuh cinta dengan bisnis ini. MLM adalah cinta pertama yang sulit di lupakan.

Saya masih semangat dan bergairah menjalankan bisnis MLM sampai detik ini. Bagaimana dengan anda?

Demikianlah cerita singkat “Perjalanan Seorang Networker”.

Sumber tulisan : http://www.tarjum.com

http://www.facebook.com/tarjum

P.S. Saya senang menulis dan berbagi strategi bisnis MLM. Saya akan berbagi pengalaman  dan membantu networker dengan metode “Attraction Marketing 100% online” yang semart, efektif dan efisien. Dengan metode ini Anda tak perlu lagi mengejar prospek, tapi prospek yang akan mengajar Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun